Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun sosok cantik dan elegan, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menentukan Tanggal
Beberapa hari kemudian sudah berlalu. Hari ini adalah hari dimana Virsha akan membawa calon istrinya ke hadapan Samuel, kakeknya. Setelah sepekan yang lalu, ia mendapatkan perintah dari kakeknya itu.
"Virsha, lo udah ada orang buat dibawa ke hadapan paman buyut?" tanya Agung ke Virsha di dalam mobil
"Ada dong" jawab Virsha kegirangan
"Siapa bro, ada antrian cewek yang lo acc?" tanya Agung penasaran
"Lihat saja nanti"
Dalam perjalanan untuk makan siang, mereka melewati sebuah mall. Virsha teringat kalau mungkin saja Seyra membutuhkan baju bagus untuk nanti malam, dan berniat membelikan Seyra sebuah gaun. Ia menyuruh Agung untuk mampir ke mall itu, sekalian makan siang disana.
"Gung kita makan siang disana aja" titah Virsha menunjuk ke arah mall
Agung pun menuruti titah Virsha, dia putar balik ke mall yang dimaksud Virsha. Kini Virsha masuk ke dalam mall itu, dengan Agung yang mengekor di belakangnya.
"Gung gue kesitu dulu ya, lo duluan aja ke restoran mall" Virsha berlalu pergi ke toko pakaian wanita yang ada di sudut mall sana, dan Agung hanya melihatnya heran sikap Virsha seperti itu
Virsha masuk ke dalam salah satu toko pakaian wanita yang ada di mall. Disana banyak sekali berbagai macam jenis pakaian yang sering dipakai oleh wanita zaman sekarang. Virsha menyusuri setiap sudut toko itu, hingga langkahnya terhenti dan langsung tertarik dengan midi dress yang ada di hadapannya. Virsha merasa kalau dress itu cocok kalau di pakai oleh seyra.
"Cantik sekali" batin Virsha, membayangkan jika Seyra yang memakainya
Setelah membeli baju itu dan keluar dari toko, ia beralih ke toko sebelah, yaitu toko sepatu. Lagi-lagi mata Virsha langsung tertuju ke sepatu hak tinggi warna putih, cocok dipadukan dengan midi dress yang tadi dibelinya.
Virsha kini berjalan membawa dua buah paper bag, yang satu berisi midi dress dan yang satunya lagi berisi sepatu hak tinggi untuk Seyra.
"Wiii belanja-belanjanya gak ngajak ni bro" sindir Agung, sedang menunggu pesanan
"Nanti lo ke Kafe Joy ya, kasi ini ke Seyra!" seru Virsha menyodorkan dua buah paper bag itu di meja depan Agung
"Oalah Seyra toh" cemooh Agung dengan nada meledek Virsha
Virsha tidak menyangkal hal itu, dia hanya mengulum senyum ketika mendengar ucapan Agung dengan nada yang mengejeknya.
...***...
Sore sudah mulai tenggelam, sebentar lagi gelap malam akan menghampiri. Seyra masih terlihat melayani pelanggan, berlari kesana kemari.
"Sey, sini!" panggil Joya dari dapur
Seyra yang mendengar panggilan dari Joya, bergegas menghampirinya ke dapur.
"Biar gue aja yang lanjutin, lo sekarang ada janji kan?" tanya Joya, mengambil nampan yang dipegang Seyra
"Janji?" tanya Seyra lagi mengerutkan dahinya. Seyra memang punya janji sama Virsha, tapi dia tidak tahu kapan hari tepatnya. Dalam kebingungannya, tiba-tiba ada pesan masuk dari Virsha
"Malam ini saya jemput"
Seyra membulatkan penuh matanya saat melihat pesan itu. Ternyata malam pertemuan dengan kakek Virsha, berlangsung hari ini.
"Mampus gue Jo" Seyra panik setengah mati, karena ia belum sempat menyiapkan apa-apa untuk malam ini. Walaupun hanya bohongan, tapi dia harus profesional dengan aksinya itu. Dia berlari menuju kamarnya di lantai dua, saat membuka pintu, diatas kasurnya terlihat 2 paper bag.
