Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendekati hari bahagia keluarga Li
Kediaman Li,
Meskipun pernikahan Pangeran keempat Wen Ming dengan Nona pertama Li Huan sempat tertunda selama setengah bulan. Pada akhirnya pernikahan akan di langsungkan dua hari lagi. Kediaman Li kini penuh dengan tatanan berwarna merah menyala. Dekorasi mewah di sesuaikan dengan keinginan dari mempelai wanita.
"Ibu. Putri mu tidak akan bisa menjaga ibu lagi," Nona pertama Li Huan menatap sedih kearah ibunya.
Nyonya Li mengelap lembut air mata anaknya dengan tangan halusnya. "Di hari bahagia seperti ini. Jangan menangis lagi. Kamu akan menjadi pengantin wanita paling cantik dan di berkati banyak orang."
Nona pertama Li Huan mengangguk penuh kebahagiaan.
"Sini. Ibu akan membantu mu mencoba gaun pengantin," Nyonya Li mengambil gaun pengantin yang telah terpajang rapi di dalam lemari. Tanpa di lipat atau di biarkan terkena debu. Gaun merah dengan jahitan benang emas membentang indah membentuk burung Phoenix. Sayap berkilau keemasan bertaburkan berlian. "Jahitan dari istana memang yang terbaik. Sangat cocok untuk putri ku."
Nona pertama Li Huan tersenyum percaya diri. Dia bahkan semakin merasa hanya dirinya wanita paling mulia bahkan di sukai Pangeran keempat.
Dari arah halaman tempat tinggal Nona pertama Li Huan. Li Yue An telah datang membawa hadiah yang sudah ia siapkan beberapa waktu terakhir. Kakak perempuannya akan menikah tentu dirinya harus menyiapkan hadiah yang layak. Pelayan Cui mulai mengetuk pintu salah satu kamar dengan dekorasi megah. Saat pintu di buka, Li Yue An menatap gaun yang sangat familiar. Itu adalah gaun pengantin yang pernah ia kenakan di masa lalu. Dia tersenyum, namun kabut masa lalu menekan hatinya kuat. "Ibu, kakak perempuan."
Nona pertama Li Huan mendekat menyeret lembut gaun di tubuhnya. Mahkota emas murni menekan kepalanya. "Adik kedua. Aku kira kau akan melewatkan pernikahan kakak mu ini," memandang rendah kearah adik keduanya.
"Aku datang membawakan hadiah kecil. Semoga kakak perempuan bersedia menerimanya," mengambil kotak kecil di tangan pelayan Cui. "Kakak perempuan terlihat cantik mengenakan gaun pengantin indah ini," Li Yue An berkata tulus dari hatinya.
Mendegar perkataan adik keduanya hati Nona pertama Li Huan sedikit luluh. Pujian dan sanjungan itu memang pentas ia dapatkan. "Tentu saja. Di hari bahagia ini karena kamu berbuat baik. Aku akan menerimanya," mengambil hadiah dari adik keduanya.
Nyonya Li menatap tenang. "Kamu pasti lelah setelah perjalanan jauh dari luar kota. Yue An, kamu bisa beristirahat dengan lebih tenang. Setelah besok pernikahan kakak perempuan mu akan di langsungkan."
"Ibu. Li Yue An mengerti. Saya mohon pamit pergi," gadis itu pergi setelah memberikan hadiah kepada kakak pertamanya. Di ikuti pelayannya Cui dari belakang.
Saat dirinya sampai di depan aula utama kediaman. Dimana semua pelayan masih mendekorasi kediaman untuk pesta pernikahan. Li Yue An melihat beberapa pejabat pemerintahan berseliweran tanpa henti untuk mengucapkan selamat. Mereka datang sebelum pesta pernikahan di langsungkan tentu saja membawa maksud lain.
"Nona kedua, apa kita akan menyapa?" pelayan Cui berbisik.
Li Yue An menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu. Tidak ada tempat untuk ku di antara semua orang itu. Kita kembali ke kamar saja."
Baru saja dia melangkah pergi ada suara memanggil dirinya. "Nona kedua."
Li Yue An menoleh. "Tuan muda Jing."
Pemuda itu tersenyum senang melihat wanita yang ia sukai ada di kediaman. "Aku sengaja ikut ayah ku datang ke kediaman Li. Berharap kamu telah kembali dari luar kota," menatap malu-malu. "Nona kedua. Bagiamana kabar mu belakangan ini?"
"Tuan muda Jing masih ada hal lain yang harus aku kerjakan. Aku mohon pamit," Li Yue An berkata dengan dingin. Saat dia ingin berbalik.
"Tunggu," Tuan muda Jing menahan tangannya.
"Tuan muda Jing tolong jaga sikap anda," Li Yue An berusaha melepaskan genggaman erat tangan pemuda yang penuh ketertarikan dalam pandangannya.
Pelayan Cui langsung menarik Nona keduanya untuk berada di belakang punggungnya. "Tuan muda, anda terlalu lancang."
