NovelToon NovelToon
Skandal Perawat Cantik

Skandal Perawat Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mahkota Pena

Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?

ikuti kisah selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Yang Tidak Diinginkan

“Mikayla, akhirnya kita bertemu lagi setelah sekian lama kita berpisah. Aku sangat rindu sekali sama kamu, Mika.” Datanglah seorang pria menghampiri Mika, dan tak asing sekali Mika dengan suaranya.

Mika menoleh kearah suara itu dan ternyata si b*rengsek yang muncul di hadapannya.

Seketika mata Mika melotot dan memanas.

Ingin rasanya Mika teriak sekencang-kencangnya dan menampar manusia itu berkali-kali.

Luka lama yang sudah hampir hilang kini muncul Kembali.

“Ngapain kamu disini? Pergi dari hidupku, pergiiiiiii..!!!!” teriak Mika hingga membuat Ali menoleh ke arah suara teriakan Mika.

Dengan cepat Ali menghampiri Mika, dan dengan cepat pula, Ali mendorong tubuh Zaki hingga membuat tubuh Zaki terhuyung.

Suasana Kafe malam itu menjadi sedikit rusuh.

“Bro, santai, Bro.” Ucap teman Zaki yang saat itu datang bersamanya.

“Gue udah bilang berkali-kali, jangan pernah ganggu Mikayla. Setelah apa yang sudah Lo perbuat ke dia apa masih belum cukup puas?” Amuk Ali seraya menunjuk-nunjuk wajah Zaki menggunakan jari telunjuknya.

“Sorry, Bro. Gue cuma mau minta maaf sama Mika saja, bro. Nggak lebih!” Bela Zaki kepada Ali.

Ali menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju.

Mika pun berlindung di balik tubuh Ali, Mika memegang jaket Ali dengan erat.

Dengan sigap Ali memegang jemari Mika menandakan jika ia ingin segera membawa Mika pergi dari tempat itu.

Sungguh merusak suasana saja si Zaki ini.

“Gue ingatkan ya berkali-kali, gue nggak mau Mika kenapa-napa lagi. Sudah cukup jelas belum peringatan dari gue ini, hah?”

“Bro, kita bisa bicarakan dengan kepala dingin, bro. Jangan kayak begini lah malu dilihatin banyak orang begini.”

“Siapa yang memulai?”

“Iya gue, bro. Gue minta maaf. Gue mau minta maaf ke Mika.”

“Nggak perlu!”

Ali segera menggandeng Mika untuk turun dari Kafe itu, karena mereka sedang berada di lantai dua.

Mika pun tak banyak bicara, karena Mika tahu Zaki pasti akan lebih banyak lagi bicaranya.

“Mika, maafkan aku, Mika.” Mohon Zaki saat Mika dan Ali melewati dihadapannya.

Dengan sigap Ali menepis tangan Zaki yang berusaha ingin menyentuh tangan Mika.

Mika menangkap mata Zaki yang ingin sekali mendapatkan maaf darinya.

Namun bagaimanapun Mika sudah terlanjur sakit hati dibuatnya.

Mata Mika dan Zaki saling pandang saat Mika menuruni anak tangga, Mika masih tetap digandeng oleh Ali.

Sorot mata Zaki masihlah sama, sama seperti ketika keduanya masih menjadi sepasang kekasih.

Seperti lima tahun silam.

***

Flashback.. 

Saat ini kita akan memasuki masa-masa lampau untuk beberapa tahun kebelakang. 

Jadi mohon diperhatikan dengan baik-baik, dan sampai bingung untuk membaca kisah selanjutnya. 

Beberapa tahun silam.. 

“Sayang, kamu berapa lama lagi akan lulus?” tanya Zaki pada Mika seraya mengusap-usap punggung tubuh Mika. Sangatlah nyaman jika ia sudah mengusap punggung tubuh Mika yang cukup lelah dengan rutinitas kuliah serta banyak sekali praktek-praktek.

“Kurang lebih setahun lagi, Ay. Kenapa memangnya?” Jawab Mika seraya mengerjakan tugas kuliah keperawatan giginya.

Saat itu Mika sedang libur kuliah, Mika menyempatkan untuk pulang kerumah.

