NovelToon NovelToon
Pengobat Cinta Sang Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Pengobat Cinta Sang Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:383.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hasna_Ramarta

Letnan satu Bisma Dwipangga patah hati setelah diputuskan oleh tunangannya. Hubungannya yang sudah terjalin cukup lama itu, kandas karena sebuah alasan. Demi sebuah jenjang karier yang masih ingin digapai, dr. Jelita Permata terpaksa mengambil keputusan yang cukup berat baginya.

"Aku ingin melanjutkan studiku untuk mengejar dokter spesialis. Kalau kamu tidak sabar menunggu, lebih baik kita sudahi hubungan ini. Aku kembalikan cincin tunangan ini." Dr. Lita.

"Kita masih bisa menikah walaupun kamu melanjutkan studi menjadi Dokter spesialis, aku tidak akan mengganggu studi kamu, Lita." Lettu Bisma.

Di tengah hati yang terluka dan patah hati, Bu Sindi sang mama justru datang dan memperkenalkan seorang gadis muda yang tidak asing bagi Letnan Bisma.

"Menikahlah dengan Haura, dia gadis baik dan penurut. Tidak seperti mantan tunanganmu yang lebih mementingkan egonya sendiri." Bu Sindi.

"Apa? Haura anak angkat mama dan papa yang ayahnya dirawat karena ODGJ?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Bisma Kecelakaan

    Bisma dibantu beberapa orang untuk berdiri, kakinya terasa sangat sakit karena terkilir. Terpaksa tubuh Bisma dibaringkan di atas trotoar, lalu seorang pemilik bengkel di dekat trotoar itu, mencoba membantu Bisma. Dia memijat kaki Bisma yang terkilir.

    Ringisan kecil keluar dari bibirnya. "Tahan, ya, Mas," ujar bapak pemilik bengkel di dekat trotoar itu sembari mengurut kaki Bisma yang terkilir.

    "Akhhhhggg."

    Jeritan Bisma terdengar, rasa sakitnya benar-benar terasa ibarat sakit hati yang kini sedang Bisma rasakan.

    "Bagaimana, apakah sekarang sudah bisa dibawa jalan. Coba Masnya berdiri," ujar bapak yang mengurut kaki Bisma barusan. Bisma mencoba bangkit dibantu bapak-bapak yang lain yang kebetulan datang mengerubuni Bisma yang sedang diurut di atas trotoar.

    Bisma berhasil berdiri dan bisa berjalan, meskipun terlihat sedikit pincang. Karena bekas terkilir itu masih menyisakan rasa sakit meskipun tidak seperti tadi sebelum diurut bapak pemilik bengkel.

    "Alhamdulillah, sekarang Mas bisa berjalan. Lalu bagaimana dengan motornya, apakah sekalian saja saya benerin di sini?" tawar bapak yang berhasil mengurut kaki Bisma sampai kakinya bisa dibawa jalan kembali.

    "Dibenerin saja sekalian, Pak, di sini. Tapi sepertinya saya tidak bisa menunggu, biar nanti saya suruh orang untuk menunggu motor saya sampai selesai. Kira-kira kerusakan yang dialami motor saya, bisa memakan waktu berapa hari?" ujar Bisma seraya mengamati motor Haura yang body depannya ringsek.

    "Saya belum bisa memastikan berapa hari, karena saya belum melihat seperti apa kerusakannya. Bisa secepatnya atau juga bisa makan waktu sehari, tergantung kerusakannya." Bapak pemilik bengkel menjelaskan.

    "Baiklah, kalau begitu saya titip nomer Hp saya. Hubungi saya untuk perkembangan selanjutnya. Nanti beberapa saat kemudian, saya akan mendatangkan orang saya ke sini, untuk mengurus semua," tukas Bisma lagi seraya memberikan nomer Hp nya pada bapak pemilik bengkel.

    "Baiklah, Mas."

    "Kalau begitu, saya permisi dulu. Terimakasih untuk bantuannya, Pak." Bisma mengakhiri keberadaannya di trotoar depan bengkel itu. Orang-orang yang ikut mengerubunginya, kembali bubar setelah Bisma mohon diri. Bisma terpaksa mencegat ojeg yang lewat di kawasan itu untuk pulang ke rumah orang tuanya.

    "Perumahan Rajawali, Pak," beritahu Bisma seraya menduduki jok motor. Motor itu segera berlalu meninggalkan tempat itu menuju tujuan yang disebutkan Bisma tadi.

    Sepanjang jalan, Bisma masih merasakan sakit karena perih di siku kiri dan kanannya serta lutut kirinya. Belum lagi kaki yang terkilir tadi, pun masih menyisakan rasa sakit dan linu yang masih terasa.

