Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 ternyata pakde dan Abah sahabat kecil
Seperti biasa saat subuh menjelang Naina mulai berkutat didapur untuk membuat sarapan aneka macam Bubur dan Nasi uduk bahkan Hari ini ada pesanan Nasi uduk sebanyak 50 bungkus
Namun kali ini tenaga naina,sari dan siti tenaga tidak terlalu terporsir karena ada tenaga bantuan yaitu jihan dan umi alina
pekerjaan mereka cepat selesai dari biasanya
"Bu,kami pulang dulu mau bawa sarapan untuk bapak dan Sania "ucap sari setelah selesai menata bubur dan nasi uduk di toko pertama Naina dan akan dijaga oleh Rani dan mala
"iya"jawab Naina
sari dan Siti pun pulang kerumahnya lebih awal dari biasanya dan biasanya hanya siti yang cepat pulang karena harus bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah sari akan menyusul belakangan karena harus memasak untuk makan siang ayahnya nanti ,juga membantu ayahnya menata dagangannya yang baru dibelinya subuh tadi dipasar tumpah sebelum kerumah Naina
setelah semua dirumahnya selesai sari akan kembali kerumah Naina untuk mulai membuat kue-kue pesanan pelanggannya
Siti dan Sania akan menyusul setelah pulang dari sekolah mereka
"ma kami berangkat ya"ucap akza dan Attar yang sudah siap dengan sepedanya
"iya sayang kalian hati-hati ya"jawab Naina
"kami juga berangkat "ucap Ali dan Abi
"iya sayang "jawab Naina
mereka pun berangkat setelah berlaman pada semua orang termasuk pada Baby Dewi
Baby Dewi akan mengoceh dengan lucunya jika ke empat kakaknya mencium pipi gembulnya saat berpamitan tak jarang juga baby Dewi akan menangis jika melihat ke empat kakaknya pergi
"dada ade' kakak berangkat dulu ya,jangan kangen nanti pipi kamu makin tembem hahahaha" kelakar Abimanyu saat berpamitan pada adiknya itu
Azka berboncengan dengan abi sedangkan Attar akan membonceng Ali
setelah anak-anaknya berangkat sekolah Naina akan mengantarkan sarapan untuk pakde Rojak, Bude yana dan Juga kiki itu adalah hal yang rutin dilakukan oleh Naina
"mau kemana Nai !?"tanya umi Alina
"mau antar sarapan ini kerumahnya Bude yana Umi "jawab Naina
"bolehkah kami ikut nak!? kami ingin berkenalan dengan mereka dan juga berterima kasih kepada mereka "ucap Abah
"iya bah Ayo, sebelum pakde berangkat ke perkebunan "jawab Naina
mereka pun berjalan bersama kerumah bude yana yang rumahnya berada di sebelah rumah mereka
"Assalamualaikum "ucap Naina saat sudah berada didepan rumah Bude yana
"waalaikumsalam "jawab bude yana
"masuk Nai,Duh cantiknya cucu Uti"ucap Bude yana dan mulai mencolek-colek pipi tembem Baby Dewi
baby Dewi yang perlakuan seperti itu langsung mengulurkan tangannya meminta untuk digendong, Bude yana langsung mengambil Baby Dewi dari gendongan Naina
"eh itu sama siapa Nai "ucap bude yana setelah sadar jika ada orang yang sedang berdiri di belakang Naina
"aduh maaf pak bu Saya tidak menyadari ada kalian soalnya fokus sama ai cantik "ucap Bude yana merasa tidak enak hati pada orang yang ada dibelakang Naina
"mari silahkan masuk "ucap bude yana yang masih menggendong Baby Dewi
orang tua Naina dan jihan pun masuk kedalam rumah Bude yana bersama Naina
Naina mengajak kedua orang tuanya untuk duduk di sofa ruang tamu bude yana
