Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rambut Oscar si Raja Hutan
Pagi itu Reza terbangun dengan perasaan hidung yang ditarik-tarik, saat memincingkan matanya terlihat Maura sudah bangun dan sedang menarik-narik hidungnya. Dilihatnya jam ternyata sudah subuh.
"Maura sudah bangun?" tanya Reza dengan suara serak.
"Mola tebangun dengal syuala hidung Papi... Syualanya kelaaaas kaya ada binatang di lubang hidung Papi... Mola liat tapi inda ada apa apa" jawab Maura sambil masih melihat ke lubang hidung Reza.
"Hehehehe binatangnya sudah masuk ke perut Papi" jawab Reza sambil tersenyum
"Haaah... " Maura langsung menghampiri perut Reza dan menempelkan telinganya di perut Reza,
"Papi ada buni buni glukgluk gluk...." Maura mendengarkan dengan seksama,
"Hahahahaha... itu binatangnya minta makan" jawab Reza, ia merasa sangat terhibur dengan tingkah Maura.
"Papi pulangnya lamaaa... mola tungu tungu mau dengel celita" Maura tampak terlihat sedih, tadi malam dia menunggu Reza pulang hingga akhirnya tertidur.
"Oya Papi belikan Maura buku cerita baru mau dengar?" ucap Reza sambil meraih buku cerita yang dibelinya tadi malam yang disimpannya di meja samping tempat tidur.
"Mahuuu... tapi kata Oma kalau pagi pagi Mola halus solat dulu teyus bangunin Kaka Ujan" Maura mengingat pesan Oma nya yang selalu mengajak Maura untuk solat.
"Oya Papi lupa, ayo kita solat dulu.... Kakanya Maura bangunkan yah... Papi ambil wudhu dulu" Reza tersenyum
Reza tidak pernah mengkhususkan mendidik agama pada anak-anaknya, mungkin karena keluarganya kurang memperhatikan pendidikan agama dulu. Anak-anak lebih banyak mendapatkan pendidikan agama dari neneknya yaitu ibunya Mitha yang selalu menemani anak-anaknya saat Reza ke kantor. Hubungannya dengan mertuanya dulu masih sangat baik, terutama karena ibunya Reza yang masih sibuk dengan urusan keluarganya di Singapura. Hujan pun dimasukan ke Islamic School sejak masuk sekolah dasar, paling tidak pendidikan di sekolah memberikan dasar pengetahuan agama bagi anaknya yang tidak bisa diberikan olehnya secara langsung.
Setelah menyelesaikan shalat, Maura sudah menempel kembali duduk di pangkuan Reza. Hujan sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah, hari ini Reza meminta supir untuk mengantarkan Hujan ke sekolah. Ia ingin menyisihkan waktunya untuk Maura sebelum berangkat ke kantor.
“Papi bissa telita sekalang boyeh? dali hape Papi lagi?" Maura langsung memberikan hape Reza
"Owh belum ada cerita dari hape, Papi mau cerita dari buku saja yaaah. Ini sudah beli buku baru gambarnya bagus dan ceritanya lucu-lucu" Reza memperlihatkan buku yang dibelinya
Maura mengerutkan dahinya, dilihatnya buku yang baru di beli Reza ada gambar binatang di dalamnya tapi lebih banyak tulisan ceritanya.
"Iya boyeh..." diambilnya susu Dot yang sudah disiapkan Reza dan berbaring di kasur di samping Reza.
"Ceritanya tentang Rambut Oscar si Raja Hutan" Reza memulai ceritanya.
Hujan yang sedang bersiap untuk sekolah tetiba mendekat ke kasur Maura.
"Aku juga mau dengarkan cerita Papi ahhh sambil minum dot sama Maura" Hujan mendekat ke kasur dan tidur di sebelah Maura sambil menggoyang goyang Dot Maura.
"Kaka cana syekolah ga boleh bobo agiiiiih...." Maura terganggu dengan kehadiran Hujan disebelahnya.
"Iiiih pelit... minta satu sedotan ajaa susunya biar semangat sekolahnya"... sambil menarik Dot Maura.
