Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Kayaknya kak Axel beneran cinta deh sama kak Sofi yank." kata Flo saat dia dan suami masuk kedalam kamar mereka.
"Ya bagus dong, lagian kalau gak cinta ya mana mungkin mereka mau nikah yank, kamu itu ada-ada aja deh." sahut Andrew.
"Ya kamu taulah gimana kak Axel selama ini yank, siapa juga yang gak ragu kalau tiba-tiba dia langsung bawa cewek ke sini dan di kenalin sebagai calon istri." kata Flo. "Terus kenapa juga baru di kenalkan pas sudah kena ulti dari bunda." sambungnya. "Kan gak salah kalau jadi curiga." imbuhnya lagi dalam membenarkan pemikirannya.
"Dari perlakuan serta tatapan mata kak Axel sama kak Sofi juga gimana sikap kak Axel kalau ada kak Sofi ... sudah kelihatan banget yank." kata Andrew mengatakan apa yang dia lihat setelah dua kali bertemu Axel bersama calon istrinya, dia itu pria dewasa yang sudah memiliki istri tentu saja dia bisa melihat semua itu dari diri kakak iparnya.
"Mudah-mudahan mereka beneran berjodoh." kata Flo. "Aku gak bisa bayangin gimana kak Axel kalau misal hubungan mereka sampai kandas ... kak Axel yang belum pernah jatuh cinta pasti akan begitu terluka atau malah bisa jadi trauma." tutur Flo.
Wanita yang sudah menjadi ibu dari satu putri itu begitu menyayangi ke dua kakaknya, apalagi Axel ... kakak pertamanya yang selalu bisa di andalkan.
"Kalau menurut kamu kak Sofia itu gimana yank?" tanya Flo lagi. Andrew yang sudah berdiri di depan pintu kamar mandi pun mengurungkan niatnya dan berbalik sebentar agar bisa menatap sang istri.
"Gimana apanya?" tanya Andrew dengan sebelah alis yang terangkat. "Fisik atau apa?" tanyanya lagi.
"Ya kalau fisik gak perlu di tanya ... cantik sudah pasti." sahut Flo.
"Sepertinya baik, buktinya Ruby dekat sama dia." kata Andrew. "Naluri anak kecil itu gak bisa di bohongi loh yank." imbuhnya lagi yang membuat Flo manggut-manggut, karena apa yang di katakan suaminya itu memang benar.
❤️
Sedangkan di kamar yang berbeda ada Sofia yang malah tak bisa tidur. Kamar yang dia tempati adalah kamar Axel, kamar yang cukup besar dengan nuansa monokrom dan wangi maskulin khas yang punya kamar. Dinding kamar Axel berwarna hitam ... hitam pekat, karpet dan sofa pun juga sama, tapi lantai berwana coklat kayu dan gorden serta seprai plus bed cover berwana putih untuk menetralkan suasana kamar dan perpaduan warna-warna tersebut membuat kamar terlihat lebih elegan dan terkesan tak monoton. Wana hitam yang mendominasi kamar juga bisa membuat seseorang yang ada di dalamnya lebih rileks sehingga lebih cepat untuk tidur.
Sofia berkali-kali membolak balikan tubuhnya di ranjang king size yang dia tempati, yak hanya itu dia juga beberapa kalau berbaring, duduk, jalan mondar-mandir di sekitar ranjang.
Wanita itu memikirkan semua yang terjadi dalam hidupnya beberapa hari belakangan ini. Semuanya begitu sangat mengejutkan untuknya.
Bahkan sebentar lagi dirinya akan menikah, menikah dengan seseorang yang baru saja dia kenal.
"Kalau kami beneran nikah, bakal bahagia gak ya? Bakal langgeng gak ya? Secara aku sama dia gak saling cinta." gumam Sofia.
Melihat banyak kasus dalam rumah tangga kadang membuat Sofia takut sendiri. Takut jika dirinya tak bisa menjadi istri yang baik, takut akan mendapatkan perlukan yang tak menyenangkan ... Kdrt mungkin, takut di selingkuhi dan masih banyak lagi ... pokonya Sofia sudah overthinking duluan.
