Kita dan Rasa
Kisah cinta beda agama antara Wilona si gadis kampung yang sedang merantau di kota dan Raka pria kota yang berasal dari keluarga kaya raya yang tak sengaja dipertemukan.
Raka yang mulai jatuh cinta kepada Wilona memutuskan untuk mendekati Wilona , perjuangan Raka membuat hati Wilona luluh ,merek pun menjalin hubungan bahkan Raka berani mengenalkan Wilona kepada keluarganya.
Walau keluarga Raka menerima Wilona ,namun beberapa waktu kemudian mereka sadar bahwa mereka berbeda keyakinan.
konflik dan drama terjadi diantara kisah cinta mereka belum lagi kehadiran orang ketiga yang mampu mencuri hati keluarga Raka membuat Wilona semakin merasa terpojok.
Wilona yang hampir menyerah dengan cintanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halaman ,namun tak di sangka Raka masih berjuang dan menyusulnya.
Apakah cinta mereka akan berakhir bahagia? atau takdir justru memisahkan mereka berdua.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Wica menghapus air mata dan menenangkan diri nya dengan duduk diam di tangga,Wica berjalan menuruni tangga dengan lemas ,ia sudah menduga Raka dan Wilona punya hubungan ,namun ia tak menduga akan melihat Raka dan Wilona berciuman dengan panas nya.
Dilihat nya mama dan papa Raka sudah tertidur sambil berpelukan di sofa ruang TV, hujan masih turun dengan deras nya di luar sana , namun Wica tak peduli akan hal itu, ia mengambil tas nya dan berjalan pelan menuju mobil nya, Wica meninggalkan rumah itu tanpa berpamitan kepada siapapun ,hati nya hancur , air mata terus menetes, tangisan nya tertutup deras nya air hujan yang menimpa mobil nya, Wica menangis di tengah - tengah kemacetan ibu kota.
..
"ish ,ternyata ini penyebab pacaran tuh haram ,aku terbawa suasana sampai gak sadar kayak gini" keluh Wilona setelah mereka selesai berciuman ,bibir nya masih terasa basah dan bengkak.
"maaf yah" ujar Raka menunduk ,sadar akan kesalahan nya.
"udah lah gak apa - apa sayang ,aku gak sesuci itu kok " Wilona tak mau Raka menyalahkan diri sendiri karena ia melakukan nya atas kemauan keduanya.
"kita pindahin anak - anak yuk, abis itu turun ,gak enak sama mama dan papa" ucap Wilona ,Raka menuruti nya mereka menidurkan kedua tuan muda di kamar Arka, setelah itu turun menuju ruang Tv.
"si Wica pulang kah?" tanya Raka yang tak melihat Wica dan mobil Wica juga sudah tak ada di halaman.
"loh bukan nya dia di atas sama kalian?" tanya mama Raka yang belum sadar dengan kepergian Wica, ia masih mengantuk saat merespon pertanyaan Raka.
"gak ada tuh , dia gak ada keatas sama sekali ma "jawab Wilona.
"di studio Dance kali dia" ucap papa Raka.
"mobil nya aja gak ada , oh iya sayang kita ke studio Dance yuk , aku belum tunjukin ke ayang" Raka tak memperdulikan Wica ia lalu mengajak Wilona naik ke lantai dua .
"Lah iya ma , gak ada mobil nya " ujar Papa Raka yang telah mengecek ke luar , tak ada mobil Wica disana.
"Wica kenapa pulang yah ay?" tanya Wilona ,ia sedikit khawatir dengan Wica yang tiba - tiba pergi.
"mungkin ada perlu sayang, biarin aja lah , nah ini studio Dance nya"
Raka tak mau membahas Wica dulu ia ingin menikmati waktu bersama Wilona.
"wah rumah ini ada Studio sebesar ini ,aku gak mengira studio nya sebesar ini loh sayang" Wilona terpukau dengan studio Dance itu.
"dirumah ini juga ada bioskop mini nya ,Arka suka banget nonton Film makanya di samping kamar Arka ada ruangan kan,nah itu bioskop nya cukup untuk satu keluarga " ucap Raka .
