Menceritakan tentang seorang bayi, anak miliarder yang diculik oleh musuh bisnis orang tuanya. bayi itu dibuang dan ditemukan oleh seorang pemulung di desa terpencil, dan dia juga sering dihina di sana oleh para tetangganya sampai usia dia 20tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Jangan panggil tuan, panggil aku ayah seperti putra, soal kamu tidak masak, ayah bisa makan di luar nanti." jawab pak yoga ramah.
" sekali lagi maaf yah, aku gak bermaksud untuk melawan, tapi tubuh ku sangat lelah hari ini." ucap kiran berkata jujur, karna semalam kiran menangis cukup lama, dan itu sangat menguras tenaganya.
" tidak apa nak, ayah seharunya yang meminta maaf sama kamu karna selama ini ayah tidak menegur istri ayah yang sudah semena-mena memperlakukan kamu di rumah ini, ayah juga minta maaf karna ayah juga tidak bisa mendidik dan mengajarkan putra sebagai suami yang baik untukmu." ucap pak yoga dengan nada penuh penyesalan.
" tidak yah, mereka memang benar, aku memang tidak pantas melanjutkan pernikahan ini dengan mas putra, dan. aku juga sudah merasa lelah bertahan selama ini." jawab kiran.
" tidak apa nak jika kamu lelah, kamu pantas bahagia dengan pria yang lebih baik dari putra ayah, nanti ayah akan carikan tempat tinggal buat kamu, jadi kamu jangan khawatir nanti." jawab pak yoga, kiran mendongak menatap muka keseriusan pak yoga.
" terima kasih yah, tapi aku rasa tidak perlu, itu akan menambah nyonya dan mas putra marah sama aku nanti." ucap kiran.
" tapi kamu tidak punya siapa-siapa disini nak." jawab pak yoga yang mengkhawatirkan keselamatan kiran.
" aku punya Allah yah, yang selalu melindungi aku." jawab kiran dengan senyuman.
" baiklah jika kamu tidak mau ayah antar, tapi nanti ada orang ayah yang akan mengantar kamu mencari tempat tinggal, dan kamu tidak boleh menolak untuk itu." ucap pak yoga dan memaksa kiran menerima niat baiknya.
" terima kasih yah, ayah sangat baik sama aku, aku bingung dari apa hati ayah terbuat hingga sangat sabar menghadapi nyonya." tentu kalimat terakhir kiran hanya dalam hati dia ucapkan, karna tidak mau membuat pak yoga marah.
" ya sudah ayah tinggal dulu, setelah selsai nanti kamu temui orang ayah yang di dekat luar gerbang rumah ini, nanti dia akan menyamar sebagai ojek." ucap pak yoga, kiran pun mengangguk mengerti dan tersenyum pada pak yoga.
" baik yah, terima kasih sekali lagi."
setelah menyampaikan niatnya pak yoga langsung pergi ke perusahaan, bahkan pak yoga tidak mendengarkan panggilan dari istrinya karna pak yoga masih kesal dengan ke putusan putranya.
pak yoga adalah orang baik, dia menuruni sifat kakek abdul papahnya, pak yoga tidak membela kiran karna dia tidak mau rumah tangganya sendiri akan berantakan jika bertengkar dengan istrinya.
Kembali ke kiran.
setelah selsai bersiap kiran segera keluar kamar, di depan ternyata masih ada putra dan bu mayang, kiran tidak mengindahkan keberadaan mereka, dia berjalan seolah tanpa melihat mereka..
" hufft.. baru kali ini aku merasa menjadi anak yang kurang ajar dengan orang yang lebih tua." gumam kiran setelah berada di gerbang, kiran ke pasar menggunakan ojek.
kiran tidak memiliki Hp dari dulu, karna kiran hanya membantu pak jayadi memunguti barang bekas, jangankan buat beli hape, buat beli beras saja mereka sangat susah.
setelah sampai disana, kiran yang sedang buru-buru tidak sengaja menabrak seorang wanita cantik walaupun sudah berumur 45tahun lebih.
" maaf bu saya tidak sengaja, saya sedang buru-buru." ucap kiran sambil membantu memungut belanjaan wanita itu yang tercecer di tanah.
" tidak apa-apa, biarkan saja yang sudah kotor, jangan di ambil." jawab wanita itu melarang kiran memungut belanjaan yang jatuh ditanah.
sedetik kemudian pandangan mereka bertemu, didalam hati mereka yang paling dalam mereka merasa kan kerinduan yang selama ini terpendam.
sampai tangan wanita itu reflek menyentuh pipi kiran yang tampak kusam. kiran sendiri hanya merasakan kelembutan saat tangan wanita itu mengelus pipinya.
" anak ku..!!" wanita itu memeluk kiran dengan sangat eret, entah kenapa kiran juga membalas pelukan dari wanita asing itu.
wanita itu melepaskan pelukannya dan berkata.