    Tadi saat menjalankan motornya, perasaan Bisma sangat kalut. Terlebih kekalutan itu dipicu oleh kehadiran Jelita yang sengaja dihadirkan di sana oleh Mayor Erwan sang rival atau kasarnya sang perebut tunangan orang alias PENANGOR.

    Padahal Bisma sudah menegaskan, pertemuan tadi hanya dirinya dengan Mayor Erwan alias men to men. Kalau sudah melibatkan orang lain meskipun Jelita termasuk orang yang terkait dengan masalah mereka, akan tetapi Bisma tidak terima. Bisma menganggap Mayor Erwan tidak punya nyali besar untuk menemuinya seorang diri.

    "Pangkat dan jabatan saja yang lebih tinggi dariku, tapi nyalinya hanya sebatas itu," ejek Bisma tadi sepanjang menjalankan motor. Tangannya terus memainkan stang motor, tapi pikiran masih seputar kekecewaan terhadap Danki dan Jelita, sehingga insiden hampir menabrak pengendara sepeda motor yang akan menyebrang tadi terjadi.

    Bisma tidak fokus sehingga ia mengalami kejadian tadi. Untung saja dia sigap membanting stang ke kiri dan loncat dari motor, merelakan tubuhnya menimpa aspal jalan yang kasar dan sukses melukai kulit tangan dan kakinya.

    Motor ojeg itu tiba di depan rumah orang tua Bisma. Bisma turun dari motor, tidak lupa membayar ongkosnya.

    Di depan halaman rumah, belum ada mobil sang papa. Sepertinya kedua orang tua Bisma masih sibuk di tempat usahanya masing-masing.

    Bisma berjalan tergopoh ke dalam tanpa salam. Namun, suara langkah kakinya mampu terdengar oleh Haura yang saat ini sedang berada di ruang tengah. Haura segera menutup diktatnya dan merapikan buku gambar yang dipakai untuk mendesain sebuah gaun.

    Haura bangkit dan melangkah menuju ruang depan atau ruang tamu. Di sana ia menemukan Bisma berjalan terpincang-pincang menahan sakit. Luka di siku dan lutut juga kakinya, terlihat sangat jelas oleh Haura.

    Haura menghampiri Bisma, meskipun sebenarnya ia canggung dan risih, tapi naluri kemanusiaan dalam dirinya begitu besar, sehingga Haura untuk sementara mengesampingkan terlebih dahulu rasa risih dan kesal terhadap Bisma sebelumnya.

    "Kak Bisma, kenapa Kak? Kakak kecelakaan? Mana motor Haura?" Selain panik melihat keadaan Bisma sang kakak angkat, Haura tidak lupa menanyakan motor miliknya yang dia beli dari hasil bekerja paruh waktu dengan cara mencicil.

    "Tolong bawa aku ke kamar? Kenapa kamu justru sibuk menanyakan motor bututmu itu? Tidakkah kamu lihat, aku celaka gara-gara motormu itu," sentak Bisma menumpahkan perasaan sakit hati dan sakit fisik kepada Haura.

    Haura tercengang mendengar perkataan Bisma yang dinilainya keterlaluan, padahal butut-butut juga, motor itu sangat berjasa mengantar dirinya ke sana kemari dengan selamat.

    Meskipun sakit hati atas umpatan Bisma, tidak ayal Haura menghampiri dan meraih tangan Bisma untuk dibantu jalan menuju tangga.

    "Non Haura, Den Bisma, ada apa ini?" Tiba-tiba Bi Mimin datang dan kaget melihat Bisma yang dipapah oleh Haura.

    "Bi, boleh saya minta tolong? Tolong bawakan saya air hangat serta handuk kecil untuk kompres. Tidak lupa bawakan juga betadin, alkohol, kapas, plester dan kain kasa," suruh Haura pada Bi Mimin.

    Bi Mimin segera melaksanakan perintah Haura, menyiapkan apa yang diminta Haura.

    Haura kini sudah membaringkan tubuh Bisma, mengatur kepalanya di bantal. Tak ayal, wajah Haura dan Bisma harus kembali berjarak hanya beberapa senti, mengingatkan kembali peristiwa ternodanya bibir suci Haura.

    Haura segera melepaskan tangannya di leher Bisma, dia muak dengan bayangan peristiwa itu. Lebih muak lagi saat mendengar perkataan Bisma yang menyebutnya hanya anak angkat yang tidak sepadan dengan dr.Jelita. Dari rencana perjodohan dirinya dengan Bisma itulah, akhirnya Haura tahu hubungan kakak angkatnya bersama dr.Jelita kandas karena menurut yang didengarnya, Bisma diputuskan sepihak oleh dr.Jelita.