Karena setiap harinya Mika berada di asrama.

Dan bisa pulang hanya seminggu sekali atau dua minggu sekali.

Namun, lebih sering dua minggu sekali karena Mika malas untuk bolak-balik kerumah.

“Aku mau melamarmu, sayang.” Sahutnya seraya merapatkan tubuhnya disamping tubuh Mika.

Ia pun langsung melingkarkan tangannya di pinggang Mika.

“Kan kamu belum ada lima tahun dinas, Ay. Tunggu kamu lima tahun dulu lah baru kita bisa menikah. Lagi pula aku juga mau bekerja dulu.”

“Iya, tunggu aku lepas lima tahun, baru nanti kita menikah ya, sayang.”

“Iya, insya Allah ya, semoga kita benar-benar berjodoh.”

“Tentu dong.”

“Nggak boleh mendahulukan takdir Allah, kita jalani saja dulu. Yang terpenting kita tetap saling support dan saling percaya. Sama satu lagi yang nggak boleh ketinggalan.”

“Apa, sayang?”

“SETIAAAA.” tegas Mika.

“Oh iya dong harus!”

Mika pun tersenyum mendengar pernyataan dari Zaki, kekasih yang sudah ia pacari selama dua tahun ini.

Berawal Mika dikenalkan oleh Ali sewaktu di Semarang.

Ternyata saat itu juga ia tertarik pada Mika, dan cinta Mika tidak bertepuk sebelah tangan.

Pertemuan kedua, Mika bertemu dengan Zaki saat Ali membawa kerumah Dian.

Sejak saat itu pula mereka pun saling bertukar nomor telepon dan mereka saling mengirim pesan serta bertelepon jika sedang lepas dinas.

Zaki adik tingkat Ali. Dibawah satu tahun dari Ali.

Mika dan Zaki terpaut usia 4 tahun, dan Mika terpaut usia dengan Ali lima tahun.

Ketika pertemuan ketiga mereka pun jadian, saat itu hari ulang tahun Mika yang ke delapan belas tahun.

Ulang tahun Mika di rayakan sebuah Kafe di Kawasan Jakarta ini.

Dihadiri oleh banyak mahasiswa dan mahasiswi keperawatan gigi.

Tak luput para anggota-anggota taruna turut hadir yang dibawa oleh Ali.

Mika mengenalkan Ali, Zaki dan beberapa teman Ali ke beberapa teman sejawatnya.

Alexa, Diva, dan Amira, mereka lah sahabat-sahabat seperjuangan selama di asrama.

“Bang Ali! kenalkan ini bestie-bestie aku.” Mika menunjuk satu persatu sahabatnya ke Ali.

“Ali."

"Ali."

"Ali.” Ali mengulurkan tangannya dan diikuti oleh Zaki serta teman-temannya.

Mereka pengenalan diri dan tersenyum saling sapa. Alexa, Diva dan Amira melihat Ali dan anggota lainnya seperti cacing kepanasan.

Ali dan teman lainnya kembali pada tempat duduk mereka. Dan melanjutkan menyantap hidangan pesta yang telah dihidangkan.

“Mika, Mika comblangin aku dong sama Bang Ali, abang sepupu kamu keren banget Mik, ganteng pula, aku mau deh jadi ibu bhayangkari nantinya.” Celoteh Amira kepada Mika seraya berbisik-bisik menarik gaun pesta ulang tahun Mika. 

“Aawww aawww jangan tarik-tarik gaunku dong, Mir.”

“Ya, Mik. Maaf! Comblangin aku, ya!”

“Bawel deh kamu ih, Bang Ali sudah punya cewek tahu.” Sahut Mika.

“Yah, tapi, nggak apa-apa deh aku jadi istri simpanannya.” Ujar Amira sedikit kecewa karena mengetahui Ali telah memiliki kekasih.

“Ngawur ih, kamu.” Jawab Mika menggeleng-gelengkan kepalanya.

Entah apa yang ada dalam pikiran Amira, sampai-sampai ia ingin menjadi istri simpenan Ali. Dasar aneh-aneh saja teman Mika ini.

