SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. KOK BUAT DASI?
“Ada apa Ji, kok koyoke gawat gitu Wa mu tadi?”
“Iya Tok, huuuf. Memang gawat, dan aku nggak tau apa yang harus aku lakukan Tok”
“Aku bisa minta tolong Tok?”
“Minta tolong apa Ji?”
“Eh Tok, tadi siang awakmu kan tanya aku, kenapa celanaku nggak tak kancingkan kan, saiki liaten Tok” kubuka sarungku
“ASTAGHFIRULLAHALADZIM!” teriak Antok yang kemudian keluar dari kamarku
“Leh yembot Tok, kok malah keluar cok!”
Antok hoeg byor - hoeg byor di luar, kayaknya dia mual setelah liat ukuran kuntilaku yang sekarang hampir sama dengan ukuran kakiku.
Sudah dua menitan Antok di depan kamarku yang berupa taman ala kadarnya, dia kayaknya masih muntah-muntah.
Tiba-tiba pintu kamar sebelah terbuka,, waduh pasti Celenk dengar suara Antok yang lagi muntah di depan kamar.
“Lho Tok, ente mendem ta?” kata suara Celenk
“Egghh nggak Lenk, iku lho si Pariji…. hoeeegh”
“Pariji kenapa Tok?” tanya Celenk lagi
“Deloken kui Pariji di kamarnya Lenk, liaten dulu dia HOeeeeggghhhh”
Waduh ada celenk, pasti dia nggk prihatin saya keadaanku, dia pasti akan tertawa ketika liat kuntilaku yang aduhai.
*****
Selesai sudah rasa kekagetan dan keheranan dua orang kawanku, tadi malah celenk ngira ada ular piton yang nyerang aku, bukan belut lagi hehehehe
“Sekarang apa yang ente akan lakukan Ji”
“Aku yakin pasti ada yang nggak suka sama aku Lenk, aku disanted atau dikerjai. Jadi ya aku harus cari dokon Lenk”
“Yaken ente dikerjai, bukan kena kutuk sama benda-benda lawas dan aneh yang ente juwal ini?”
“Iya…. bener Celeng Ji, aku kadang liat barang daganganmu ini ada yang nggak beres” sahut Antok sok tahu
“Contone opo Tok, ente kok bisa bilang nggak beres ini apa penjelasan ente Tok”
“Ji, yancok JI….. tutupono kuntila ente cok. Pakeo sprei atau apa gitu lho tak butak, ojok mbok ler gitu rek, aku lho jijig liatnya”
“Sekalian uggh hoeeegh ente sikatan dulu Ji, abab ente bauknya menteror hidungku cok, ambune iku koyok perpaduan antara batang tekos sama taek koceng”
“Iyooo iyooo Lenk, aku tak sikatan dulu, sini aku pinjam sarungmu, sarungku tadi kena darah”
“Emoh cok, najis mugoladoh. Selet dan kuntila ente itu najis…. hadas besar mbut!”
“Aku banyak sarung di kosan, tak ambilnya disik Ji” kata Antok kemudian pergi dari kamarku.
Tinggal aku dan Celenk saja, terus terang aku kikuk juga karena aku dalam keadaan hanya tutupan handuk aja untuk nutupi kuntilaku yang aboh, dan Celenk sibuk atau sok sibuk dengan hapenya.
Hingga dua menit kami nggak saling bicara, Celenk sendiri nggak pernah lepas matanya dari ponselnya.
“Lenk kamu ada dukon atau orang pintar yang bisa tolongin aku ta”
“Onok, tapi nantik ae ngomongnya, setelah Antok bawa Sarung, aku jijig liat ente Ji. wis butak, kontilane podo karo sikil ukuarane”
“Mosok gitu aja jijig Lenk heheh, mosok gitu aja kamu nggak mau ajak ngobrol se”
“Yembot diemo dulu Ji! Nek gak diem kamu tak pidio tak sebarkan di kampus!”
Ah akhirnya Antok datang juga, dia bawa bungkusan agak besar.
“Apa itu Tok, kamu bawa apa iku”
“Hehehe tak bawakan sarung, sama pampers Ji, seletmu kan berdarah hehehe”
“Yancok Tok”
“Satu lagi Ji, ini aku bawakan celana panjang ukuran jumbo punya bapaku dulu. Aku disuruh ngecilkan tapi nggak tak lakoni, kamu pakek aja Ji”
“Lhooo antok perhatian sama ente Ji, jangan-jangan kalian berdua sepasang kekasih heheheh”
“Ndasmu Lenk, wis menengo Lenk!”
“Tak Butak aku ada dukon Jos ini, nek mau ente besok kesana. Tok ente bisa ngantar Pariji nggak?”
“Aku nggak isa Lenk, sesuk aku full kuliah, sama kamu aja lho Lenk, kamu dan Pariji kan cuma kuliah pagi aja”
“Waduh Iyo Tok, aku hampir lupa, besok kan ada kuliah pagi, aku sering nggak masuk kuliah dosen ini, aku wis diultimatum nek bolos lagi nggak akan dapat nilai cok!”
“Lha teros ente mau kuliah gimana, iku kuntila ente mau ente sembunyikan di mana tak butak?”
“Itu kan tak bawakan celana panjange bapakku Lenk”
“Ok Tok, terus itu kuntila si Pariji mau ente gimanain?, itu panjange sak sikile Pariji lho Tok”
“Yekopo nek di lipat di pinggang ae Ji” lanjut Celenk
“Jajal cobaen di lipat di pinggang tak!”
“NGAWOR, GAK BISA NDENG!, celananya Antok nggak cokop!”
“Gimana nek kamu jadikan dasi Ji, kamu selempitkan ke belakang naik sampai ke leher, terus kamu lingkarkan leher sekali aja, jadi koyok dasi gitu Ji. Tapi kamu pakek jaket agak besar ae Ji”
“Nantik ujung kontilanya ente kasih warna corak dasi, atau warna solid aja kayak merah atau biru gitu tak butak”
“Nek iku masuk akal Tok. nek warna aku nggak ada cat air Lenk”
“Tenang ae Ji, aku ada cat semprot warna merah, nanti ente bisa pakai catku aja. Wis sekarang cobaen dulu idenya Antok”
“Woke….sik tak cobake sik”
“Ojok dicobak di depanku ndeng, sana dikamar mandi sana nyobake!” bentak Celenk
Ide celenk masuk juga, aku buru-buru ke kamar mandi, rasa saket di bagian belakangku nggak aku pedulikan.
Aku ke kamar mandi depan ae, kalau kamar mandi belakang kejauhan, selak seletku saket lagi.
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