"Mungkin kalau masih ada ibu, aku gak bakal mengalami ini semua atau kalau ada ibu aku bisa cerita semua ini padanya." lirih Sofia yang kali ini matanya bahkan sudah berkaca-kaca. "Jadi kangen ibu." sambungnya lagi.
Walaupun belum merasakan bagiamana rasanya ditimang seorang ibu, tapi ikatan ibu dan anak selamanya akan tetap ada.
Tok
Tok
Tok
Saat tengah melamun, Sofia di kejutkan dengan suara ketukan pintu di kamar yang dia tempati saat ini. Dengan langkah yakin, wanita itu pun berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Cklek
"Tante." sapa Sofia pada wanita paruh baya yang tersenyum manis di depannya.
"Bunda, panggil bunda sayang sama kayak Axel ... tolong di biasakan ya." pinta bunda Meyva. "Ini bunda bawakan pakaian untuk kamu pakai malam ini dan juga untuk besok berangkat ke sekolah." kata bunda Meyva menyerahkan beberapa paperbag yang dia bawa kepada Sofia.
"Sofia malah jadi ngerepotin bunda, padahal Sofia bisa tidur pakai ini aja dan besok juga bisa mampir di ruang dulu buat ganti." kata Sofia yang tak enak hati karena malah jadi merepotkan.
"Gak repot kok sayang." sahut bunda Meyva. "Kamu gak bakal nyaman kalau tidur pakai pakaian kamu itu dan dari pada besok kamu jadi buru-buru berangkatnya ya lebih baik bunda siapin aja sekalian pakaiannya." sambungnya lagi.
"Terimakasih ya bunda, bunda baik bangat sama Sofi." ucap Sofia. "Terimakasih juga sudah mau terima Sofi buat masuk menjadi bagian keluarga ini." ucapnya lagi.
"Harusnya bunda yang berterimakasih sama kamu, terimakasih karena kamu sudah mau terima anak bunda yang tua dan dingin itu." kata bunda Meyva di sertai senyuman yang membuat Sofia jadi ikut tersenyum juga.
"Bunda, em ... " kata Sofia dengan ragu-ragu membuat bunda Meyva mengerutkan keningnya menunggu kelanjutan dari perkataan Sofia.
"Ada apa sayang?" tanya bunda Meyva karena Sofia tak kunjung bicara.
"Em bunda, apa boleh Sofia peluk." lirihnya dengan mata yang terpejam dan kepala tertunduk karena takut mendapatkan penolakan. Tapi perkataan Sofia itu malah membuat bunda Meyva kembali tersenyum.
"Tentu saja boleh sayang, ayo sini ..." kata bunda Meyva dengan merentangkan kedua tangannya pertanda siap untuk menyambut pelukan dari Sofia.
Mendengar jawaban dari bunda Meyva, kepala Sofia langsung terangkat dan matanya pun kembali berembun. Sofia pun berhambur ke pelukan bunda Meyva.
"Ya Tuhan, beginikah rasanya pelukan sama ibu? apakah rasanya akan sama seperti ini?" tanya Sofia dalam hati. Air mata yang sejak tadi dia tahan pun akhirnya tumpah juga.
"Kamu kangen sama ibu kamu ya?" tanya bunda Meyva yang hanya bisa di jawab dengan anggukan kepala oleh Sofia. "Setiap kamu kangen ibu, kamu bisa peluk bunda ... kapan saja." sambungnya lagi.
Meyva yang notabene dulu nasibnya hampir sama dengan Sofia pun tau bagaimana perasaan gadis itu. Ya bunda Meyva sudah di beri tau oleh ayah Dave siapa Sofia, seperti yang Axel katakan pada ayahnya.
Axel yang sudah ada di sana sejak kedua wanita yang di cintainya itu saling berpelukan hanya bisa diam, dengan bersandar di dinding dan tangan bersedekap dada serta pandangan fokus ke depan mengamati Sofia dan bunda Meyva. Jujur ada perasan bahagia sekaligus lega dalam hatinya, karena sang bunda mau menerima Sofia sebagi calon menantunya.
next, semangatt thorr
cerita bagus ..