“Hahahahhaaa Mira, Mira, mimpi kamu, Mira.” Ujar Diva seraya menyuap puding cokelat yang tanpa ia sadari sudah habis tiga piring.

“Iya nih, Amira. Berharap banget jadi Ibu Bhayangkari segala.” Goda Alexa pada Amira yang sedang memonyongkan bibirnya itu.

“Ih, kalian kenapa sih? Syirik saja deh, kalau memang aku bisa jadi Ibu Bhayangkari, harusnya kalian bangga, secara kalian kan teman-teman aku.” Amira sedikit kesal karena tidak ada satu pun yang membelanya.

Gelak tawa Mika disusul oleh Alexa dan Diva. Sungguh lucu sekali Amira ini.

Tertawa Mika seketika terhenti karena ia merasa ada yang sedang memperhatikannya dari kejauhan.

Ya, benar. Saat Mika menoleh, seseorang tengah memperhatikan Mika. Ternyata ia adalah Zaki.

Mereka cukup lama berkomunikasi melalui ponsel, dan mereka baru bertemu kembali setelah pertemuan kedua saat dirumah Dian.

“Hai, Mika. Apa kabar kamu? Happy Birthday ya.” Ucap Zaki berjalan dan mendekati Mika.

Ia duduk disampingku Mika. Melihat Zaki mendekati Mika. Alexa, Diva dan Amira langsung menyingkir dan membiarkan Mika duduk berdampingan dengan Zaki.

“Eh, kalian mau kemana?” Ucap Mika pada mereka.

“Sudah, Mika. Jangan kaku begitu ah, dilemasin saja say.” Goda Diva pada Mika yang langsung menarik tangan Alexa dan Amira.

“Hahahahaa.”

Kini Mika yang ditertawakan oleh mereka. Wajah Mika sudah seperti udang rebus. Huhhhhh maluuuuu.

“Eh, iya. Alhamdulilah kabar baik. Thanks ya,Kak. Sudah mau menyempatkan hadir di pestaku ini hehehe.” Ucap Mika sembari menggeser sedikit posisi duduknya. 

“iya, sama-sama. Kok menjauh sih duduknya? Aku nggak menggigit kok, santai saja.” Zaki tersenyum manis sekali seperti gulali ditambah lesung pipitnya disisi pipi kanan dan kiri.

Mik menunduk tersipu malu, lagi dan lagi wajah Mika semakin seperti buah tomat yang sudah masak.

Ohhhh tidaaakkkk !!!!!!

*

“Mika! Mama, Papa dan Sarah pulang dulu ya, nak. Papa kamu sudah mengantuk nih. Maklum sudah faktor umur.” Mama Mika datang mendatangi Mika yang sedang mengobrol dengan Zaki.

“Oh iya, Ma. Mama pulang sama Papa dan Sarah saja?”

“Mama pulang bersama Tante Dian dan Om Omar, nak. kami sudah mengantuk. Kamu nanti balik sama Ali ya. Ingat jangan malam-malam lho.”

“Iya, Mama. Oh iya Ma, kenalkan ini Kak Zaki, temannya Bang Ali.” Mika mengenalkan Zaki kepada Mamanya.

Zaki pun dengan segera menyambut Naila dan mencium punggung tangan Naila. 

“Zaki, Tante. Senang berkenalan dengan Tante.”

“Mamanya Mikayla, sudah lama kalian saling kenal?” tanya Naila tampak penasaran.

“Sudah sekitar satu tahunan, Tante.”

“Oh, lumayan lama juga ya? Mika nggak pernah cerita apa-apa sama Tante.” Lirik Mama kearah Mika.

“Ih, sudah Mama sana katanya mau pulang.” Protes Mika membuyarkan obrolan mereka.

“Iya, iya.” Sahut Naila kemudian.

“Tante, pantas Mika cantik, ternyata cantiknya dari Tante.” Goda Zaki pada Naila yang hendak  meninggalkan Mika dan Zaki.

Naila pun tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

“Aduh, kenapa jadi gombal begini deh.” Mika memotong candaan Zaki ke Naila.

“Hahaha bisa saja kamu, Zaki. Ya sudah, Tante pulang dulu ya, kasian Om sudah menunggu, sudah mengantuk juga.” Ucap Naila menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Zaki dan Mika.

