Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22
"Apa?! Selir Ling sakit?!" teriak putra mahkota yang spontan berdiri. Semua orang yang berada di ruangan terkejut, terutama Putri Mahkota.
"Jikalau sakit kenapa tidak di panggilkan tabib!" ucapnya lagi.
Permaisuri menunduk ke samping dengan keningnya bersandar di telapak tangannya dan sesekali memijat keningnya.
'sejak kapan putra mahkota perhatian kepada Ling Nana?' tanya putri mahkota dalam hati, apakah aku kecolongan?.
"Saya tidak apa- apa yang mulia, tidak perlu memanggil tabib. Dan jangan mencari perhatian di depan orang banyak. Selama ini makan tidak makan juga kalian tidak perduli bukan?" Ling Nana buka suara ketika di memasuki aula utama.
"Hormat kepada Yang mulia kaisar, Hormat kepada Permaisuri, hormat kepada Putra mahkota, hormat kepada Putri mahkota." ucapnya ketika dia sudah sampai di tengah aula dan menghadap Kaisar begitu juga pelayan yang di sampingnya, yang telah memapahnya ketika masuk ruangan, dia memberikan salam juga.
Saat itu wajahnya terlihat pucat, dan sedikit keringat dingin. Entah mengapa baru sekarang dia merasakan ke anehan akibat gigitan Macan kumbang tersebut. Jika orang lain menyentuhnya akan merasakan panas pada kulitnya, sementara dia sendiri merasa kedinginan.
"Karena Ling Nana sudah ada di sini, mari kita mulai sidangnya. Ling Nana, silahkan duduk di sebelah pamanmu."
Dia langsung melihat ke arah pamannya, dia merasa bahagia seketika, sambil berjalan tertatih dia menghampiri mereka dan tanpa sengaja meneteskan air mata. Melihat kesusahannya dalam melangkah, kaka sepupu tertuanya langsung menghampirinya dan mengangkatnya dengan gaya bridal agar dia tidak kelelahan.
"kaka.." ucapnya lirih.
"sudah tenang, paman dan kaka - kakamu ada di sini semua. Kami akan membantumu."
"Baik kaka." ucapnya sambil memeluk kakanya tersebut, biar bagaimana pun dia merindukan mereka. Sudah berbulan - bulan tidak bertemu.
Putra Mahkota yang melihat itu mengepalkan tangannya. 'Bukankah seharunya aku yang melakukan itu?' batinnya, dia merasa kesal melihat kedekatan Selirnya itu terhadap sepupu - sepupunya.
"Adikku yang cantik, akhirnya kita bisa bertemu juga." ucap Ling Tu shi ketika Ling Nana sudah duduk di antara mereka.
Dia hanya tersenyum ceria karena ini aula pengadilan tidak bisa berbincang terlalu banyak, sedangkan pelayannya Yan sing berdiri di belakang kursinya.
Jendral Besar Ling Yan he menyentuh kepalanya, dan memandangnya dengan sendu.
"Tenang, paman akan membelamu sampai akhir."
"Ini, sebenarnya masalah apa paman?"
"Kami mengangkat lagi masalahmu adek sayang, kami tahu kamu tidak bersalah, dan kami memiliki bukti - bukti yang akurat." ucap Ling Che
"oh.. Jadi ini masalah itu" selama dia di istana dingin, dia tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam istana. Ternyata paman dan kaka sepupunya berjuang untuknya, dia merasa hangat di dalam hati.
"Baiklah, kita mulai persidangan ini. Pihak dari Jendral Ling menggugat kembali karena tidak menerima hasil hukuman yang di berikan kepada Selir Ling. Sekarang kami menginginkan bukti - bukti yang menunjukkan bahwa Selir Ling tidak bersalah." ucap kaisar selaku pemimpin di pengadilan.
"Baik Yang mulia kami akan memberikan dua pelayan yang melihat kejadian tersebut."
Kemudian Jendral menyuruh bawahannya membawa masuk ke dua pelayan yang mau bersaksi untuk membela mereka.
"katakan!" perintah kaisar.
"Hormat yang Mulia, kata kedua pelayan tersebut. Kami berdiri agak jauh dari ke Dua selir putra Mahkota, tapi kami melihat bahwa Selir Ling tidak menyentuh Selir utama Tang Kin Li."
"Kalian berdiri jauh, bagaimana kalian bisa memastikan bahwa Selir Ling tidak menyentuh Selir Tang?" tanya team pembela dari selir utama.