Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25 RENCANA LICIK
Gudang ini begitu besar dan hanya ada beberapa ventilasi udara yang berukuran kecil, jadi aroma bebatuan mengendap di sana.
"Ini adalah batu tidak berguna yang tersisa dari festival pertandingan batu selama bertahun-tahun, pada dasarnya semua batu di sini tidak memiliki nilai apapun," ujar Randi.
"Untuk apa kamu membawa kami ke tempat ini?" tanya Adrian.
"Ini adalah tempat pertandingan judi batu kita, temukan giok batu asli yang memiliki nilai tertinggi dari dalam bahan batu tidak berguna ini," jawab Randi.
"Batas waktunya 1 jam," sambung Randi.
Seketika semua orang menganggap pertandingan ini sangat sulit. Batu di dalam tempat ini begitu sangat banyak dan semuanya adalah batu tidak berguna.
"Ini terlalu sulit bukan," ujar seseorang yang ada di sana untuk menyaksikan pertandingan.
"Ribuan batu yang tidak berguna ini, jika di lihat satu persatu akan menghabiskan waktu berhari-hari," ujar orang yang lain.
Tapi karena semua kesulitan itulah yang akan membuat pertandingan ini akan jadi semakin menarik.
"Kalau saja aku tidak memiliki mata hebat ini, maka aku tidak akan bisa mendapatkan giok dalam tumpukan batu tidak berguna ini," pikir Adrian.
"Namun tampilan master Randi malah seperti sangat percaya diri, pasti dia memiliki siasat buruk di dalam ini," pikir Adrian lagi.
Randi mulai melangkah mendatangi seorang pria yang sebelumnya tidak terlihat di sana.
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Randi dengan suara pelan dan hati-hati kepada pria itu.
"Semua benda sudah di letakkan dengan baik, ada di tempat yang anda lihat sebelumnya," jawab pria itu juga dengan berbisik.
"Bagus sekali," ujar Randi dengan tersenyum.
Sementara itu Adrian juga mulai berjalan untuk mencari batu pilihannya. Vanesa juga mengikuti Adrian di sebelahnya.
"Adrian, semua ini adalah benda tidak berguna, sama sekali tidak bernilai, bagaimana kamu akan menemukan giok batu asli?" tanya Vanesa.
"Bagaimana kalau kita minta ganti cara bertanding," sambung Vanesa.
"Jangan terlalu khawatir, aku rasa di sini masih banyak benda bagus di dalamnya," balas Adrian sambil tersenyum.
Vanesa wajahnya terlihat begitu khawatir namun sebaliknya Adrian begitu tenang dan santai.
Randi mulai bergerak membungkuk dan memperhatikan sebuah batu di lantai.
"Em... batu ini tidak bisa," ucap Randi terhadap batu pertama yang dia periksa.
Kemudian Randi berpaling ke batu yang berada di sebelahnya sambil kembali memeriksanya.
"Ini juga tidak bisa," ucap Randi pada batu yang kedua ini.
Begitupun seterusnya, beberapa batu yang di periksa oleh Randi semua tidak memiliki isi. Namun Randi tetap berjalan sambil memeriksa batu-batu yang lain.
Adrian yang melihat tingkah Randi ini juga mulai tersenyum sendiri. Tampaknya Adrian juga mulai memahami bahwa Randi memiliki rencana licik.
"Hehe, berpura-pura, biar aku lihat sebenarnya apa yang sedang dia cari," pikir Adrian.
Adrian mulai mengeluarkan kemampuan mata hebatnya. Sekilas cahaya keemasan terlintas di matanya. Seketika pula pandangan Adrian dapat menembus ke dalam setiap batu di sana.
Sedangkan Randi sendiri juga sudah mulai berhenti mencari. Randi terlihat berdiri dengan santai, sedangkan di dekat kakinya tergeletak sebuah batu yang berukuran sebesar bola futsal.
"Ini dia," ucap Randi di dalam hati.
Ternyata batu di bawahnya sudah dia persiapkan sebelumnya. Randi membawa batu itu dari luar gudang ini dan memberikan sebuah tanda khusus di batunya. kemudian dia memerintahkan seseorang untuk menaruhnya di tempat yang telah dia tentukan.
Mata Adrian menembus nya dan langsung melihat isi batu di bawah Randi. Benar saja batu itu memiliki isi giok di dalamnya.
"Benar saja, seperti yang aku tebak, sejak awal kamu sudah menyiapkannya dengan baik," ucap Adrian di dalam hati sambil tersenyum.
"Aku pilih batu ini saja," ujar Randi.
Randi mulai tersenyum dan matanya memberikan isyarat bahwa kemenangan sudah dekat. Randi mulai membungkuk hendak mengambil batu tersebut, namun sesuatu terjadi di sana.