Pemuda itu semakin gugup. "Tidak. Bukan seperti itu. Nona kedua kamu jangan salah paham. Aku hanya ingin berbicara lebih banyak dengan mu. Tidak bermaksud lebih dari itu."
Dari arah sebaliknya Tuan muda kelima Li Sui menghadang di depan. "Kakak kedua apa dia menganggu mu?" mengepalkan kedua tangannya. "Aku akan buat dia tidak berani datang ke kediaman keluarga Li lagi."
"Li Sui, jangan bertidak gegabah. Kita tidak bisa menyinggungnya," menahan tangan adik kelimanya. Li Yue An berjalan maju untuk mendekat. "Tuan muda Jing. Aku mengerti apa yang ingin kamu katakan. Tapi maaf tidak ada tempat untuk orang lain."
Tuan muda Jing terlihat sedih. "Nona kedua menyukai orang lain?" Li Yue An mengangguk. "Tapi seharusnya Nona kedua tahu betul. Jika kamu menyukai laki-laki lain bersetatus lebih tinggi. Keluarga mu tidak akan mungkin menyetujuinya. Bahkan jika kamu menyukai laki-laki bersetatus lebih rendah. Tidak ada tempat untuk kamu bisa berdiri di keluarga Li. Hanya dengan menikahi aku, kamu dapat hidup layak bahkan tidak akan ada yang berani menginjak-injak harga diri mu."
Li Yue An tersenyum tenang. "Tuan muda Jing perkataan mu juga telah merendahkan ku."
"Tidak. Aku tidak pernah bermaksud demikian," Li Yue An berjalan pergi. Pemuda itu semakin kalang kabut. "Li Yue An, bersedia ataupun tidak aku pasti akan melamar mu. Aku pasti akan menjadikan mu istri ku," dia berteriak sangat kuat. Hingga beberapa orang yang ada di aula depan mendegar dan melihat Tuan muda Jing di tinggalkan begitu saja oleh Nona kedua Li Yue An.
Di perjalanan kembali ke kamar Li Sui menatap beberapa kali kakak keduanya.
"Jangan di simpan. Jika kamu ingin mengatakan sesuatu katakan saja," ujar Li Yue An yang telah mengetahui tingkah aneh adik kelimanya.
"Kakak kedua. Meskipun Tuan muda Jing sangat berani. Tapi dia juga dari keluarga baik-baik. Orang tuanya menteri peternakan dengan kekayaan cukup untuk tujuh turunan. Ayah dan ibunya selalu menuruti keinginan putranya. Dia juga anak pertama dari keluarga Jing. Kenapa kakak menolaknya?" Tuan muda kelima Li Sui menatap heran tapi juga ingin tahu alasan kakak keduanya.
Saat sampai di halaman tempat tinggal Li Yue An, gadis itu duduk di kursi halaman depan. "Keluarganya memang cukup kaya. Dia pemuda yang baik. Namun aku tidak mungkin menikah dengannya. Menjalani kehidupan tenang sebagai nyonya kediaman terlalu membosankan."
"Jadi? Kakak kedua memiliki rencana lain?" pemuda penuh keingintahuan itu mendekat.
Li Yue An menatap langit berbintang. "Jika bisa. Setelah semuanya berakhir. Aku ingin mencari tempat sederhana di suatu daerah tanpa ada yang tahu keberadaan ku. Di tempat asing hidup tenang tanpa gangguan."
"Sepertinya itu tidak buruk. Namun sangat mustahil untuk wanita bisa melakukannya. Karena suatu saat cepat atau lambat. Kakak kedua pasti akan di jodohkan dengan pria lain," ujar Tuan muda kelima Li Sui.
Li Yue An hanya tersenyum menatap adik kelimanya penuh kehangatan. Di malam itu Tuan kelima Li Sui pergi setelah berdiam di halaman depan selama dua jam. Li Yue An juga masuk ke dalam kamar saat pukul sepuluh malam.
Pelayan Cui masuk ke dalam kamar memberikan baskom berisi air hangat untuk cuci muka. "Nona kedua. Sejak kita kembali kenapa anda terlihat tidak bersemangat."
"Apakah begitu?" mencuci muka dengan perlahan. Setelah air di wajah di seka bersih Li Yue An berdiri dan duduk di depan kaca. "Aku hanya takut akan ada hal besar menimpa keluarga Li dalam waktu dekat ini."
Pelayan Cui menyisir rambut panjang dan hitam Nona keduanya. "Mengapa Nona kedua mengatakan itu?"
"Semoga hanya perasaan ku saja," saut Li Yue An. Jika kakak perempuannya mengambil langkah seperti yang dirinya lakukan. Keluarga Li akan dalam bahaya setahun setelah pernikahan itu berlangsung. Tapi dirinya dan kakak perempuannya berbeda. Dia selalu di hina, di rendahkan, di injak-injak layaknya barang tidak berguna. Membawa dendam itu Li Yue An menghancurkan keluarga Li dengan tangannya sendiri. Namun kakak perempuannya sangat di sayangi keluarganya bahkan hidup dalam cinta. Kemungkinan kakak perempuannya melangkah seperti yang ia lakukan dulu. Sangat tidak mungkin.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️