NovelToon NovelToon
Our Magical Hearts

Our Magical Hearts

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Nikahmuda / Cintamanis / Healing / Slice of Life / Si Mujur
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Judul : Jantung kita yang ajaib

Kisah perjalanan hidup sepasang insan yang kehilangan keluarganya. Sang pria memiliki jantung lemah, sementara sang wanita mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa nya di tambah dia tidak memiliki kaki sejak lahir.

Keduanya menjalani operasi transplantasi jantung. Pendonor jantung mereka adalah sepasang suami istri yang misterius dan meninggalkan memori penyesalan suami istri itu di dalam nya, jantung mereka mendorong mereka untuk mencari satu sama lain kemudian menyatukan mereka.

Inilah kisah perjuangan dua insan yang menjadi yatim piatu karena keadaan, mereka hanya saling memiliki satu sama lain dan keajaiban jantung mereka yang terus menolong hidup mereka melewati suka dan duka bersama sama. Baik di dunia nyata maupun di dunia lain

Remake total dari karya teman saya code name the heart

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

Setelah Yuni pulang, Adrian dan Elsa yang sudah berganti pakaian duduk di ruang tengah unit apartemen Adrian,

“Sa, kayaknya kita harus hati hati nih sekarang,” ujar Adrian.

“Kok kita, kamu tau, maen buka pintu aja mentang mentang bisa liat siapa yang dateng,” ujar Elsa marah.

“Sori, beneran lupa barusan,” balas Adrian.

“Untung yang di liat ruang rahasia ku yang isinya cuman gaun gaun dan baju baju, coba kalau yang dia lihat isi ruang rahasia kamu, kalau ga mati berdiri bohong,” balas Elsa marah.

“Iya iya sori beneran,” balas Adrian.

“Lain kali hati hati, emang timingnya ga pas, tapi bisa kan kita pura pura ga di rumah,” ujar Elsa sambil makan donat nya.

“Hehe iya sori,” balas Adrian.

“Kok ketawa ?” tanya Elsa.

“Mulut kamu belepotan,” balas Adrian.

“Ih...dasar,” balas Elsa sambil menyeka mulutnya.

“Ok gini aja, demi keamanan, senjata senjata di ruang rahasia ku di pindahkan aja ke rumah kita di dunia lain,” ujar Adrian.

“Sebanyak itu ?” tanya Elsa.

“Santai, pakai ini,”

“Bluk...bluk...bluk,” cairan kental hitam mulai keluar dari jam tangan Adrian dan menyelimuti seluruh tubuhnya membentuk tubuh besar yang kekar, Elsa sedikit terperanjat melihatnya namun dia langsung menutup mata karena ketika warna hitam itu berubah menjadi warna kulit Adrian, tubuh Adrian terlihat seperti telanjang.

“Uaah...kamu kenapa jadi besar dan telanjang gitu ?” tanya Elsa sambil menutup mata dengan jari yang renggang.

“Oh sori, ini baju bukannya aku berubah jadi gede, liat nih,” ujar Adrian menarik celah pakaian di lehernya.

“Oh gitu...tapi kayak kulit asli ya, trus kok ga ada itunya ?” tanya Elsa.

“Masih ada di dalem,” jawab Adrian.

“Ok ga usah di bahas, kalau pakai itu kamu jadi kuat gitu ?” tanya Elsa.

“Yup liat nih,” ujar Adrian berdiri.

Dia menunduk dan mengangkat sofa menggunakan satu tangan dengan Elsa yang duduk di atasnya.

“Hiii...turunin turunin, udah tau...udah tau,” teriak Elsa ketakutan.

“Blugh,” Adrian menurunkan sofanya, kemudian dia menekan kembali jam tangannya dan tubuhnya kembali menjadi seperti semula karena cairan hitam kental seperti slime itu masuk kembali ke dalam jam tangannya.

“Huf...beneran deh, bisa jantungan aku,” ujar Elsa.

“Haha sori, tapi ini beneran bisa, makanya bantu aku kemas senjata senjata itu ke dalam kotak trus tinggal angkut kesana pakai baju tadi,” balas Adrian.

“Ya udah, hari minggu aja besok,” balas Elsa.

“Kenapa ga sekarang aja ?” tanya Adrian.

“Cape, inget kan kita abis terbang naik Galvin, trus sebelumnya ke mall nonton, aku cape,” ujar Elsa.

Adrian menatap Elsa, dia baru memperhatikan kalau nafas Elsa sedikit memburu dan wajahnya sedikit memerah, matanya juga terlihat tidak fokus, kemudian Adrian duduk di sebelah Elsa dan memegang keningnya kemudian memegang keningnya sendiri,

“Kamu panas, kamu tidur dulu deh,” ujar Adrian.

“Iya, kayaknya aku demam nih,” balas Elsa.

“Ya udah, di kamar ku aja jadi ga ada pengganggu,” balas Adrian.

“Iya, makasih ya,” balas Elsa.

“Hup,” Adrian menggendong Elsa dan membawanya ke kamar, dia membaringkan Elsa di ranjangnya dan menyelimuti Elsa, kemudian dia keluar mengambil baskom dan handuk, sekaligus kotak obat dan air putih. Setelah memberi Elsa obat demam dan mengompres keningnya, Adrian berdiri hendak keluar,

“Jangan keluar,” ujar Elsa menarik tangan Adrian.

“Ok, tapi bentar ya, ambil smartphone dulu di depan, sekalian punya kamu,” ujar Adrian.

“Iya, jangan lama lama ya,” balas Elsa.

