Karya ini hanya fiksi bukan nyata. Tidak terkait dengan siapa dan apapun.
Elyra Celeste Vesellier, putri bungsu dari Kerajaan Eryndor. Lahir di tengah keretakan hubungan orang tuanya, ia selalu merasa seperti bayangan yang terabaikan.
Suatu hari, pernikahan nya dengan Pangeran dari kerajaan jauh yang miskin ditentukan. Pukulan terbesarnya saat dia mengetahui siapa gadis yang ada dihati suaminya. Namun, Elyra pantang menyerah. Dia akan membuktikan jika dialah yang pantas menjadi Ratu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Solace, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Cedric duduk disamping Sierra. Dia menggenggam tangan Sierra dengan lembut. Sesekali dia menciumi tangan istrinya itu. Sierra yang terlihat pucat dan lemas, hanya bisa membiarkan tabib istana memeriksanya.
Tabib istana berdiri dengan ekspresi tegang. Tidak yakin harus memberi laporan seperti apa pada Cedric. Ia telah memeriksa Sierra berulang kali, dan memastikan bahwa ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun.
Di ruangan itu, suasana terasa mencekam. Terutama Cedric yang tatapan nya tajam, seolah mampu menembus hati tabib. Tabib itu sedikit memiringkan kepalanya, kemudian menunduk dengan takut-takut, sebelum berkata,
"Ma-maafkan Saya, Yang Mulia", ucap tabib itu perlahan.
Tabib itu melanjutkan, "saya sudah memeriksa Lady Sierra berulang kali, Yang Mulia. Tetapi di perut Lady Sierra… tidak ada tanda-tanda kehamilan", suara tabib istana itu bergetar, rasa ketakutan nya terasa begitu kuat.
Ruangan itu seakan membeku. Sierra langsung menepis tangan Cedric dengan kasar. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya, kemudian menangis histeris.
"Ceddy... bayi kita, Ceddy. Bayi kita telah pergi!", teriak Sierra.
Cedric menarik Sierra lembut, ke dalam pelukan nya. Dia terus mengusap kepala Sierra. Berusaha menenangkan amarah istrinya yang tak terkendali.
Cedric juga merasa sedih, dia juga merasa kehilangan. Sierra adalah wanita yang paling Cedric cintai, sudah pasti dia sangat menginginkan bayi di dalam perut Sierra.
Namun, Cedric dapat memahami, perasaan seorang ibu sangat besar untuk anaknya. Jadi dia memilih untuk mengalah saat ini. Dia lebih mementingkan keselamatan dan kebahagiaan Sierra.
...****************...
"Sierra...".
Selina menatap saudaranya sedih. Dia berjalan menghampiri Sierra.
"Selina, bayiku... bayiku, Selina!", Sierra kembali menangis keras.
Selina memeluk saudaranya. Mengusap punggung Sierra dengan lembut. Dan berulangkali mengecup puncak kepala Sierra.
Melihat kondisi Sierra yang begitu kacau, membuat amarah Cedric mendidih. Dia mengepalkan tangan nya dengan kuat.
"Selina. Jaga saudaramu, aku akan segera kembali", ucap Cedric.
Selina mengangguk, dia menyeka air matanya yang mulai mengalir, "baik, Yang Mulia Pangeran Cedric. Anda tidak perlu khawatir, saya akan menjaga saudara saya dengan baik".
Cedric mengangguk sekali. Kemudian melompat turun dari ranjang dengan kasar. Setelah Cedric tidak terlihat, Selina melepaskan pelukan nya dari Sierra.
Sierra mengusap air matanya, kemudian mengeluarkan kantung dari balik gaun nya. Kantung berisi cairan bewarna merah.
"Ini sangat bau. Cepat buang ini, Selina. Aku tidak mau baunya memenuhi kamar ku", Sierra menyerahkan kantung itu dengan jijik pada Selina.
Selina mengambil kantung itu, kemudian membawanya keluar, dan menyerahkan nya pada salah satu pelayan kepercayaan nya.
Selina melangkah kembali ke dalam kamar. Dia duduk di samping Sierra, yang sudah berganti gaun. Selimut yang tadi terkena cairan itu tergeletak di lantai, menunggu pelayan Sierra untuk membersihkan nya.
"D*rah ayam itu sangat membantu bukan, Sierra?", Selina tersenyum.
Sierra bergidik, "aku tidak mau melakukan hal seperti itu lagi! Lain kali, berikan ide yang lebih baik, Selina".
Selina menyisir rambut panjang bewarna cokelat terang, milik Sierra. Menyisirnya dengan lembut, dan mengusapkan cairan perawatan rambut wangi mawar di kepala Sierra.
"Kita sedang terdesak, Sierra, hanya itu yang bisa kita lakukan. Perutmu terlalu kecil untuk usia kehamilan lima bulan. Bagaimana jika ada yang bertanya tentang hal itu?", Selina menempelkan beberapa aksesoris kepala, yang terbuat dari permata, di kepala Sierra.
Sierra terdiam sejenak, dia merasa apa yang dikatakan adiknya benar.
"Sekarang aku harus benar-benar hamil, Selina. Aku tidak bisa membiarkan Elyra hamil terlebih dahulu", Sierra menatap pantulan nya di kaca dengan bersungguh-sungguh.
Selina tersenyum lembut, "kamu adalah seorang tabib yang hebat, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan".
"Dan tidak perlu takut pada wanita itu. Aku melihat pelayan nya setiap hari membawa tonik ke kamarnya", ucap Selina.
Sebenarnya Selina sering memata-matai Lyra. Dia ingin memastikan apakah Lyra secara teratur meminum tonik itu.
Sierra tersenyum, "kamu benar. Dia tidak akan mampu mengalahkan ku".
Sierra menggenggam tangan Selina. Keduanya meyakini bahwa suatu hari nanti, kekuasaan Kerajaan Eldrath akan jatuh ke tangan mereka berdua.
...****************...
Cedric berjalan cepat menyusuri lorong istana yang megah, matanya tajam seperti elang yang telah menemukan mangsanya.
Pelayan dan penjaga istana yang melihatnya segera menyingkir, dan membungkuk. Tak berani menghadapi amarah yang jelas terpancar dari raut wajahnya.
Tujuan nya sudah jelas, kamar Lyra. Tanpa ragu, ia mendorong pintu kamar Lyra hingga terbuka dengan suara keras.
Lyra yang tengah membaca buku, tiba-tiba tersentak terkejut. Dia meletakkan bukunya, sudah tahu apa tujuan Cedric datang kemari.
"Aku tidak melakukan apapun pada Lady Sierra, dia-".
Belum sempat Lyra menyelesaikan ucapan nya, Cedric sudah melangkah cepat, berdiri di hadapan Lyra.
Tangan nya melayang ke arah Lyra.
"Cedric!", teriak seseorang dari belakang.
"Yang Mulia!", pekik Natasha.
Sebelum tangan Cedric benar-benar menyentuh Lyra, Natasha sudah berada di depan Cedric. Berusaha melindungi Lyra.
"Yang Mulia, jangan lakukan itu, saya mohon. Putri Lyra sedang mengandung".
Cedric membelalakkan matanya. Dia memandang Lyra di belakang Natasha. Istrinya itu sedang menunduk ketakutan, memejamkan mata, dan menutupi perutnya dengan kedua tangan nya.
...****************...
pabtes az d buang m kluarganya
hadeeehhh ,, gk ada perlawanan