Dikehidupan pertamanya, dia adalah seorang teroris yang paling kejam, dan terus diburu oleh pihak kepolisian diseluruh dunia. Tangannya telah merenggut ribuan nyawa orang yang tak berdosa.
Namun petualangannya berakhir saat pesawat yang dia tumpangi terbang menukik dari ketinggian jelajah 35.000 kaki.
Siapa yang menyangka, jika jiwanya akan masuk kedalam tubuh seorang permaisuri yang lemah dan juga buruk rupa. Sanggupkah dia mengubah kehidupan malang yang dialami oleh pemilik tubuh yang ditempatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 07
Lin Mengyu langsung berubah pucat saat mengetahui jika yang berada di hadapannya kali ini adalah permaisuri Huang Yue Li yang terkenal buruk rupa dan pengecut, namun dia merasa jika rumor itu tidaklah benar.
Bagaimana mungkin seorang permaisuri yang berani bertindak sebegitu kejam, kepada para prajurit dari kekaisaran macan putih bisa disebut seorang pengecut? sedangkan saat ini bahkan 30 orang prajurit yang dia bawa telah mati di tangan seorang pelayan milik permaisuri Huang Yue Li.
Lin Mengyu mendengus, namun dia tak mau menurunkan gengsi dan juga sikap sombongnya di hadapan Huang Yue Li, apalagi saat ini banyak sekali rakyat yang melihat kejadian itu. dia pun mengangkat tangan dan menunjuk wajah Huang Yue Li.
"Sebentar lagi posisi permaisuri kekaisaran Feniks emas akan menjadi milikku! Kau lihat saja, permaisuri buruk rupa sepertimu tak pantas berada di sisi Kaisar Yu Qing San." ucap Lin Mengyu.
Huang Yue Li hanya melengkungkan senyuman tipis, sambil berlalu dan kembali menaiki kereta kuda yang sederhana, ditemani oleh Wei-Wei sang pelayan, kemudian menyuruh ketiga prajuritnya untuk kembali bergerak menuju ke istana kekaisaran.
Sedangkan rakyat yang melihat kejadian hari itu pun akhirnya sadar, jika selama ini permaisuri yang mereka anggap sampah dan juga penakut itu ternyata tidaklah seperti yang dirumorkan. Apalagi setelah melihat tindakan Wei Wei yang dengan santainya membabat habis 30 orang prajurit.
Mereka pun langsung berkasak-kusuk dan membuat gosip, sehingga membuat Lin Mengyu yang masih berdiri di tempatnya, akhirnya mendelik ke arah rakyat yang sejak tadi tidak menjaga mulut.
Dia kemudian menyuruh salah seorang untuk menjadi kusir, agar bisa mengantarkan dia kembali menuju kekaisaran macan putih, tapi sepertinya keberuntungan tidaklah berpihak pada Lin Mengyu, karena pada saat ini tidak ada satu orang rakyat pun yang mau membantunya untuk membawakan kereta kuda miliknya.
Sehingga dengan wajah menghitam, akhirnya Lin Mengyu segera menaiki kereta kudanya dan memacunya sendiri hingga sampai di kekaisaran macan putih, dia harus segera melaporkan hal ini kepada ayahnya, apalagi dengan penghinaan yang diberikan oleh permaisuri Huang Yue Li membuat Lin Mengyu semakin ingin merebut Kaisar Yu Qing San dari tangan wanita buruk rupa itu.
Kereta yang membawa Huang Yue Li akhirnya sampai di depan Istana kekaisaran, Wei Wei langsung membawa junjungannya itu menuju ke Paviliun tempat di mana permaisuri Huang Yue Li tinggal, sedangkan para prajurit segera melapor kepada Ibu Suri untuk memberitahukan jika saat ini, permaisuri Huang Yue Li telah kembali di istana kekaisaran.
Tentunya mereka tutup mulut tentang kejadian saat berada di hutan maupun di pasar, mereka masih sangat menyayangi kepala mereka, jika sampai rahasia tentang permaisuri bocor keluar.
Brak...
Ibu suri Yun Jian langsung menggebrak meja dihadapannya, wanita tua itu segera berdiri dari kursi kebesarannya, dengan raut wajah yang sulit diartikan, sedangkan ketiga prajurit hanya bisa menunduk takut dihadapannya.
"Maafkan hamba yang mulia ibu suri, tapi permaisuri Huang Yue Li langsung menuju paviliunnya begitu dia sampai di istana." ucap salah seorang prajurit sambil menunduk. Dia tak berani melihat wajah wanita paling berkuasa di istana kekaisaran Feniks emas.
Ibu Suri Yun Jian hanya melirik sinis mendengar ucapan dari para prajurit, dia benar-benar sangat murka terhadap menantu sampahnya itu, harusnya sebagai seorang permaisuri, dia mengunjungi kediaman Ibu Suri terlebih dahulu, untuk melapor setelah diasingkan.