Setelah mengambil smartphone, Adrian duduk di sisi Elsa dan terus memegang tangannya sampai Elsa tertidur pulas. Adrian mengelus kepala Elsa dan terus memegang tangannya, dia menaruh smartphone Elsa di meja dan dia mulai membaca smartphone nya sendiri. Beberapa saat kemudian,

“Uuuh....papa....mama....kakek....nenek....jangan pergi....maafkan Elsa....Elsa janji jadi anak yang baik.....jangan pergi tinggalkan Elsa sendiri.....hik....hik,” ujar Elsa yang mengigau.

Adrian menoleh, dia menggenggam erat tangan Elsa, dia menaruh smartphonenya, Adrian yang mendengar igauan Elsa merasa trenyuh karena dia bisa merasakan apa yang Elsa rasakan, dia langsung menempelkan keningnya ke kening Elsa,

“Jangan takut Elsa, aku di sini, aku selalu di sini bersama mu dan tidak akan kemana mana,” ujar Adrian berbisik.

“Uuuh....jangan tinggalkan Elsa,” ujar Elsa mengigau.

Adrian berbaring di sebelah Elsa, dia langsung memeluk Elsa dengan erat dan menempelkan kembali keningnya, “dug...dug...dug,” terdengar detak jantung keduanya berdentum saling bersahutan. Adrian mengelus kepala Elsa dan mengecup keningnya,

“Iya, aku janji tidak akan meninggalkan mu Elsa,” ujar Adrian.

Tiba tiba Elsa berbalik dan memeluk Adrian dalam keadaan tidur, Adrian memeluk erat Elsa dan memejamkan mata, akhirnya keduanya tertidur sambil berpelukan. Hari sudah malam, Adrian terbangun, dia melihat Elsa masih tertidur dengan tubuh penuh keringat, dia melepaskan pelukannya dan turun dari ranjang, dia berdiri kemudian ke lemari mengambil pakaia ganti dan menyambar handuk di meja,

“Maaf ya,” ujar Adrian.

Dia membalik tubuh Elsa dan membuka bajunya, kemudian dia mulai membasuh tubuh Elsa dengan handuk untuk mengeringkannya, setelah itu dia membalik lagi tubuh Elsa, dia bisa melihat bekas jahitan Elsa yang membelah dadanya di balik pakaian dalam nya. Setelah itu dia menutup mata ketika membasuh tubuh Elsa karena dia ingat dimana dia harus membasuh walau dengan mata terpejam.

Setelah itu, Adrian memakaikan piyama Elsa dan kembali menidurkan Elsa di tempat tidurnya, dia tersenyum melihat Elsa yang terlihat sudah tenang. Adrian berdiri, tapi “duk,” lututnya langsung menabrak meja karena dia merasa pusing, dia langsung memegang keningnya sendiri,

“Wah kayaknya ketularan nih, aku harus minum obat,” ujar Adrian.

Dia langsung menelan obat yang ada di meja dan minum air putih untuk melancarkan kerongkongannya, kemudian dia mengganti pakaiannya dan kembali berbaring di sebelah Elsa yang masih tidur. Beberapa jam kemudian, “ugh,” Elsa terbangun, ketika dia membuka mata, dia melihat Adrian tidur di sebelahnya, dia melihat tubuh Adrian berkeringat, dia memegang kening Adrian yang panas,

“Yah kamu ketularan ya, sori ya,” ujarnya dalam hati.

“Uuuuh....papa...mama...Lia....aku kangen kalian......kenapa kalian pergi meninggalkan ku sendirian....aku mau bersama kalian,” Adrian mulai mengigau.

Mendengar igauan Adrian, Elsa menutup mulutnya, air matanya mulai mengalir, tanpa pikir panjang, dia langsung menarik tubuh Adrian agar miring menghadap dirinya dan langsung memeluknya,

“Aku disini....kamu ga sendirian, kamu bersama aku, jadi ga usah takut ya, ada aku yang selalu sama kamu,” ujar Elsa berbisik.

“Uuuh....aku ga mau sendirian, aku kesepian,” ujar Adrian mengigau.

“Aku selalu bersamamu, jadi kamu tidak akan kesepian, jangan takut ya,” ujar Elsa sambil menempelkan keningnya ke kening Adrian dan menutup mata nya yang berair.

“Elsa ?” tanya Adrian.

Elsa membuka matanya, dia melihat Adrian sudah membuka mata dan sedang melihat dirinya, Elsa merapatkan tubuhnya dan memeluk erat Adrian,

“Makasih ya, kamu sudah ada di sampingku, aku mencintai mu,” ujar Elsa.

“Aku juga mencintai mu,” ujar Adrian.

Mereka langsung berciuman dan kemudian tidur kembali dalam posisi berpelukan karena mereka masih dalam kondisi demam.

1
Cevineine
Semangat ya Thorr, aku kasih dukungan biar tambah semangat nulisnya😊👍
miilieaa
uh suka suka /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Kiss/
DEE GUNZ: makasih ya kak dukungan nya
total 1 replies
miilieaa
baru baca beberapa bab sudah suka/Drool//Drool//Drool/
DEE GUNZ: makasih kaka
total 1 replies
LISA
Aq mampir Kak
DEE GUNZ: Makasih kak
total 1 replies
siskaa putri
ttp semangat thor .jgn lupa utk mampir yahh
DEE GUNZ: makasih kak, sudah mampir ya
total 1 replies
Jihan Hwang
hai thor aku mampir...jangan lupa mampir dikarya ku jika berkenan/Smile//Pray/
Jihan Hwang: terimaksih/Smile/
DEE GUNZ: makasih kak, aku juga sudah mampir ya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!