Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Lagi
Saking terkejutnya, ia menjatuhkan amplop dan juga foto-foto tersebut. Dengan tubuh bergetar, ia kembali berbalik menatap Evan.
"S-sayang, ini tidak benar. I-ini pasti editan, ada orang yang ingin menghancurkan hubungan kita. A-aku tidak mungkin melaku...
"CUKUP" mendengar bentakan Evan, Sofia langsung terdiam, Air matanya benar-benar tak bisa di bendung lagi, perasaan takut dan menyesal menjadi satu.
"Cukup Sof, hubungan kita sudah berakhir." Sofia menggelengkan kepalanya, ia menolak. Ia benar-benar mencintai Evan, ia hanya... hanya... bersenang-senang dengan pria itu.
"Aku tak menerima penolakan, apa kamu pikir aku masih mau bersamamu. Di saat kamu sendiri sudah kotor oleh pria lain? Membayangkannya saja aku sudah muak dan jijik, bahkan kamu lebih rendah dari wanita-wanita malam yang memang melakukannya untuk mendapatkan uang di luaran sana. Mereka melakukan hal itu, tanpa menggunakan hati. Karena mereka terpaksa melakukannya, demi apa? DEMI UANG, untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari."
"Sedangkan kamu? Apa yang kamu butuhkan? Uang? Sedangkan kamu sudah memilikinya, bahkan aku bisa memberikannya. Tanpa harus kamu memberikan keperawanan mu dan menemani ku tidur."
DEG
Semua ucapan Evan, sangat mengena di hati Sofia. Ia menyadari kesalahannya, ia yang dulu hanya seorang pelayan. Di terima dengan tulus oleh pria di depannya. Bahkan ia menjadi seperti ini pun karena bantuannya, kenapa? kenapa ia sampai tega melakukan kesalahan ini?
"E-Evan... m-maafkan aku, aku janji akan berubah. Bila perlu aku akan berhenti menjadi model dan menerima lamaranmu untuk menikah, a-aku...." ucapannya terhenti, saat melihat Evan mengangkat tangan
"Tak ada kesempatan kedua untukmu, aku minta kamu pergi secara baik-baik. Jangan membuat aku benar-benar marah dan melakukan hal, yang tidak akan pernah kamu bayangkan sebelumnya. Aku benar-benar akan menghancurkan mu, sehancur-hancurnya."
"Keluar" titah Evan, Sofia masih bergeming di tempatnya
"KELUAR" bentak Evan, mengejutkan Sofia. Dengan langkah lunglai, ia pun keluar dari ruangan Evan.
Bahkan Evan benar-benar menjaga jarak darinya, Sofia menatap Evan. Namun Evan, terlihat enggan untuk melihatnya. Dengan perasaan hancur dan derai air mata, Sofia meninggalkan ruangan Evan. Namun ia akan tetap berusaha, untuk kembali pada Evan. Ia yakin, masih ada cinta untuknya. Iuuuuhhhh...
.
.
"Bagaimana keadaan kakak?" tanya Dwi, Rinjani baru saja siuman. Namun ia masih berbaring di ranjangnya, menutup kedua matanya menggunakan lengan kanannya. Air matanya kembali jatuh, lagi... ia tak bisa mengontrol tubuhnya.
"Maaf... maafkan aku sudah merepotkan mu" ucap nya dengan suara serak
"Tidak apa-apa kak, jangan menangis. Kasihan Yusuf, sebentar lagi pasti bangun. Ia akan merasa sedih, bila melihat ibunya seperti ini." jawab Dwi
Rinjani tersadar saat Dwi mengatakan nama putranya, ia menoleh ke samping kanan. Tak lama senyumannya terbit, melihat putranya yang masih nyenyak.
"Aku benar-benar tak enak padamu, aku sudah banyak merepotkan mu. Baik tenaga, waktu dan materi." ucap Rinjani, Dwi menggelengkan kepalanya.
"Itu tidak benar, kita di pertemukan pasti ada alasannya. Tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, semua sudah di rencanakan sang Khaliq." balas Dwi
Hati Rinjani terasa sangat hangat, ia yang hanya mendapatkan kasih sayang dari dua orang paruh baya di Korea. Kini ia mendapatkan uluran dan juga kasih sayang, dari orang yang tidak ada hubungan dengannya sama sekali.
"Terima kasih" Dwi mengangguk, ia membantu Rinjani yang hendak bangun.
"Kamu sendiri?" tanya Rinjani, karena seingatnya Dwi bersama seorang gadis cantik.