"Gaaa boyeeeeeeh... Kaka udah deuedee.. enga boyeh minum dot" sambil mendorong dorong Hujan
"Mora juga udah geudeee tapi masih minum dari Dot" ganggu Hujan sambil menarik-narik Dotnya Maura
"Papiiiiii..... kakanya dahat" Maura sudah meyek meyek mau menangis.
"Kaaa... udah dong.. pagi-pagi udah ngajak ribut aja" Reza melerai keduanya
"Huuuuh dasar bayi cengeng.... " Hujan tertawa sambil menjembel pipi Maura kemudian berlari ke kamar mandi sambil tertawa-tawa
Maura langsung menangis.... "Uwaaaaaaaa kaka dahaaaat"
Haduh ini pagi-pagi sudah ricuh, Hujan selalu senang menggangu Maura karena gampang menangis kalau di ganggu. Rasanya baru kemarin Reza melihat acara keributan tarik menarik antara kakak dan adik di Mall, sekarang pagi harinya ia sudah melihat lagi keributan antara kaka dan adik di kamar. Bedanya cuma di umur, ternyata yang namanya adik kaka selalu saja ribut sampai tua. Reza hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Sudah jangan menangis kan mau dengarkan cerita Papi" Reza mengacung acungkan bukunya.
"Iyaa..." Maura kemudian menyelipkan kepalanya diantara tangan Reza sambil melihat ke buku yang dibaca Reza.
"Rambut Oscar si Raja Hutan"
"Disebuah hutan tinggal lah Oscar si Raja Hutan.. Ia adalah Singa yang sangat ditakuti oleh oleh semua binatang yang ada di hutan"
"Rambut Oscar sangat lebat dan itu merepotkan Oscar karena dia harus selalu menyisir dan merapihkan rambutnya setiap hari"
Kemudian akhirnya binatang yang ada di hutan diberikan tugas secara bergilir untuk menyisir rambut Oscar, dan saat mereka menyisir rambutnya, Oscar selalu bertanya "Apakah rambutku terlihat indah"
Semua binatang yang dihutan selalu mengatakan "Ya Paduka Rambutmu sangat indah dan lebat... tidak ada binatang di Hutan ini yang bisa menandingi keindahan rambutmu" Mereka semua takut untuk mengatakan kalau mereka tidak menyukai rambut Oscar yang panjang.
Oscar sangat senang sehingga ia terus saja memanjangkan rambutnya dan terus merepotkan semua binatang yang ada di hutan.
Hingga suatu hari ada seekor Ular yang merasa kesal dengan rambut Oscar, ia mengalami kesulitan untuk menyisiri rambut Oscar karena ular tidak memiliki tangan. Saat sang Raja Hutan bertanya "Apakah rambutku sangat indah" Ular itu menjawab " Tidak Paduka yang Mulia... Rambut anda terlalu panjang sehingga menyulitkan anda untuk menangkap mangsa...anda harus memotong rambut anda Yang Mulia"
Oscar kaget baru kali ini ada binatang yang mau jujur kepadanya. Kemudian dia bertanya kepada binatang yang lain, "Apakah yang dikatakan Ular itu benar?"
"Benaaaar paduka yang Mulia" semua binatang menjawab bersama-sama.
"Mengapa kalian tidak mengatakannya kepadaku" tanya Oscar.
"Kami takut Yang Mulia"
Oscar berkata "Jangan takut kalau mengatakan kebenaran, kalian bisa jujur karena akan membawa kebaikan untuk kalian"
"Sebagai hadiah atas kejujuranmu Ular maka aku akan mengangkatmu menjadi Perdana Menteri" Oscar memeluk sang Ular. Kemudian Oscar meminta juru potong rambut Istana Hutan untuk memotong rambutnya.
Semua binatang di hutan merasa bahagia, dengan kejujuran Ular mereka semua terlepas dari kewajiban menyisir rambut sang Raja Hutan.
Untuk itu kalian harus selalu ingat untuk selalu berkata jujur.
Reza mengakhir cerita yang dibacakanya...
"Bagaimana? lucu kan cerita Papi?" tanya Reza sambil tersenyum
"Inda lucu... Mola mau celita dari hape Papi saja" jawab Maura sambil turun dari tempat tidur.
