REVISI
Cahaya adalah Seorang model terkenal yang berumur 30 tahun. dan dia sudah menikah dengan Aditya yang seorang pengusaha. Pernikahan mereka masuk 3 tahun namun sampai sekarang belum dikaruniai anak. Sehingga membuat Aditya berselingkuh dengan sahabat Cahaya yang bernama Keyla. hasil perselingkuhan itu membuat Keyla hamil anak Aditya.
Sampai akhirnya Cahaya pulang dari luar negeri tanpa memberitahu suaminya dia pulang untuk buat kejutan. Tapi bukan suaminya terkejut akan kedatangannya. tapi dirinya yang terkejut melihat suami dan sahabatnya berada didalam kamar sedang memaduh kasih.
"Apakah yang akan dilakukan oleh Cahaya?
Apakah Cahaya memaafkan suaminya atau lebih pilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Cahaya sudah berada dikantor mengerjakan beberapa dokumen penting yang Harus dia selesakan hari ini.
Tok....
Tok....
Tok.....
“Masuk” Ucap Cahaya dari dalam tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen.
“Nona Ini Flashdisk, semua bukti percakapan mertuamu terkemam disini.” Arga memberikan Flashdisk itu pada Cahaya.
“terimakasih Arga, Kamu selalu bisa diandalkan.” Jawab Cahaya tersenyum kearah Arga. “Bagaimana kamu bisa mendapatkan rekaman ini?”
Arga menjelaskannya ke Cahaya bagaimana dia bisa mendapatkan rekamannya.
Setelah Cahaya mendengar penjelasan Arga, dia Mencollokkan Flashdisk itu keleptopnya untuk mendengar percakapan mertuanya yang dimaksud Arga.
“Ma Cahaya mengetahui hubunganku dengan Keyla. Bahkan kita berdua dipecat dikantor Adiyaman. Kita juga akan susah cari pekerjaan di perusahaan manapun. Karena nama kita sudah di blacklist oleh Cahaya.” Ucap Aditya.
“Apa? Kamu jangan bercanda dit. Aku tidak mau hidup susah seperti dulu lagi.” Ibu Aditya menatap kearah. “Istri yang pantas buatmu itu adalah Cahaya, dia kaya punya segalanya. Hidup kita terjamin jika kamu bersama dia.” Ucap Ibu Aditya kesel dengan anaknya.
“Jangan Khawatir Ma, aku akan coba membujuknya agar Cahaya mau kembali kepadaku.”
Ibu Aditya tersenyum licik. “Jika Cahaya sampai menceraikanmu. Ingat kamu harus menuntut harta gono gini juga sebagai kerja kerasmu yang selama ini bekerja di perusahaan Aditya yang semakin sukses.”
“Baik Ma.”
Deg
Jantung Cahaya berdetak kencang mendengar percakapan Aditya dan mertuanya.
“Mereka hanya menganggapku pencetak uang.” Air Mata Cahaya menetes. Selama tiga tahun pernikahannya dengan suaminya, ternyata dia hanya dianggap Pencetak uang untuk mertuanya dan suaminya.
Arga memegang pundak Cahaya untuk memberi kekuatan. Arga sudah menganggap Cahaya seperti adiknya sendiri. Apalagi keluarga aditama sangat baik kepada keluarganya. Sebelum kedua orang tuanya meninggal bersama dengan Aditama.
Ayah Arga adalah supir pribadi Aditama sedangkan Ibunya adalah Asisten pribadi Ibunya Cahaya. Pada saat itu kedua orang tua Arga maupun Cahaya pergi bersama keluar negri untuk perjalanan bisnis. Namun dipertengahan jalan kedua keluarga itu kecelakaan mobil yang mengakibatkan penumpangnya tidak ada selamat.
Cahaya menatap Arga dengan mata berkaca-kaca. “Aku terlalu bodoh, Mas Aditya tidak pernah mencintaiku, Hanya aku yang mencintainya.”
“Jangan menangis. Kita akan membalasnya. Mana Cahaya yang tanggu, Bukankah Cahaya yang aku kenal tidak cengeng. Cahaya yang aku kenal kuat tak mudah ditindas.”
Cahaya menghapus air matanya deng kasar. “Kamu benar, Cahaya yang dulu harus bangkit. Cahaya yang penurut dan lembut tidak ada lagi.” Dia menyunggingkan senyumannya membuat siapa yang melihatnya ngeri.
“Rencanamu apa?”
“Menggugat cerai pria brengsek itu.”
Arga menganggukkan kepalanya tanda setuju kalau Cahaya menggugat cerai Aditya. “Kamu harus punya banyak bukti untuk menggugat cerai Aditya.”
“Bukti gue lebih dari cukup dan rekaman ini juga termasuk bukti untuk menggugat Cerai Aditya.” Ucap Cahaya yakin.
