"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - TGSP
"Sa-yang, pelan-pelan dong. Katanya gak boleh desaah, tapi kamu nya terlalu cepat main nya." Ucap Syera berbisik, dia menahan pinggang Juan yang bergerak terlalu cepat, itu membuat nya tak tahan untuk tidak mendesaah.
"Biar enak, sayang. Kamu suka kan?" Tanya Juan sambil tersenyum menggoda, tangan nya meremaas lembut bukitan kenyal di dada Syera. Tentu saja hal itu membuat Syera tak tahan, hampir saja dia mendesaah kalau saja Juan tidak meraup bibir itu.
"Jangan berisik, sayang." Bisik Juan lagi.
"Kamu nya nakal." Rengek Syera sambil menepuk dada Juan yang basah karena keringat. Juan hanya tersenyum kecil, lalu kembali meraup bibir kemerahan milik gadis di bawah nya, tanpa menghentikan gerakan di bawah sana.
Saat ini, Juan berada di atas, dengan Syera yang berada di bawah Kungkungan tubuh besar Juan. Pemuda itu bergerak cukup cepat, hingga membuat tubuh Syera terguncang. Beruntung nya, kasur Juan berada di bawah, tidak di atas dipan. Kalau saja menggunakan dipan, sudah bisa di pastikan kalau mereka akan ketahuan dari awal permainan.
Tiba-tiba saja, lampu di padamkan. Juan langsung berhenti karena berarti adik nya berada di dekat kamar, karena saklar lampu berada di dekat kamar nya.
"Kenapa berhenti, yang? Lagi enak-enak nya."
"Sshhhttt, ada Rinda di luar, yang. Sebentar ya, nanti aku cepetin lagi." Bisik Juan tepat di telinga Syera. Saat mendengar suara gordeng tertutup, Juan pun kembali bergerak dengan perlahan, namun dia menekan senjata nya sedalam mungkin, membuat Syera memekik karena Juan terlalu dalam memasuki nya.
"Sakit, sayang. Jangan terlalu dalam, itu menyentuh rahim ku."
"Bukan nya enak? Kamu kan suka, sayang?"
"Suka, aku sangat suka. Tapi kondisi nya tidak memungkinkan, aku akan lebih menyukai nya jika aku bisa bebas berteriak nikmat." Jawab Syera membuat Juan menggelengkan kepala nya.
"Kamu sangat agresif, sayang. Tapi aku suka, kita akan bermain lima ronde malam ini kan?"
"Lalu, besok aku tak bisa berjalan. Bagaimana dengan ibu mu, dia pasti curiga, sayang." Ucap Syera, Juan pun terkekeh.
"Hehe, iya juga sih ya."
"Udah, cepet lanjutin." Pinta Syera sambil bergerak-gerak.
"Sabar dong, baby."
"Idih baby, aku bukan bayi."
"Hmmm, bayi yang bisa bikin bayi gak sih?" Tanya Juan dengan senyum menggoda.
"Buruan ihh.." Juan pun kembali melanjutkan permainan nya dengan perlahan. Hingga, permainan itu berakhir di jam sebelas malam, Juan berbaring di samping Syera.
"Sayang.." rengek gadis itu.
"Iya, kenapa sayang?" Jawab Juan yang masih mengatur nafas nya, setelah menyelesaikan permainan di ronde ketiga.
"Basah, gak nyaman ihh.."
"Nih, di lap pake baju aku." Ucap Juan sambil memberikan baju milik nya.
"Tapi, ini baju kamu yang. Masih di pake kan?"
"Masih, tapi gapapa kok dari pada kamu nya gak nyaman." Akhirnya, mau tak mau Syera pun mengelap miliknya yang masih basah dengan pakaian milik Juan. Akan sangat memalukan kalau dia harus ke kamar mandi malam-malam begini.
"Yang.."
"Apalagi, sayangku?" Tanya Juan dengan gemas, dia membingkai wajah Syera lalu mengecupi nya bertubi-tubi. Hingga membuat seluruh wajah nya basah bekas kecupan Juan, Syera terkekeh saat Juan mengecupi wajah nya.
"Pengen di peluk, sayang."
"Hmm, iya sebentar. Tapi, aku nya bau keringat. Gapapa, sayang?" Tanya Juan.
"Gapapa, keringat kamu wangi kok." Jawab Syera sambil terkekeh. Juan memeluk tubuh Syera dengan erat, begitu pun Syera yang melingkarkan tangan nya di pinggang Juan. Sebelum nya, pemuda itu sudah memakai celana kembali, namun tidak dengan baju nya karena di pakai lap oleh Syera.
Kedua nya pun tertidur dengan saling memeluk satu sama lain, satu tangan Juan di pakai bantal oleh Syera. Kedua nya tidur dengan nyenyak, berbagi kehangatan satu sama lain di udara yang terasa sejuk malam ini.
Pagi hari nya, Juan terbangun lebih dulu dari Syera. Pemuda itu memasak untuk sarapan, membeli sayuran nya di abang-abang yang keliling setiap pagi. Dia juga sudah mandi pagi-pagi sekali tadi, tentu nya setelah berolahraga terlebih dulu.