    Haura memang belum kenal dengan dr. Jelita, karena pada saat itu dirinya memang belum diperkenalkan oleh Bisma, terlebih dirinya dengan Bisma saja belum akrab dan tidak dekat.

    "Non Haura, ini semua peralatan yang Non minta tadi. Semua kumplit bersama air kompresan di baskom kecil ini." Kedatangan Bi Mimin cukup mengejutkan Haura yang tengah termenung.

    "Baik, Bi. Letakkan semua di meja itu," kata Haura seraya menunjuk ke arah meja. Bi Mimin meletakkan semua barang yang diminta Haura di meja.

    "Apakah Non Haura butuh bantuan bibi?"

    "Sepertinya tidak, Bi. Saya bisa menanganinya sendiri. Lagian ini hanya luka kecil," tukas Haura.

    "Baiklah, kalau begitu bibi tinggal dulu saja. Kalau Non Haura membutuhkan bibi, segera panggil bibi," ujar Bi Mimin seraya berlalu keluar kamar.

    Kini hanya Haura dan Bisma di kamar itu, Haura belum menyentuh Bisma. Lagi-lagi perasaan kecewa akibat ucapan Bisma kemarin terngiang kembali sehingga membuat Haura rasanya enggan mengobati Bisma seperti niat awalnya.

1
wulansari
Luar biasa, critanya cip ibu suka...
selamat berkarya yg lain sehat selalu 💪🙏
Nasir: Mksh Bunda...
total 1 replies
wulansari
wah kayaknya critanya menarik ibu mampir baca nih
elly fitriyatun
Haura Hamidun /Grin/
Nasir: Hehehe begitulah Kak...
total 1 replies
Dewi Sabriani
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak.
total 1 replies
Sulisbilavano
jangan perselingkuhn stlh nikah thor..
Nasir: Tidak ada Kak. Lanjutkan ya...
total 1 replies
mommy lala
terimakasih thoor ditunggu kisah selanjutnya....🙏🙏
Nasir: Sama2 Kak... mampir ya ke karya baru.
total 1 replies
Lita Pujiastuti
Terima kasih Thor, kisahnya berakhir damai. Jadi adem ..😊
Kadek Bella: trima kasih thoor,, tetap smangat
Nasir: Alhamdulillah...
total 2 replies
Haikal syahputra haykal
blm ap2 cerita ny udah nyesek thor.. kasian vania ny.. aplgi klu di buat suaminya balik ke mantan ny.. mewek bener dech
Nasir: Kita lihat nanti ya...
total 1 replies
Lita Pujiastuti
Baru awal saja, sudah nyeseg..😭
Khanza Via
hamil ini Haura
Nasir: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
elly fitriyatun
Suka SM alurnya...cr menulisnya dibikin paragrap JD gak suntuk bacanya
Nasir: Wahhhh.... mksh Kak... lanjut ya....
total 1 replies
Lita Pujiastuti
Tamat deh, sementar Jelita blm ada ending yang bahagia jg. Cerita Jelita hanya sebatas nyesel telah ninggalin Bisma, bikin dong Jelita sadar dg cintanya Mayor Erwan, dan akhirnya bisa nurunin ambisi karirnya dan bisa terima mayor erwan dan anaknya ...biar semua happy ...🤗🥰
Nasir: Trmksh sudah mendukung karya saya...
Lita Pujiastuti: ok....sip...😊👍
total 3 replies
Nurwana
haura jaga hatimu, biarkan Bisma duluan yang jatuh hati.
Nurwana
ya iyalah... dimana mana itu kalau sudah komitmen menikah harus saling mencintai... kalau cuman main main buat nikah...
Murni Zain
Terlalu cepat end.. pengen lbh banyak lg ☺
NURHIDA MUJUR
ku tunggu serial baja versi dewasa
Nasir: Insya Allah Kak...
total 1 replies
Rina meryati
ceritanya bagus q suka...sayang udah tamat aja...ga ada sekuelnya Thor...
Nasir: Trmksh Kak.... sekuelnya mungkin nanti dipikirkan. Tapi idenya masih bingung.
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
Tante reader nunggu novel Baja launching ya Nak...😆
berharap kk 😆🙏🏻
Mrs.Riozelino Fernandez: semoga idenya mengalir lancar kk Thor
Nasir: Sedang dipikirkan Kak... hehe diain ya...
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
selamat ya Haura Bisma...💕💕💕
Mrs.Riozelino Fernandez
euleh...euleh...itu sih mau mu Bisma 😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!