“Siap Tante. Hati-hati di jalan Tan, salam buat Om juga ya, Tan.” Sahut Zaki yang tampaknya sudah mulai akrab dengan Naila.

Naila berjalan menjauh dari Mika dan Zaki, tinggal lah mereka berdua.

Sedangkan yang lain tampak sibuk mengobrol satu sama lain.

Alexa, Diva dan Amira pun rupanya telah bergabung dengan segerombolan Ali dan kawan-kawannya.

“Mika, kamu mau berdansa denganku?” Tanya Zaki sambil mengulurkan tangannya kepada Mika.

Mika mengernyitkan dahinya.

“Aku nggak bisa.” Jawab Mika benar-benar polos.

“Sudah tenang saja, aku ajarin yuk.” Zaki dengan sigap langsung mengulurkan tangannya, dan menggenggam jemari Mika. 

Mika berdiri dan ia melihat sekelilingnya ternyata semua telah bersiap untuk berdansa karena musik dansa telah dimulai.

Tak ada satupun yang memperhatikan Mika dan Zaki.

Semua sudah berpasang-pasangan.

Bahkan Ali telah berpasangan dan berhadap-hadapan dengan Amira. Mengapa Amira bisa sampai berpasangan dengan Ali? Cukup nekat juga ternyata Amira mendekati Ali.

Mika melihat Alexa dan Diva telah berpasangan pula dengan teman Ali.

Ah, sudahlah biarkan saja, toh mereka sudah pada dewasa.

Tiba-tiba dengan cepat Zaki menarik tubuh Mika, ia merapatkan tubuhnya dan berhadapan dengan Mika.

Tangan nya sudah melingkar di pinggang langsing Mika.

Degggg !!

Jantung Miia tiba-tiba terasa ingin copot.

Mika segera mengimbanginya, tangan Mika akhirnya melingkar dibalik leher Zaki.

Zaki semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Mika, sangat dekat.

Desir aliran darah seketika menjalar ditubuh Mika, terasa sangat dingin.

Mika belum pernah berhadapan dengan cowok sedekat ini.

Mika pun diam seribu bahasa, ia menunduk malu.

Mika tidak berani untuk melihat dan mendongakkan kepalanya kearah Zaki.

Zaki semakin mendekatkan tubuhnya. 

Tangan kanannya menyentuh dagu Mika yang menunduk sedari tadi, dan akhirnya ia mengarahkan dagu Mika untuk bergerak keatas supaya kepalanya sedikit mendongak dan melihat Zaki.

“Kamu kenapa, Mika?” tanyanya dengan suara halus sedikit mendekatkan kearah telinga Mika.

“Ah, nggak apa-apa, Kak. Aku sedikit nervous saja.” Ucap Mika gugup, benar-benar gugup bukan main.

“Mika, aku sayang kamu.” Bisiknya pada Mika.

Deggg!!!

Mika langsung terkejut dengan mata yang membulat besar.

“Apa, Kak?” tanya Mika pada Zaki, untuk memastikan ucapan Zaki benar atau memang Mika salah mendengar.

“Aku sayang kamu, Mika. Mau kah kamu menjadi pacarku?” Zaki sedikit mengencangkan suaranya, karena suaranya sedikit bersahut-sahutan dengan musik dansa yang semakin malam semakin heboh.

Apa? Dia menembak Mika? Yang benar saja?

Sebenarnya ini adalah moment yang Mika sudah tunggu-tunggu.

Tapi, mengapa disaat moment seperti ini Mika malah bimbang.

“Aku nggak bisa jawab sekarang, Kak.”

“Kenapa? aku minta jawaban detik ini juga, Mik.” Protes Zaki pada Mika. Matanya penuh harap untuk menanti jawaban Mika.

Mika membuang wajahnya kearah samping, dan Mika melihat disekelilingnya masih asyik bersama pasangan masing-masing dengan gerakan dansa mereka semakin heboh dan semakin panas.

Mika berpikir keras, apa saatnya Mika menjawab iya? Karena memang sebenarnya Mika sudah sangat lama menginginkan untuk menjadi pacar Zaki.