"Nak Syera, belum bangun, Ju?" Tanya Romlah pada putra nya.
"Belum, Ma. Dia biasa nya bangun sebentar lagi." Jawab Juan. Romlah pun maklum dengan kebiasaan gadis itu, karena Syera berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Jadi, mungkin dia tidak terbiasa terbangun pagi-pagi.
"Rinda mana, Ma?"
"Lagi siap-siap ke sekolah." Jawab Romlah, sambil mengelap piring. Meskipun fisik nya tak sempurna, tapi dia harus membantu sedikit-sedikit, apa yang dia bisa pasti akan dia lakukan. Agar tidak terlalu membebankan kedua anak nya.
"Nanti Juan yang anter Rinda ke sekolah."
"Gak nganter Non Syera?" Tanya Romlah.
"Kemana?"
"Kampus mungkin, Non Syera masih kuliah kan?" Tanya nya lagi.
"Iya sih, tapi gak tau ada kelas atau enggak. Nanti Juan tanyain sama Non Syera nya." Jawab Juan, sambil mengaduk tumis di wajan.
Aroma nya menguar, hingga membuat tidur Syera terusik. Perut nya berbunyi, karena biasa nya dia memang sudah sarapan jam segini. Tapi, karena kelelahan setelah bermain dengan Juan tiga ronde semalam, akhirnya dia kesiangan.
"Astaga, aku kesiangan. Mana di rumah camer lagi." Gumam Syera, sambil menepuk-nepuk kepala nya.
Tak lama, Juan masuk ke kamar sambil tersenyum kecil menatap gadis yang cemberut di atas kasur.
"Sudah bangun, cantik?" Tanya Juan sambil mencolek dagu Syera.
"Hmm, kenapa gak ngebangunin aku tadi? Aku kan malu jadi nya, mana di rumah kamu lagi. Ketahuan banget aku pemalas nya."
"Karena aku tahu kamu kecapean semalam, sayang." Ucap Juan sambil mengusap lembut rambut Syera.
"Tapi, aku malu sama calon mertua. Masa aku.."
"Hah, calon mertua?" Tanya Juan.
"Iya, calon mertua. Kita pacaran kan? Ya meski mama kamu pasti belum tahu hubungan kita. Otomatis dong, mama kamu itu calon mertua aku."
"Haha, iya ya. Yaudah, kamu mandi ya? Aku udah masak sarapan lho."
"Kamu yang masak?" Tanya Syera, kedua mata nya memicing menatap Juan. Seperti nya dia kurang percaya dengan apa yang pemuda itu ucapkan.
"Iya, sayang. Aku sendiri yang masak, ya meski masakan nya sederhana aja sih."
"Seriusan kamu bisa masak, yang?"
"Iya, kamu gak percaya sayang?" Tanya Juan lagi.
"Hehe, sedikit. Soalnya aku gak bisa masak, duuhh calon menantu mama mu ini gimana ya? Kok semua nya gak bisa sih, malu."
"Jangan gitu, sayang. Yang penting kamu bisa melayani aku di ranjang." Jawab Juan sambil memainkan alis nya naik turun menggoda, membuat Syera menepuk pelan lengan besar Juan.
Syera pun bangkit dari duduknya, lalu mandi dan berpakaian. Juan membelikan pakaian baru untuk gadis itu secara online, karena dia pikir pasti dress yang kemarin sudah kotor terkena cairan mereka semalam.
"Selamat makan, kak Syera." Ucap Rinda, membuat Syera tersenyum kecil. Adik Juan sangat menggemaskan, dia juga cantik mirip dengan ibu nya, tapi hidung nya mirip dengan Juan.
"Selamat makan juga, sayang." Balas Syera sambil mengacak gemas rambut Rinda.
"Kakak cantik mau nginep lagi disini kan?"
"Iya, kakak nginep disini semingguan." Jawab Syera sambil menyuapkan sarapan nya.
"Yeee, Rinda suka deh kalo kakak cantik disini."
"Benarkah? Kalau begitu, nanti kakak bakalan sering main kesini ketemu Rinda ya? Kita jalan-jalan ke mall, mau?" Ajak Syera membuat Rinda dengan cepat mengiyakan ajakan Syera.
"Rinda mau burger, kak."
"Nanti kakak beliin ya? Apapun yang Rinda mau. Sekarang, Rinda makan dulu ya, nanti kesiangan sekolah." Jawab Syera, dia menatap intens ke arah gadis kecil itu. Tatapan nya hangat penuh cinta, siapa yang tak suka jika di tatap seperti itu dan Romlah menyadari tatapan Syera pada putri nya.
"Rinda, gak boleh gitu sama kakak cantik ya?"
"Iya, Ma. Maafin Rinda."
"Gapapa kok, Rin. Nanti kita jalan-jalan ya, kakak beliin burger lagi."
"Nak, gak boleh di biasain." Ucap Romlah pada Syera.
"Kenapa Ma? Gapapa kok, Syera suka kalo Rinda mau di ajak jalan-jalan nanti. Sama kakak nya kok, bukan sama orang lain." Romlah hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Syera yang terdengar sangat tulus.
......
🌻🌻🌻🌻🌻