“Arga, aku mau keluar dulu untuk ketemu Risa. Kamu bisa kan Handel pekerjaanku?” Ucap Cahaya yang diangguki Arga.
#Restoran Seafood#
Cahaya masuk kedalam restoran. Dia menatap kesana kemari mencari tempat duduk sahabatnya.
Melihat Risa mengangkat tangannya. Dia segera menghampiri Risa.
“Maaf, Nunggu lama. Jalanan macet.”
“Santai ajah, kita juga baru sampai lima menit yang lalu.” Jawab Risa.
“Kenalin, Ini Tika pengacara yang akan urus perceraianmu dengan Aditya. Dan Tika ini Cahaya sahabatku yang sudah aku anggap saudara sendiri.” Ucap Risa.
“Hai salam kenal.” Cahaya bersalaman dengan Tika begitupun dengan Tika menyambut baik Tangan Cahaya.
“Sebelum kita bahas lebih lanjut. Kita pesan makanan lebih dulu. Aku Belum sempat makan Siang, dari pengadilan aku langsung kesini untuk menemui kalian.” Ucap Tika merasa tidak enak pada Cahaya dan Risa. Takutnya mereka punya kesibukan.
“Ok, Aku juga lapar.” Ucap Cahaya tersenyum.
“Sama aku juga sudah lapar. Aku tidak sempat makan.” Timpal Risa tersenyum memperlihatkan giginya yang putih bersih.
“Mbak.” Panggil Tika pada salah satu pelayang.
“Iya Bu, Mau pesan Apa?”
“Aku mau pesan Nasi goreng Seafood dan minumannya Jus Jeruk.” Dia menatap Cahaya dan Risa. “Kalian berdua mau pesan Apa?”
“Samain ajah punya kamu Tik?” Jawab Risa.
“Kalau aku nasi Ayam Rica-Rica dan minumannya Jus Alvocado.” Timpal Cahaya.
“Baiklah aku bacakan ulang pesanan kalian. “Dua Nasi goreng Seafood, dua Jus jeruk, Satu Nasi Ayam Rica-rica dan satu Jus Alvocado.” Ucap pelayan itu. “Hanya itu saja.” Sambungnya.
“Itu saja dulu, kalau ada tambahan, nanti kita akan panggil lagi.”
“Baik, mohon di tunggu! Kami proses pesanannya dulu bu. Permisi”
Setelah pelayan itu pergi. Mereka melanjutkan obrolan tentang perceraian Cahaya dan Aditya.
“Apa yang bisa aku bantu?” Tanya Tika.
“Begini, Aku mau menggugat cerai suamiku. Mungkin secara garis besarnya Risa sudah menceritakannya pada Mbak Tika.”
“Benar, Risa sudah menceritakannya. Sebelum kita melangkah lebih jauh. Aku mau bertanya sama Bu Cahaya, Apa benar Bu Cahaya yakin mau bercerai dengan suami Ibu? Maaf, aku bertanya begini bukan mau membela suami Ibu atau maksud apa, Tapi agar nanti tidak ada penyesalan dikemudian hari setelah ada keputusan cerai dari pengadilan.” Terang Tika menjelaskan.
“Aku sangat yakin untuk bercerai dengan suamiku.” Ucap Cahaya tegas.
“Bu Cahaya membawa berkas-berkasnya yang diperlukan untuk mempermudah perceraian Bu Cahaya dengan suamimu.?”
Cahaya mengangguk, kemudian dia memberikan berkasnya kepada Tika. Sementara Tika membaca teliti berkas milik Cahaya.
“Berkasnya lengkap dan besok aku akan mendaftarkan gugatan Ibu ke pengadilan. Apakah ada tuntutan lain seperti harta gono gini dan hak asuh anak.”
“Tidak ada Bu aku hanya mau bercerai secepatnya. Dalam pernikahan kami, belum dikaruniai seorang anak.” Ucap Cahaya cepat.
“Biasanya tidak ada tuntutan harta gono gini dan hak asuh anak. Putusan dari pengadilan akan cepat selesai.”
Tika menatap Cahaya. “Bu Cahaya punya bukti yang dapat memberatkan Suamimu agar tidak bisa mengelak di pengadilan nanti.”
Cahaya mengangguk kemudian dia menyerahkan Flashdisk yang du dalamnya terdapat Video panas suaminya bersama dengan selingkuhannya. Video itu dia rekam sendiri waktu dia baru saja pulang dari luar negri. Dan ada juga rekaman mertua dan suaminya yang membicarakan tentang dirinya.”
Setelah Tika mendapatkan beberapa bukti untuk memberatkan Aditya suami Cahaya agar tidak bisa mengelak dipersidangan nanti. Tika menyimpan dengan baik berkas milik Cahaya.
...***Bersambung***...