bude yana sudah keluar dengan membawa nampan berisi teh hangat pakde Rojak berjalan dibelakang bude yana yang sedang menggendong Baby Dewi yang sedang asyik memainkan telinga dan kopiah pakde
pakde Rojak tidak pernah merasa keberatan jika putri kecil Naina melakukan itu bahkan Biasanya pakde Rojak akan memakaikan kopiahnya dikepala kecil Dewi
Abah Abdul memperhatikan pria yang sedang menggendong cucunya
"kenapa wajahnya saya merasa tidak asing!? saya seperti pernah bertemu tapi dumana ya !?"Abah Abdul membatin berusaha mengingat dimana dia pernah bertemu dengan pakde Rojak
pakde Rojak yang sedang diperhatikan tidak menyadari itu karena sibuk dengan ulah sikecil Dewi Yang semakin hari semakin menggemaskan
"pak ini loh orang tua Naina "ucap Bude yana
pak Rojak pun menghentikan kegiatannya dan memutar badan sikecil Dewi lalu menghadapkan tubuh itu kearah depan namun baby Dewi tidak mau diam hingga akhirnya memberikan kopiahnya untuk baby Dewi maini agar anteng
saat kopiah pakde Rojak terbuka dan memperlihatkan rambutannya walaupun sudah banyak ditumbuhi rambut putih Namun Abah Abdul langsung mengingat dan mengenali orang yang sedang duduk didepannya
"Rojali !?jali-jali"ucap Abah Abdul
Pakde Rojak yang mendengar namanya disebut berhenti dari kegiatannya yang sedang asyik bermain dengan baby Dewi yang ada di pangkuannya mendongakkan kepalanya menatap orang yang menyebut namanya
lama pakde Rojak terdiam sepertinya sedang mengingat siapa orang yang duduk didepannya dan menyebut namanya karena hanya sahabat ataupun orang yang sangat dekat dengannya yang memanggil namanya dengan sebutan Jali-jali
"Abdul "ucap pakde Rojak kemudian setelah lama diam
"iya jak ini saya Abdul "ucap Abah Abdul
"Abdul Rosyid Abdullah !?"tanya pakde Rojak seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya
"iya siapa lagi"ucap Abah Abdul
Pakde Rojak berdiri dari duduknya lalu menyerahkan Baby Dewi pada Naina dan berjalan menuju Abah Abdul duduk
pakde Rojak langsung memeluk Abah Abdul lalu menangis sesenggukan
"Masya Allah dul dul, Puluhan tahun saya nyariin kamu sampai sebelum babe meninggal dia tanyain kamu Terus dul tapi saya tidak tau mau cari kamu kemana dul,enyak juga selalu nanyain Kamu dul sekarang mereka sudah nggak ada lagi dul hiks hiks hiks
tega kamu dul ninggalin kita tanpa jejak sampai saya itu sering keluar kota berharap bertemu kamu disalah satu kota yang saya datangi Hiks hiks hiks "ucap pakde Rojak masih terisak dan memeluk tubuh kurusnya Abah Abdul
"maafin saya jak,maaf Hiks hiks hiks "jawab Abah Abdul yang juga terisak
semua yang ada disana hanya diam saja bengong karena tidak tahu apa yang sudah terjadi pada kedua pria panutan mereka
"kamu selama ini tinggal dimana bersama emak dan Abah dul!?"Tanya pakde Rojak melerai pelukannya dari Abah Abdul
"kami ke Sulawesi disana kami mengadu nasib selama lima tahun,hingga akhirnya abah ingin kembali kekampung halamannya ternyata tidak sampai setahun kami dikampung halaman abah,abah pergi untuk selama lamanya karena sakit kanker otak yang dideritanya
hingga saya dan emak kembali meninggalkan kampung halaman abah karena keluarga disana mengatakan bahwa kami hanya beban saja untuk mereka hingga akhirnya saya mengajak emak untuk merantau kekota dengan modal tabungan haji emak dan abah yang mereka kumpulkan selama ini