Namun apa yang diperbuat oleh permaisuri bodoh itu? dia malah langsung pergi menuju paviliunnya tanpa memberikan salam ataupun penghormatan kepada Ibu Suri Yun Jian.
Ibu Suri pun segera menyuruh Ketiga orang prajurit itu untuk keluar dari ruangannya, kemudian memanggil salah seorang pelayan kepercayaannya, untuk segera menyuruh permaisuri Huang yueli menghadap.
Pelayan itu dengan segera melaksanakan tugas yang diberikan oleh ibu suri, dia tentunya sangat tahu bagaimana tindak-tanduk Ibu Suri selama ini, salah sedikit saja nyawa taruhannya. Sehingga dia pun dengan segera langsung berlari menuju paviliun, tempat di mana permaisuri Huang Yue Li berada.
Sesampainya di sana, pelayan itu segera mencari Wei Wei, namun ternyata keberadaan pelayan itu pun tidak bisa ditemukannya, terlebih lagi saat ini paviliun tempat tinggal permaisuri tengah dibersihkan oleh beberapa orang pelayan.
"Dimana Yang Mulia permaisuri?" tanya Yin, pelayan kepercayaan dari ibu suri.
Beberapa pelayan yang saat itu tengah membersihkan ruangan pun segera melirik ke arahnya, mereka mengedikan bahu karena memang sejak kedatangan permaisuri di paviliun itu, mereka hanya diperintahkan untuk segera membersihkan seluruh paviliun.
"Sial! Kemana perginya permaisuri itu? Jika sampai aku tidak bisa menyelesaikan tugas dari ibu suri, nyawaku dalam bahaya." fikir Yin dengan wajah pucat. Dia sangat takut jika sampai Ibu suri marah dan menghukumnya.
Sedangkan di atas dahan pohon saat ini, ada dua orang gadis yang tengah menahan tawa melihat raut wajah Yin yang ketakutan, keduanya sudah bisa menebak jika pelayan itu diperintahkan oleh ibu Suri untuk segera membawa permaisuri Huang Yue Li menuju paviliun yang ditempati oleh wanita paling berkuasa di seluruh kekaisaran Feniks emas.
Akhirnya Yin pun segera meninggalkan paviliun milik permaisuri Huang Yue Li untuk segera kembali ke tempat di mana saat ini Ibu Suri tengah bersantai, dia segera memberitahukan jika saat ini permaisuri Huang Yue Li tidak berada di paviliunnya.
Hal itu tentu saja membuat Ibu Suri Yun Jian pun murka, dia tak menyangka jika permaisuri bodoh dan buruk rupa itu memiliki keberanian untuk menentang perintahnya.
Tak lama kemudian ibu Suri Yun Jian pun segera bangkit dari kursi yang didudukinya, kemudian melangkahkan kaki menuju Paviliun di mana permaisuri tinggal, dia berjalan dengan sangat anggun diiringi oleh 5 orang pelayan dan dua orang prajurit di belakangnya, sambil sesekali melihat ke kiri dan ke kanan, kalau-kalau saat ini permaisuri memang berada di tempat lain.
Tap...
Tap...
Tap...
Akhirnya langkah Ibu Suri pun sampai di paviliun phoenix yang dihuni oleh permaisuri Huang Yue Li, mata wanita tua itu memicing tajam saat melihat keadaan di paviliun yang sangat sepi, sedangkan baru saja dia mendengar laporan dari pelayan kepercayaannya, jika saat ini beberapa orang pelayan telah diperintahkan oleh permaisuri Huang Yue Li untuk membersihkan paviliun.
Ibu Suri pun langsung melangkahkan kakinya ke dalam, dia segera menuju ke kamar yang dihuni oleh permaisuri Huang Yue Li.
Brak...
Pintu kamar itu pun didorong dengan sangat kencang hingga terbuka, Ibu Suri membelalakkan matanya karena saat ini dia melihat jika permaisuri Huang Yue Li tengah tertidur di atas pembaringannya dan Wei Wei berada di sisinya sambil memijat tangan permaisuri.
Akibat dorongan yang sangat keras di pintu, akhirnya permaisuri Huang Yue Li pun membuka matanya dan melihat jika saat ini di hadapannya, seorang wanita tua yang menggunakan pakaian kebesarannya itu tengah berdiri dengan raut wajah yang penuh amarah.
"Permaisuri Huang Yue Li! Apa yang kau lakukan? di mana tata kramamu? Apa kau tidak pernah belajar sopan santun?" tanya ibu Suri Yun Jian.
Huang Yue Li mengerutkan dahinya, dia berfikir jika saat ini mungkin wanita tua itu sudah pikun, sehingga melupakan kata-kata yang dulu pernah diucapkannya, jika dia tidak membutuhkan penghormatan dari seorang permaisuri buruk rupa seperti Huang Yue Li.