"Brak," suara benturan batu yang keras.
Sebuah batu menabrak batu yang akan di ambil oleh Randi dengan kencang dan keras. Alhasil batu itu terpental dengan cepat dan menghantam tumpukan batu yang lain. Batu-batu juga semakin berhamburan ke mana-mana.
Randi sangat kaget dengan kejadian itu dan melihat batu pilihannya kini sudah terpental entah kemana dan bercampur dengan batu yang lain.
Walaupun batu miliknya memiliki tanda, namun tandanya sangat kecil dan sangat sulit untuk menemukannya diantara banyaknya bebatuan.
"Maaf aku tidak sengaja tanganku licin," ujar Adrian sambil menahan tawanya.
Ternyata itu semua adalah tindakan Adrian yang melemparkan sebuah batu dengan cepat dan keras.
"Lancang, jelas-jelas kamu sengaja ingin menggangguku memilih batu," balas Randi dengan sangat marah.
"Aku tidak mengambil batu yang kamu pilih, batu mu juga masih ada di sana," ujar Adrian menunjuk ke banyak batu yang berserakan.
"Atau mungkin kamu memiliki rencana licik, batu itu sudah di atur dan kamu tidak bisa menemukannya lagi, apa mungkin juga gelar master mu itu hasil pungutan," sambung Adrian.
Seketika wajah Randi langsung panik mendengar perkataan Adrian ini. Bagaimana mungkin Adrian bisa mengetahui rencananya ini, pikir Randi.
Wajah panik Randi ini juga di lihat oleh orang-orang di sana. Di tambah lagi Randi juga begitu marah karena batu yang akan dia pilih kini sudah bercampur dengan batu yang lain. Sehingga orang-orang berpikir apa yang di katakan oleh Adrian cukup masuk akal.
"Perkataannya benar, batu yang di pilihnya sendiri bagaimana mungkin tidak bisa menemukannya lagi," ujar seseorang di sana.
"Master Randi begitu hebat, seharusnya itu bukan masalah baginya," sahut orang yang lain.
Seketika Randi semakin panik, karena perkataan Adrian barusan orang-orang mulai meragukan kemampuan dirinya.
"Ba... bagaimana mungkin aku tidak bisa menemukan batu yang aku pilih sendiri," ujar Randi.
Randi berusaha untuk meyakinkan semua orang walaupun keringat dingin mulai keluar di tubuhnya.
"Apa mungkin Adrian mengetahui jebakan yang aku buat?" pikir Randi.
"Kalau begitu tunggu apa lagi, cepat temukan batunya, waktu juga tidak banyak lagi," ujar Adrian.
"Ya sudah, aku cari lagi," balas Randi mencoba tenang.
Tapi kemudian Randi langsung bergerak cepat membungkuk dan mencari batu miliknya tadi. Tumpukan batu yang berserakan begitu sangat banyak sehingga Randi kebingungan dan menjadi gopoh.
"Aku tunggu kabar baik darimu," Adrian pergi sambil memasukkan kedua tangannya ke saku.
Adrian menuju sebuah batu yang sangat besar. Bahkan besarnya batu itu membuat tubuh Adrian terlihat kecil bila di hadapkan dengan batunya.
Sebelumnya kekuatan mata Adrian telah menembus ke dalam batu besar itu. Di dalamnya batu itu mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan.
"Tidak menyangka di antara setumpuk benda tidak berguna, malah masih ada benda berharga seperti ini," ucap Adrian di dalam hati di depan batu besar itu.
"Memang keberuntungan yang tidak di duga," sambung Adrian meletakkan telapak tangannya ke batu besar itu.
Randi yang terus mencari batu miliknya akhirnya berhasil menemukannya kembali.
"Akhirnya aku sudah menemukanmu, reputasi baikku hampir saja hancur," ujar Randi.
Randi memeluk batu itu yang menampakkan bahwa dia begitu bahagia. Perasaannya juga telah lega hingga setetes air mata jatuh sangking senangnya.
"Adrian, aku sudah selesai memilih batunya, kamu pasti kalah," teriak Randi sambil mengangkat batu miliknya.
"hoah..." Adrian menguap.
"Bukankah kamu hanya mencari sebuah batu asli yang memiliki giok jenis kristal," ujar Adrian.
"Lalu ingin mengalahkan ku, mimpi," sambung Adrian.
"Apa, bagaimana kamu bisa tahu?" seketika Randi kaget mendengarnya.
"Giok batu asli dengan jenis kristal merupakan yang teratas, aku tidak percaya dalam tumpukan batu tidak berguna ini, masih bisa menemukan sesuatu yang bisa mengalahkan ku," sambung Randi.
jangan lupa tinggalkan like dan komen ya agar author tetap semangat untuk menulis terima kasih.