"Ahhh... Aca berangkat sekolah, ada ulangan katanya. Jadi ia tak bisa membolos." jawab Dwi, Rinjani mengangguk
Rinjani ijin untuk membersihkan tubuhnya dan meminta Dwi menjaga putranya, dengan senang hati Dwi mengiyakan permintaan Rinjani.
Di saat Rinjani masuk kamar mandi, di saat itu juga Dokter datang dan Yusuf bangun.
"Selamat pagi, maaf saya hendak melakukan pemeriksaan pada pasien." Dwi hanya membalasnya dengan anggukan, ia pun memberikan ruang pada dokter tersebut untuk memeriksa Yusuf.
"Waahhh... jagoan sudah bangun? Bagaimana perasaanmu saat ini? Apa perutmu masih sakit?" tanya dokter yang bernama Agung tersebut
Yusuf yang baru bangun, masih mengumpulkan kesadarannya. Ia menatap wajah dokter Agung dengan seksama, dan baru sadar bila ibunya tak ada di sampingnya.
"Ibu...." ucapnya pelan
"Ibumu sedang mandi, sekarang Yusuf di periksa dulu ya." Yusuf kembali bingung dengan Dwi, bukan hanya Yusuf yang terkesima dengan suara lembut Dwi. Namun dokter dan para perawat pun, ikut terkesima. Karena sejak awal mereka mengenal Dwi, hanya suara datar dan dingin yang mereka dengar. Bahkan bisa di bilang, Dwi irit bicara.
ceklek
Pintu kamar mandi pun terbuka, Rinjani keluar dengan wajah yang lebih segar.
"Sayang, kamu sudah bangun?" Rinjani bergegas mendekati ranjang sang putra
"Ibu" panggil Yusuf berbinar
"Bagaimana perutmu? Masih sakit?" tanya Rinjani, ia tak mengijinkan Yusuf untuk duduk. Karena takut akan membuat luka di perutnya, kembali terbuka.
"Sedikit" jawab Yusuf dengan mimik wajah yang menggemaskan, wajahnya benar-benar tampan seperti ayah biologisnya.
'Alhamdulillah' gumam Rinjani
"Waahhh... hebat ya jagoannya ibu Rinjani, sakit di perutnya tinggal sedikit." ucap dokter Agung, Yusuf tersenyum
"Boleh om, cek lukanya? Kita lihat, apa sudah benar-benar sembuh?" Yusuf mengangguk
Dokter pun membuka baju Yusuf, ia mengecek perut Yusuf yang luka.
"Alhamdulillah, lukanya sudah benar-benar membaik. Sore ini juga Yusuf, sudah boleh pulang."
"Alhamdulillah" ucap Rinjani dan Dwi
"Sekarang Yusuf harus mau makan dulu ya, lalu minum obatnya. Biar cepet sembuh dan bisa kembali bermain" Yusuf mengangguk semangat
Dokter pun menjelaskan sedikit kondisi Yusuf pada Rinjani, setelah makan siang nanti Yusuf sudah di perbolehkan untuk pulang. Dia pun meresepkan beberapa obat yang di minum, ataupun yang di oles. Rinjani mengangguk paham, setelah itu dokter dan perawat pamit untuk undur diri.
Namun, sebelum dokter Agung keluar. Ia meminta kesempatan untuk berbicara dengan Dwi, dengan berat hati Dwi menyetujuinya. Ia pun ikut keluar dan dokter Agung mengajaknya berbicara di ruangannya.
"Apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Dwi to the point, ia tak nyaman berada dalam satu ruangan dengan pria. Apalagi ia tak mengenal pria tersebut
"Apa kamu sudah melihat vidio yang tersebar luas?" tanya Agung, Dwi mengernyitkan dahinya. Seolah bertanya vidio apa?
"Vidio itu memang sudah terhapus, setelah beberapa menit tersebar. Namun aku sempat mengunduhnya terlebih dahulu." lanjut Agung, seraya memperlihatkan vidio tersebut
Ternyata vidio itu adalah vidio dirinya, saat melakukan pertolongan pertama pada Yusuf.
"Lalu?" tanya Dwi
"Melihat caramu yang cepat, tepat dan lihai. Aku yakin kamu sudah terbiasa menangani pasien, aku yakin kamu pasti memiliki pendidikan yang mumpuni."
"Langsung saja, jangan bertele-tele" potong Dwi
"Aku ingin menawarkan mu bergabung di rumah sakit ini, aku yakin kamu akan berkembang pesat dan menjadi dokter ternama." Dwi menunduk dan mengangkat salah satu sudut bibirnya. Rupanya pria di depannya, memiliki kedudukan lebih dari sekedar seorang dokter.
...****************...
Alhamdulillah bisa double...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
......Happy Reading
all🥰......