sesampainya dikota kami mengontrak rumah di sekitar terminal dan saya dan emak memakai uang tabungan emak untuk dijadika modal jualan emak dirumah buat nasi uduk lalu dibungkus dan saya yang akan berkeliling untuk menjajakan nya di sekitar terminal
Alhamdulillah dengan usaha kami itu kami bisa bertahan hidup hingga memiliki tabungan yang cukup untuk membeli sebuah rumah sederhana didekat sebuah masjid didekat terminal
kami Disana Hingga bertahun-tahun sampai emak pergi untuk menyusul Abah ,itu terjadi tiga tahun setelah saya menikah dengan seorang gadis cantik yang lemah lembut anak seorang Kiai dan usia putri pertamaku berusia dua tahun setengah
emak Sangat bahagia saat kelahiran putri pertama kami dan menamainya "Naina Nurannisa Abdullah "
Abah menceritakan semua yang dialaminya pada sahabat kecilnya itu
"oh iya Jak,kenalin itu gadis cantik yang kunikahi puluhan tahun lalu namanya Alina Khumaira "ucap abah Abdul memperkenalkan istrinya
"dan itu adalah cucu pertama emak Naina Nurannisa Abdullah dan itu cucu kedua Emak Jihan Fadillah Abdullah "ucap anah Abdul lagi menunjuk Naina dan Jihan
"ya Allah dul, ternyata Nainaku adalah anakmu dia itu sudah kuanggap putriku sejak pertama mereka datang kemari saya sudah merasakan adanya ikatan
pantas saja wajahnya sangat familiar tapi saya tidak menyangka jika itu adalah putrimu
apalagi melihat wajah Akza dan Abimanyu saya seperti melihat kamu saat kita masih kecil dulu"ucap pakde Rojak dengan wajah berbinar
Naina,jihan dan yang lainnya hanya manggut-manggut saat mendengar cerita mereka ternyata Abah Abdul dan pakde Rojak adalah sahabat kecil
setelah lama mendengar cerita Abah Abdul dan pakde Rojak Naina berpamitan untuk ketoko untuk membantu membuat pesanan karena ini sudah sangat Siang sudah hampir jam sembilan
ternyata lama sekali mereka mendengarkan cerita masa lalu pakde Rojak dan Abah Abdul
baby Dewi dititipkan pada umi dan Bude yana
beruntungnya Naina sudah menyiapkan semuanya sejak kemarin bersama sari dan sikembar Hingga mereka tidak repot lagi tinggal mengolahnya saja karena sari,rahma dan Riana sudah bisa membuat adonan hingga meringankan pekerjaan Naina
sedangkan bu kokom,rima dan Resti Naina tugaskan mereka di bagian pemanggangan
Bu salma,Nani , Bu Yuni dan Ratih, naina tugaskan dibagian pengukusan dan lebihnya dibagikan pemberian toping
Rasya, Rasyid,iwan,amran,isma dan lisa dibagian pengemasan
mereka bekerja sama dengan baik
apa lagi anak nya sdh besar .kalau memang masih mau punya suami cari laki laki lain
jangan percaya dg mulut bara .sekali pembohong tetap pembohong
ingat Nai kebahagiaan itu bukan punya suami banyak single parenr yg hidup nya lebih bahagia dg yg punya pasangan
koh ga punya kepribadian .ga tegas slalu ikut kata ibu nya
kalau dia benar benar cinta dg istri & anak nya seharus nya dia lawan ibu nya yg ga masuk akal
dimana hati nya ketika istri nya di hina dan anak nya di zolimi oleh ibu nya
LAKI LAKI YG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB
😇😇😇😇😇😇
datar seperti padang pasir .di baca nya jadi membosankan
maaf ini demi kemajuan penulisan anda
saya mohon maaf kalau anda tersinggung 🙏🙏🙏
sanggup melukakan hati ank ma isterinya sendiri..
itu cumn alasan yg palg bodoh