Dia tidak menyangka, kematiannya di sebuah pulau sangat membuat keluarga kandungnya merasa senang.
Saat ini, mereka sedang mengadakan pesta atas kematiannya.
Daniella Wang, yang saat ini telah menjadi arwah gentayangan melihat semua apa yang terjadi di kediaman Wang.
Tawa kedua orang tuanya, ke empat kakak laki-lakinya. Dan juga Ovellia Wang, putri palsu yang di sayangi mereka.
Ketika mereka mendengar tentang kematiannya, mereka hanya berkata;
"Itu akibat ulahnya sendiri, dia yang mencari kematiannya sendiri. Biarkan dia mati jauh-jauh."
Tiba-tiba ada kekuatan dahsyat yang menarik arwah Daniella. Kembali ke masa dia muda. Di mana ketika orang tua kandungnya ingin menjemputnya dari ayah angkatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13
"Serius sekali." Ucap seorang pria yang mendekat ke arah Daniella.
Sementara itu, Daniella Wang yang tadinya serius membaca di sudut ruang perpustakaan, menoleh ke arah suara itu.
Karena suara berat pria itu sedikit sexi di telinga Daniella.
"Um" Tapi hanya itu yang di ucapkan oleh Daniella. Karena setelah melihat wajah pria itu.
Ya, wajah yang imut dan cantik. Sedikit tidak cocok dengan suara berat yang baru dia dengar barusan.
Kembali dia melanjutkan bacaannya, tanpa memperdulikan lagi pria yang kini telah duduk di depannya. Mereka hanya di batasi sebuah meja persegi panjang.
"Aku mendengar kamu memiliki nilai tertinggi di sekolah ini. Mengapa di jam istirahat kamu masih saja belajar?"
Daniella memutar bola matanya di saat kepalanya terhanyut di dalam bacaannya.
Saat ini dia tidak ingin di ganggu, karena dia ingin segera menyelesaikan bacaannya. Dia telah membuat daftar bacaannya setiap hari.
Sehingga, buku-buku bacaan yang telah di tulis dalam notebook-nya. Harus dia selesaikan membacanya sesuai jadwal.
Rasa jengkel di hatinya mulai timbul, di saat pria di depannya ini tidak beranjak pergi dari situ.
"Ada apa? Jika tidak ada masalah penting. Bisakah anda tidak mengganggu ku?" Daniella menegakkan kepalanya untuk melihat dengan jelas.
"Aku tidak mengganggumu. Aku hanya melihat-lihat saja. Kalau kau masih membaca, lanjutkan saja. Aku hanya diam di sini." Ucapnya dengan sedikit tersenyum menggoda.
"Tapi, kamu duduk di depan ku. Dan itu mengganggu konsentrasi ku." Daniella meliriknya dengan raut wajah sedikit kesal. Dia tidak ingin di saat dia sedang terhanyut dalam dunianya, tiba-tiba lelaki ini mengganggu.
"Ck, anggap saja aku tidak ada di depanmu." Balas lelaki itu.
Tapi Daniella terlalu malas untuk berdebat dengannya. Apa lagi mereka sedang berada di ruang perpustakaan. Tentu saja akan di larang jika ada suara yang sedikit gaduh.
Jadi dia diam saja dan melanjutkan bacaannya. Dan ternyata dugaan Daniella benar, laki-laki itu tidak tahan berdiam diri. Dia hendak mengeluarkan suara, tapi entah bagaimana Daniella mengetahuinya.
Dia melirik dengan atas matanya tajam, karena dia masih dalam keadaan setengah menunduk.
Entah sihir apa yang di keluarkan Daniella dari matanya. Membuat pria yang hendak bersuara menjadi tidak bisa berkata-kata. Dengan masih membuka mulutnya, dia mematung menatap Daniella.
Masih dengan lirikan tajamnya, Daniella menggerakkan jarinya. Dengan isyarat bahwa laki-laki itu harus keluar. Dan entah bagaimana, lelaki itu menurut.
Dengan langkah gontai, dia keluar dari ruangan baca itu. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Karena tiba-tiba saja dia lupa apa yang hendak dia katakan tadi.
"Ck, kenapa bos menyuruh ku untuk mencari tahu tentang dia ya?" Gumamnya pelan, yang tangannya masih menggaruk-garuk kepalanya.
Dia teringat kembali dengan tatapan Daniella.
"Matanya sangat indah." Ucapnya pelan dengan sedikit tersenyum. Ketika Daniella menatap tajam ke arahnya tadi, jantungnya berdegup kencang. Membuat dia lupa hendak menanyakan sesuatu. Pertanyaan yang telah di tugaskan seseorang. Yang dia sebut "Bos" tadi.
Sementara itu, pria ini adalah teman satu sekolah Daniella. Hanya saja berbeda kelas. Walaupun begitu, Daniella mengenalnya. Apalagi, laki-laki ini memiliki ciri khas sendiri. Yaitu, sedikit gemulai. Karena itu, Daniella bisa langsung mengenalnya, karena sangat jarang orang yang bertingkah seperti dia.
Namanya Ivan, kehadirannya di dalam perpustakaan ini membuat Daniella bertanya-tanya. Karena laki-laki itu bukanlah orang yang suka belajar.