“Bagaimana, Mika. Aku mohon jawab sekarang juga ya.” Ucap Zaki kembali memohon kepada Mika. Sorot matanya benar-benar membuat Mika salah tingkah.

Tanpa pikir panjang lagi dan Mika menjawab…

“Iya.” Jawab Mika singkat.

“Iya apa, Mika?” tanyanya kembali untuk meyakinkan atas jawaban Mika.

“Iya, aku bersedia menjadi pacar kamu, Kak.” Jawab Mika sedikit mengeraskan suaranya supaya Zaki tidak memintanya untuk mengulangnya kembali.

Senyum lebar menyeringai dari bibir Zaki hingga sederetan gigi putihnya terlihat semua, bahkan tak ketinggalan lesing pipi nya turut serta.

Mika tersenyum manis melihat Zaki.

Akhirnya Mika resmi berpacaran dengan nya.

Seketika dengan cepat Zaki langsung merapatkan tubuh Mika dengan sangat erat dan dekat.

Rupanya ia telah te*angsang karena mereka bersentuhan menempel sangat erat dan lekat.

Mika pun bisa merasakannya, dan ia pun merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Baru kali ini Mika merasakan r*ngsangan dari seorang lelaki.

Tubuhnya menjadi kepanasan. Sangat gerah dan butuh angin segar.

Wajah tampan dan manis Zaki mendekati wajah Mika.

Sangat dekat hingga Mika merasakan hembusan nafasnya.

Tanpa mereka sadari posisi keduanya sudah berada di paling pojok ruangan.

Tak ada satu pun yang memperhatikan mereka berdua.

Mereka tidak menghiraukan Mika dan Zaki.

Semua sibuk dan asyik dengan teman pasangan dansanya.

Lagi dan lagi Zaki mendekati wajah Mika. Lebih dekat. Hembusan nafas hangatnya menyembur wajah Mika dengan nyata.

Sepuluh centi, tujuh centi, lima centi, tiga centi.

Dan… B*bir Mika yang tidak pernah dijamah oleh siapa pun, akhirnya terjamah oleh Zaki. Lelaki yang kini resmi menjadi pacarnya.

Sosok yang sangat ia sayangi selama satu tahun ini.

“Maaf, Kak.” Ucap Mika salah tingkah.

Mika melepaskan pelukan hangatnya.

Mika gemetaran dan sangat bingung.

Apa yang harus ia lakukan.

Mika malu, ia merutuki nasibnya mengapa sampai berc*uman ditempat umum seperti itu?

“Kenapa, sayang?” tanya Zaki kebingungan melihat tingkah Mika.

“Menjauh dari ku, Kak. Maaf aku telah bertindak sejauh ini.” Ucap Mika gugup. 

Mika merasa telah melakukan dosa besar. Berc*uman dengan yang bukan mahromnya.

“Aku minta maaf, Mika. Aku yang sudah kelewatan.” Tangannya menggenggam tangan Mika.

Namun Mika menepisnya.

Mika segera menjauh dari Zaki. Mika berjalan ke arah Ali yang rupanya masih asyik berdansa dengan Amira.

“Bang Ali, antar aku pulang.” Ajak Mika pada Ali. Mika menarik tangan Ali dengan kasar.

“Kamu kenapa, Mika?” tanya Ali kebingungan.

“Ayo pulang!”

“Hei kamu kenapa?” Tanya Ali sekali lagi padanya. Kedua tangan Ali menyentuh kedua pipi Mika untuk memastikan ekspresi wajah Mika.

“Pokoknya aku mau pulang, SEKARANG!!!” Sentak Mika pada Ali.

Ali segera mengiyakan ajakan Mika.

Tanpa panjang lebar Ali langsung memberikan komando kepada yang lain bahwa acara telah dibubarkan. Tanda acara sudah selesai.

Semua diperbolehkan pulang.

Zaki memejamkan matanya, dan merasakan penyesalan karena telah menjamah Mika tanpa izin.

Saat ingin berjalan keluar Kafe, Ali menghentikan langkahnya didepan Zaki.

“Lo hutang penjelasan ke gue, bro!”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!