Demi mendapatkan biaya pengobatan ibunya, Arneta rela mengorbankan hidupnya menikah dengan Elvano, anak dari bos tempat ia bekerja sekaligus teman kuliahnya dulu.
Rasa tidak suka yang Elvano simpan kepada Arneta sejak mereka kuliah dulu, membuat Elvano memperlakukan Arneta dengan buruk sejak awal mereka menikah. Apa lagi yang Elvano ketahui, Arneta adalah wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam di salah satu tempat hiburan malam.
"Wanita murahan seperti dirimu tidak pantas diperlakukan dengan baik. Jadi jangan pernah berharap jika kau akan bahagia dengan pernikahan kita ini!"
Follow IG @shy1210_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Aura Kebencian Oma Sukma
Sore itu, Arneta tidak bisa menyempatkan waktu seperti biasanya untuk mampir ke rumah kontrakan ibunya. Dia langsung pulang karena mengingat nanti malam ada acara ulang tahun Tante Lia yang harus ia hadiri. Terlebih El sudah mengirimkan pesan kepada dirinya agar tidak membuatnya menunggu. Untuk masalah pesan yang El kirim, Arneta pun tidak tahu bagaimana caranya suaminya itu mendapatkan nomer ponselnya hingga akhirnya bisa mengirimkan dirinya pesan singkat.
Pukul setengah enam lewat lima belas menit, Arneta telah tiba di rumah. Dilihatnya mobil El sudah terparkir di depan rumah. Sepertinya El pulang cepat hari itu karena ada pesta ulang tahun Tante Lia.
Arneta gegas masuk ke dalam rumah. Karena tidak melihat keberadaan El di lantai bawah, Arneta kembali melajutkan langkah menuju kamarnya berada.
"Sepertinya El lagi ada di dalam kamarnya." Kata Arneta pelan saat melihat pintu kamar El tertutup rapat. Arneta tidak terlalu memikirkan keberadaan El. Setelah mengatakan hal tersebut, dia lekas masuk ke dalam kamar. Membersihkan tubuh dan bersiap-siap untuk pergi.
Pukul tujuh malam. El keluar dari dalam kamarnya. Pria itu sudah bersiap dan terlihat sangat tampan. Dia mengenakan celana chino bewarna krem dan kemeja bewarna hitam. Di setiap saat, El memang terlihat sangat tampan dan rupawan walau pun mengenakan pakaian apa saja. Ketampanan yang dia miliki pun tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun. Termasuk Arneta yang sedang melihat penampilannya saat ini.
"Kenapa diam di situ. Ayo berangkat!" Ajak El. Seperti biasanya, suaranya terdengar ketus saat berbicara dengan Arneta. El juga tidak memperdulikan penampilan Arneta saat ini. Mau Arneta terlihat sangat cantik sekali pun, tetap saja terlihat burik di mata El.
Arneta mengangguk tanpa suara. Dia melangkah pelan di belakang El hingga akhirnya dia membuka pintu belakang mobil untuk masuk ke dalam mobil.
"Hei!! Siapa yang menyuruhmu masuk ke kursi belakang?" Suara El terdengar sedikit keras dan terdengar membentak.
Arneta terkejut. Jantungnya berdebar kencang. "Ti-tidak ada... memangnya kenapa?" Dia bertanya dengan ekspresi wajah yang nampak bingung.
El menatap sengit kepada Arneta. "Kamu pikir aku ini sopir pribadi kamu apa sehingga kamu mau duduk di belakang!!"
Arneta langsung menyadari kesalahannya. Agar pria itu tidak semakin lama memaki dirinya, Arneta lekas masuk ke kursi depan. El yang melihatnya pun jadi mendengus. Dia tak lagi mengomel dan ikut masuk ke dalam mobil.
Sepanjang perjalan menuju kediaman Tante Lia, El hanya diam. Pria itu memfokuskan pandangan pada lalu lintas di depan. Arneta pun demikian. Dia tidak bersuara dan tidak berniat untuk mengeluarkan suara. Arneta hanya diam seraya menatap ke arah luar jendel.
Beberapa saat berlalu. Mobil yang dikemudikan El akhirnya tiba di kediaman Tante Lia. Melihat beberapa mobil sudah terparkir di depan rumah, membuat Arneta berpikir jika perayaan ulang tahun Tante Lia akan dilangsungkan dengan meriah dan dihadiri oleh banyak orang.
"Kenapa diam saja. Ayo turun!!" Sentak El. Wajahnya terlihat kesal melihat Arneta hanya duduk diam di dalam mobil dan seperti tidak berniat untuk lekas turun.
Arneta mengangguk pelan. Sebenarnya dia ragu untuk masuk ke dalam rumah Tante Lia. Dia merasa minder berada di antara keluarga Tuan Keenan dan Nyonya Rossa.