Reza melongo melihat Maura yang meninggalkan dirinya di kamar, rasanya dia sudah membuat suara yang keras dibuat seperti Singa dan kecil untuk Ular. Apa yang membuat ceritanya tidak lucu, ah mengesalkan pikirnya, Reza kemudian berpikir dan diambilnya handphone yang ada di pinggir tempat tidur.
"Jangan lupa membuat cerita tentang Rambut Oscar si Raja Hutan yang ada di bagian pertama buku cerita, sebelum malam tolong kirimkan ceritanya dengan voice note"
"Kalau ceritamu dianggap lucu oleh Maura, saya akan memberikan hadiah suvenir dari perusahaan untuk divisimu"
Reza mengirimkan pesan ke Hasna, ia ingin tahu bagaimana Hasna bisa membuat cerita yang dibuku menjadi lebih lucu dan bagaimana tanggapan Maura akan isi cerita Hasna. Kalau ceritanya Hasna lebih lucu, maka Maura akan merasa senang dan ia bisa membuat rekan kerja Hasna tidak lagi melihatnya sebagai musuh bersama.
Hasna POV
Ting..Ting
Aku sedang bersiap mandi saat tiba-tiba terdengar notifikasi pesan. Pasti Mama kirim pesan, jangan-jangan Kak Angga tadi malam telepon dan cerita sama Mama... "Ih Kak Angga itu pasti suka bawel... kaya perempuan aja" langsung kuambil hape dan kuliat pesan disana.
Darth Vader. Beuh ini apalagi pagi-pagi sudah kirim pesan, apa sih maunya bosku ini. Bu Rika saja jarang kirim pesan pagi-pagi, nanti juga kan pasti akan ke kantor.
"Jangan lupa membuat cerita tentang Rambut Oscar si Raja Hutan yang ada di bagian pertama buku cerita, sebelum malam tolong kirimkan ceritanya dengan voice note"
"Kalau ceritamu dianggap lucu oleh Maura, saya akan memberikan hadiah suvenir dari perusahaan untuk divisimu"
Ih ya ampun musti bikin cerita hari ini, waduh aku langsung mencari buku cerita yang dibeli tadi malam, dimana lagi itu buku Ya Allah, jangan-jangan dipinjam Kak Angga.
"Owh ini dia, ya ampun si Kak Angga main lempar aja ke kolong kursi... dasarrr"
Hasna segera membuka halaman depan dari buku cerita yang dibelikan Reza tadi malam, dibacanya cerita itu dan tersenyum
"Heheheheh cerita yang baik dan benar... membosankan... cerita itu seharusnya baik dan benar menurut sebagian orang dan dibikin benar oleh orang lain"
Apalagi Hasna...Hasna mana ada kebenaran yang dibikin benar ... kaya gimana lagi cerita kaya gitu ... hadeuuuh
Tiba-tiba .... Ting..ting ada pesan lagi yang masuk.
"Awas ceritanya harus masuk akal dan tidak mengandung unsur pornografi. Kalau ada kata-kata yang tidak lulus sensor, kamu harus membuat cerita tambahan 2 kali"
Eh... apa pula ini pikirku, atas kesepakatan siapa aku yang harus membuat cerita tambahan. Enaknya saja negosiasi harus seimbang dong.
"Baik Pak boleh... tapi kalau Maura mengganggap cerita saya lebih lucu saya meminta hadiah tambahan cupcake untuk saya dan cerita yang saya buat tidak harus masuk akal karena menurut saya permintaan Bapak juga sudah tidak masuk akal. Terima kasih"
Huhhh... Syut.. syett.. Lempar handuk...Hasna dilawan... Dulu lagi kuliah aku jago debat. Enaknya ajah.. Mandiiii...
****************
Demi memenuhi permintaan “pemirsa” saya double up. Untuk itu saya minta double up untuk like, komen dan votenya dong biar adil. Enaknya aja Author dilawan. Syuth... syeth... Up.... Hehehehe
****************
apakah bener Buun, dipotong² lagi ceritanyaa
maacieeww Bunaaaa lopee²