…Tadi siang, setelah Virsha dan Agung selesai makan, Agung langsung mampir ke Kafe Joy. Sesampainya disana, yang menyambut Agung adalah Joya. Karena saat itu, Seyra sedang pergi membeli bahan untuk menu kafe. 2 buah paper bag itu di terima oleh Joya, dan Agung sudah memberi tahu Joya kalau paper bag itu milik Seyra. Joya yang mengangguk paham, diam-diam menyimpan paper bag itu di kamar Seyra.…
Seyra membuka paper bag itu, dan didalamnya ada sebuah midi dress dan sepatu berwarna putih. Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap.
Di depan kafe, sudah ada mobil Virsha. Penampilan Virsha malam ini terlihat semakin tampan dan gagah, dengan balutan kemeja dan jas hitam dipadukan dengan dasi putih, tidak lupa dengan celana panjang hitam. Sedangkan Seyra yang kini keluar dari kafe, malam ini terlihat semakin cantik dan menarik, dengan balutan midi dress putih panjangnya sekitar lutut, lengannya pendek elegan, potongan yang pas dibadannya menonjolkan bentuk tubuhnya yang indah, tak lupa dengan sepatu hak tinggi warna putih.
"Selamat malam, nyonya Seyra" sapa Virsha yang kini berdiri di depan pintu mobil, bersiap untuk membukakan pintu untuknya
"Selamat malam juga, Virsha Andra" sambung Seyra yang mulai berjalan ke arahnya
Mereka kini sudah masuk ke dalam mobil. Virsha bersiap untuk melajukan mobilnya ke rumah Samuel, kakeknya.
"Sudah siap dengan permainan drama malam ini?" tanya Virsha mengangkat sebelah alisnya
"Tentu saja, gue selalu siap dalam menjalankan misi kehidupan" sahut Seyra dengan nada menyombongkan diri ke Virsha
Virsha mengembangkan senyumnya mendengar kesombongan seyra. Tidak dapat dipungkiri, Seyrs memang semenarik itu di mata Virsha.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menitan, kini mereka sudah sampai di Samuel House. Saat memasuki rumah mewah itu, Samuel sudah duduk di sofa ruang tamu menunggu kedatangan mereka. Samuel memang sangan antusias menyambut calon istri dari cucunya itu.
"Selamat malam kakek" sapa Virsha melihat kakeknya
"Selamat malam cucu-cucuku" sambung Samuel dengan nada sumringah bahagia
"Malam kakek, kenalin saya Seyra" Seyra meperkenalkan diri ke Samuel, menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat
"Nama yang cantik" sahut Samuel
"Saya Samuel, kakeknya Virsha" sambungnya
Tak lama dari itu, Samuel langung mengajak Virsha dan Seyra untuk makan malam. Jamuan-jamuan makan malam, satu-persatu dihidangkan oleh para pelayan. Setelah semuanya selesai dibidangkan, Samuel mempersilahkan Seyra untuk langsung saja menyantap makan malam itu, begitu pun dengan Virsha. Dan mereka bertiga kini mulai menikmati makan malam yang sudah disediakan.
"Bagaimana nak Seyra, sudah siap menikah dengan cucu saya?" tanya Samuel kepada Seyra di sela-sela makan malam mereka.
Samuel yang tidak menormalisasikan berbicara saat sedang makan, kini mendadak melanggar aturannya sendiri.
Mendengar pertanyaan itu, Seyra langsung tersedak makanan yang sedang ia santap, tiba-tiba tidak bisa menelan karena saking kagetnya.
"Maksudnya apa ya kek?" tanya Seyra setelah berusaha untuk minum
"Iya, menikah!" tegas Samuel lagi
"Kalau kalian belum menentukan tanggalnya, biar kakek saja yang tentuin sendiri" sambungnya lagi, membuat Seyra melotot ke arah Virsha
"Kek, masih satu bulan lagi--" jelas Virsha
"Lusa" Samuel memotong penjelasan dari Virsha. Membuat mereka terkejut mendengarnya.
Virsha dan Seyra melirik satu sama lain, Seyra yang bertanya-tanya dengan lirikan tajam matanya dan Virsha yang berusaha menenangkan kepanikan Seyra dengan lirikannya. Keduanya sama-sama tidak tahu apa-apa, Virsha yang hanya disuruh untuk membawa calon istri dan Seyra yang disuruh berpura-pura menjadi calon istri Seyra. Tapi, kini tiba-tiba Samuel dengan sepihak menentukan tanggal pernikahan mereka.