El tidak ingin lagi menunggu Arneta untuk turun. Dia memilih turun lebih dulu dan menunggu wanita itu juga turun. Jika saja tidak mengingat dimana keberadaan mereka saat ini, El pasti sudah memaki Arneta.
Tidak ingin membuat El jadi kesal kepada dirinya, Arneta lekas keluar dari dari mobil dan berdiri di sebelah El.
"Jangan perlihatkan wajah tertekan kamu. Apa kamu mau Papa jadi mengetahui jika hubungan kita tidak sebaik yang dia kira?!" El memberikan peringatan sekaligus menuduh. Arneta lekas menggeleng membantah perkataan dari dirinya. Dia pun tersenyum untuk memulai sandiwara di antara mereka.
Masuk ke dalam rumah, kedatangan keduanya menjadi pusat perhatian beberapa orang termasuk Tante Lia sebagai tuan rumah dan pemilik acara. "El, kamu datang..." wajah Tante Lia terlihat sumringah menatap kehadiran El. Dia memeluk tubuh El barang sejenak dan mengajak El untuk berkumpul dengan keluarga mereka.
Sementara Arneta, Tante Lia seakan tidak melihat keberadaannya di sana. Arneta bahkan tidak diajak bicara sampai mereka berkumpul dengan keluarga Tante Lia yang lain.
"Sepertinya mereka tidak menyukaiku." Arneta langsung bisa menebak situasi yang tengah terjadi. Dia pun sadar diri agar tidak bersikap sok akrab dengan keluarga El. Apa lagi Nyonya Rossa dan Tuan Keenan tidak terlihat keberadaannya di sana. Entah kemana keberadaan kedua orang tua El itu. Apakah belum datang, atau berada di tempat lain.
Tak lama berselang, pertanyaan yang bersarang di benak Arneta akhirnya terjawab. Nyonya Rossa dan Tuan Keenan nampak datang bersama seorang wanita lanjut usia yang Arneta tidak ketahui siapa.
"Oma!" Wajah El terlihat sumringah menatap sosok tua yang berdiri di antara keduanya. Dia segera menghampiri wanita itu dan memeluk tubuhnya. Tante Lia dan yang lainnya pun turut melakukan hal yang sama. Mereka menghampiri wanita tua itu dan memeluk tubuhnya.
"Arneta, ayo ke sini!" Ajak Nyonya Rossa dengan wajah tersenyum.
Arneta mengangguk canggung. Dia lekas menghampiri Nyonya Rossa dan tersenyum pada wanita tua yang berada di sebelah Nyonya Rossa.
"Arneta, perkenalkan ini adalah Oma Sukma. Ibunya Papa dan omanya El."
Arneta terkesiap. Dia tidak berpikir jika wanita itu adalah ibu dari Tuan Keenan. Mengetahui hal tersebut, Arneta lekas menyalimi tangan Oma Sukma. Baru saja Oma Sukma menerima uluran tangannya, tangan Oma Sukma sudah terlepas begitu saja seakan jijik menyalimi dirinya terlalu lama.
"Jadi ini istri pengganti El?" Tanya Oma Sukma dengan tatapan sinis.
"Benar, Mah. Tapi dia bukan istri pengganti. Tapi istri sah El." Koreksi Nyonya Rossa. Dia jadi tidak enak hati pada Arneta karena mertuanya bertanya seperti itu.
"Alah, sekalinya istri pengganti, tetap saja seperti itu!" Balas Oma Sukma ketus. Tante Lia dan yang lainnya pun menatap Arneta dengan sinis setelah mendengar perkataan Oma Sukma.
Arneta tertunduk. Dia semakin menyadari jika hawa di sekitarnya tidaklah baik untuk saat ini. Dan yang pasti, keluar dari Tuan Keenan tidak menyukai keberadaannya sebagai istri El.
"Mamah!!" Tuan Keenan mengeluarkan suara. Dia bersuara sedikit tegas agar sang mama tidak melanjutkan perkataannya.
"Mah, lebih baik kita ke sana aja yuk!!" Tante Lia gegas membawa Oma Sukma pergi. Dia tidak ingin acara ulang tahunnya jadi kacau karena perdebatan.
Oma Sukma mengiyakannya. Dia melenggang pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Arneta mau pun yang lainnya. El pun turut melenggang pergi atas perintah Oma Sukma. Entah kemana mereka akan pergi, Arneta tidak memperdulikannya.
***
*Gedegbgntsamael*
tapi penasaran sama hubungan el dan evan.apa el merasa orang tuanya bertindak tidak adil padanya yaa karena emang anak angkat,, semoga kedepan mereka berdua selalu rukun dan saling menjga