" apa nama kamu Kiran Dewi Perabu.?" tanyanya.
kiran kaget karna wanita tua yang masih terlihat sangat cantik itu mengetahui nama, bahkan nama lengkapnya.
" i-iya." kiran menjawab dengan sangat lirih bahkan wanita itu tidak mendengarnya, tapi dengan anggukan kiran, wanita itu mengerti dan kembali memeluk kiran,
kiran bingung karna merasa asing dengan wanita itu, jika menolak pelukan dari wanita itu kiran takut akan menyakiti hatinya karna kiran melihat jika wanita itu seperti sedang merindukan anaknya.
" maaf bu, bisa gak ibu peluknya jangan kencang-kencang aku gak bisa nafas." ucap kiran karna wanita itu memeluk dia sangat erat, sedangkan wanita itu terkekeh mendengar ucapan kiran.
" maaf sayang mamah, kelepasan sampai meluk kamu terlalu kencang." ucap wanita itu, sedangkan kiran semakin bingung, mendengar ucapan wanita itu. seperti menganggap kiran adalah anaknya.
" maaf bu tapi saya bukan anak ibu." jawab kiran.
" kamu anak mamah, mamah sangat yakin, dan ini, ini yang mamah selalu pakaikan dulu saat usia kamu masih 1bulan." ucap wanita itu sambil mengeluarkan liontin yang ada di balik baju kiran,
" maaf bu sepertinya ibu salah orang, maaf bu aku sedang buru-buru." ucap kiran mencoba menghindar, karna kiran belum siap untuk bertemu orang tuanya, jika benar ternyata yang ada di hadapannya sekarang adalah mamahnya.
" tidak sayang, kamu jangan tinggalin mamah lagi, mamah sudah sangat tersiksa selama ini, mamah merasa tidak hidup setelah kehilangan kamu." ucap wanita itu terisak, sambil menahan tangan kiran yang akan pergi.
kiran menjadi sangat bingung karna mereka sekarang menjadi menarik banyak perhatian orang disekitar.
" apa buktinya jika ibu, adalah mamah saya.?" tanya kiran.
" ayo ikut mamah ke mobil, banyak bukti disana." jawab wanita itu langsung menggandeng tangan kiran, sedangkan kiran hanya pasrah.
pak perabu yang menunggu di depan mobil sangat kaget, dengan gadis yang istrinya bawa, ya wanita yang menarik tangan kiran adalah bu anggun.
" sayang, akhirnya papah bisa ketemu kamu." pak perabu langsung memeluk kiran, dengan air matanya yang menetes. kiran hanya diam karna kiran belum memiliki bukti jika dia memang anak dari kedua orang tersebut.
" pah lepasin kiran dulu, mamah akan kasih bukti jika kiran memang putri kandung kita." ucap bu anggun, pak perabu pun melepaskan pelukannya.
" ya sudah ayo masuk kedalam." ucap pak perabu mengajak kiran masuk ke dalam mobil.
mereka masuk kedalam, dan mengambil foto-foto bayi kiran dan sebuah kalung liontin yang sama persis seperti yang sedang kiran pakai saat ini.
" mamah, papah." ucap kiran yang sudah tidak tahan untuk memeluk mereka, karna kiran sangat merindukan pelukan hangat kedua orang tua kandungnya.
kiran memeluk bu anggun dengan erat untuk melampiaskan rasa rindu yang selama ini sudah terpendam.
sedangkan pak perabu, mengelus kepala kiran dengan kasih sayang.
" kenapa mamah dan papah tidak bisa menemukan ku, apa kalian tidak berniat mencariku.?" tanya kiran disela pelukannya.
" dengerin mamah sayang." bu anggun melepas pelukan kiran dan menatap mata kiran.
" papah bahkan sudah mengutus dua ratus orang untuk mencari kamu selama 15tahun ini, karna memang keberadaan kamu yang berada didesa terpencil bahkan jarang sekali ada orang untuk pergi kesana, jadi anak buah papah tidak ada yang mencari kesana." lanjut bu anggun menjelaskan pada kiran.
" apa mamah, dan papah tau berapa menderitanya aku selama ini, tapi aku sangat bersyukur walaupun aku hidup miskin dan menderita, bapak menyayangi ku dengan sangat baik." ucap kiran merasa beruntung memiliki orang tua pengganti seperti pak jayadi.
" nanti kita kunjungi bapak yang sudah membesarkan kamu, nanti kita kasih mereka kehidupan yang layak dan lebih baik. karna sudah membesarkan dan mendidik kamu dengan baik, sebagai rasa terima kasih." jawab bu anggun.
" oh ya kamu tinggal di mana sekarang mamah ingin tau kenapa kamu bisa sampai disini." tanya bu anggun yang penasaran ke apa kiran bisa sampai di kota, karna yang mereka tahu jika kiran hidup didesa.
Bersambung...