"wah kamu enak yah , di rumah aja segala nya ada pasti betah " ujar Wilona ,andai saja rumah nya di kampung seluas dan semewah ini Wilona sudah pasti betah diam di rumah.
"Yasudah ayo! Ajarin aku Dance " Wilona segera berdiri di depan cermin meminta untuk di ajarkan Dance , Raka langsung menyalakan musik.
"ayo ikutin yah" Raka menari ,biasanya Wilona hanya melihat tarian Raka di video, namun kali ini ia menyaksikan langsung membuat nya kagum .
Wilona dengan percaya diri mengikuti gerakan Raka , namun Wilona tak berbakat di bidang ini , membuat tubuh nya kaku ,Raka tertawa terpingkal-pingkal melihat Tarian Wilona.
"ayang mirip robot hahaha" ucap Raka mengejek tarian kaku Wilona, kejar - kejaran pun tak bisa di hindari mereka puas bermain di studio Dance itu.
Saat hari mulai malam, Jansen dan Arka bangun dari tidur nya, papa Raka sudah berangkat bekerja karena ada rapat dadakan yang harus dihadiri.
"wil kalau Jansen udah bisa di ajak pulang, pulang aja yah ,gak enak kelamaan main "
Wilona memanyunkan bibirnya saat mendapat pesan dari mama Jansen yang meminta Wilona untuk pulang, hal itu dilihat Raka dan mama nya ,membuat kedua nya gemas dengan Wilona.
"kenapa loh?" tanya Raka gemas.
"ini loh " Wilona menunjukkan pesan yang di kirim mama Jansen .
"oalah di suruh pulang, masih betah yah?" ujar mama Raka ,Wilona mengangguk ,sehari sepertinya tak cukup untuk Wilona menghabis kan waktu bersama Raka ,di tambah perlakuan orang tua Raka yang menerima Wilona sepenuh hati.
Mama Raka merasa kasihan kepada Wilona , ia beranjak dari duduk nya lalu berjalan menuju telepon rumah.
"hallo mam Jans, Jansen boleh gak main sampai jam delapan malem aja ? Arka tantrum nih gak mau ditinggal , nanti Jansen sama Wilona di anterin sama kakak Arka ,makasih yah nanti sesekali Arka yang main ke rumah Jansen yah ,dadah" Wilona sumringah mendengar mama Raka menelepon bos nya .
"aman , sampe jam delapan yah " ucap mama Raka.
"makasih ma " Wilona kini sudah tak manyun lagi, setidak nya masih ada waktu beberapa jam lagi untuk Wilona.
Akhir nya Wilona menemani Raka belajar di kamar nya ,sementara Jansen dan Arka makan malam bersama mama Arka.
"gak ngerti sedikitpun aku " Ujar Wilona pasrah , ia cukup sedih karena tak bisa melanjutkan sekolah nya dulu.
"udah sayang kamu itu gak usah belajar , tugas kamu itu mencintai Raka" ucap Raka yang sukses dihadiahi sebuah pukulan oleh Wilona .
"belajar yang benar ,wahai murid nakal!" ucap Wilona, Raka meringis kesakitan setelah mendapat pukulan dengan menggunakan buku paket nya, Raka mulai fokus belajar.
Wilona membiarkan Raka fokus belajar sementara ia mulai menjelajahi kamar Raka , cukup rapi untuk kamar seorang remaja laki - laki.
Wilona merebahkan dirinya di kasur king size milik Raka, sangat nyaman dari pada kasur busa milik nya di kamar lantai tiga, saking nyaman nya Wilona tertidur , Raka melirik nya lalu perlahan menyelimuti Wilona.
Raka berlutut mensejajarkan dirinya dengan Wilona yang tertidur , ditatap nya wajah cantik nan menggemaskan itu , Raka memikirkan bagaimana cara agar hubungannya dengan Wilona akan berakhir bahagia.
Raka tak sadar , tubuh nya yang mengantuk akhri nya membuat nya tertidur disamping Wilona.
Mama Raka tersenyum, ia bangga anak laki - laki nya tak melakukan hal apapun kepada Wilona ,ia memutuskan untuk meninggalkan mereka setelah beberapa lama mengintip di ujung pintu yang terbuka, ia percaya dengan anak sulung nya.