***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
***
Grace duduk tepat disebelah pria yang ditunjuk oleh Rea tadi. Sebenarnya dia canggung dan takut melakukan hal ini. Ditambah ini juga ciuman pertamanya. Tapi bagaimana, dia juga tidak bisa memberitahu tentang siapa dirinya sekarang pada kedua temannya itu. Kehilangan first kissnya sepertinya sepadan dengan apa yang selama ini ia pertahankan, yaitu identitasnya.
Grace memesan dua minuman pada bartender di depan. Dia memesan dua gelas wine. Setelah minuman tersebut tersaji di depannya, Grace menggeser satu gelas ke hadapan pria ini.
Si pria tentu saja mengernyit heran. Tiba-tiba gadis ini duduk disampingnya dan menyodorkan minuman untuknya. Maksudnya apa?
"Minum saja. Anggap saya sedang mentraktir anda," ucap Grace.
Gadis itu menarik gelas miliknya lalu meminumnya. Meskipun dia enggan minum, tapi demi mengusir rasa canggung yang hinggap di dirinya, ia pun meminum wine tersebut sampai habis sedangkan pria yang ia berikan minuman tersebut hanya diam saja dan tidak bereaksi apa-apa. Bahkan Grace seperti dianggap angin lalu saja olehnya.
Grace berdecih pelan melihatnya. "Saya tidak suka bertle-tele. Tujuan saya datang menghampiri anda untuk ini."
Tiba-tiba Grace menarik kerah kemeja pria di depannya ini dan menyatukan bibir keduanya. Saat melakukan hal itu, Grace menutup kedua matanya. Hanya kecupan singkat saja.
Sedangkan si pria masih terdiam. Tentu saja dia terkejut dengan hal itu. Tubuh tinggi tegap yang biasanya tidak pernah bereaksi apa-apa saat ada wanita penghibur menyentuhnya, kini berubah seketika saat gadis tak diundang ini menciumnya secara tiba-tiba. Seumur hidupnya, baru kali ini ia merasakan sebuah sensasi aneh ketika tak sengaja melakukan kontak fisik dengan wanita. Sangat aneh sekali.
"Maaf karena saya lancang dan tentu bertindak kurang sopan kepada anda. Saya terpaksa melakukannya karena dare yang diberikan oleh kedua teman saya," ucap Grace sesaat setelah ia melepaskan tautan bibir keduanya.
Pria di depannya ini tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya diam saja sembari terus memandang ke arah Grace. Tatapan pria ini terlihat seperti marah pada Grace. Ya wajar saja, sebab Grace tiba-tiba menciumnya tanpa ijin. Berlama-lama ditatap seperti itu, tentu saja sangat tidak nyaman. Grace pun segera pergi dari hadapan pria itu begitu saja.
Grace kira hanya dengan meminta maaf maka semua yang ia lakukan tadi sudah selesai. Nyatanya tidak, sebab saat ia hendak melangkah pergi, tangannya ditarik dengan cukup kuat. Bukan hanya ditarik untuk berhadapan dengan pria ini, tapi pria ini juga membawanya pergi ke sebuah ruangan yang tak jauh dari sana. Ruangannya tertutup.
"HEI, SAYA SUDAH MEMINTA MAAF! LEPASKAN TANGAN SAYA," pekik Grace.
Pria di depannya ini sama sekali tidak mengindahkan ucapan Grace. Dia justru membuka kasar pintu depannya dan langsung menghempaskan tubuh Grace ke atas sofa yang ada di ruangan tersebut. Grace hanya bisa terpekik karena ulah pria ini.
"Siapa nama mu?" tanyanya.
"Anda tidak perlu tahu," ketus Grace. Ia segera bangun dari duduknya dan hendak pergi. Namun lagi-lagi pria ini menahannya. Bahkan kali ini pria ini memojokannya ke dinding yang ada disana. Kedua tangan Grace ditahan di sisi kiri dan kanan tubuhnya.
"Saya ulangi sekali lagi, siapa nama mu?" tanyanya.
"Sudah ku bilang anda tidak perlu tahu!"
Pria di depannya ini tersenyum smirk. "Kau pikir bisa pergi begitu saja setelah melakukan tindakan merugikan bagi saya? Mencium saya tanpa persetujuan, tentu saja itu termasuk tindakan kriminal!"
What the hell!!
Tindakan kriminal katanya? Grace tidak salah dengar kan? Yang benar saja!
"Sudah saya bilang, itu semua karena dare ... hmpptttt."
Bibir pink merona milik Grace langsung dibungkam begitu saja oleh pria asing ini. Gerakannya yang sangat cepat sama sekali tidak bisa terbaca oleh Grace. Tangan Grace berusaha melawan. Namun energinya lebih dulu melemah karena ia kehabisan oksigen. Ini merupakan ciuman pertama baginya, dan tentu saja Grace tidak memiliki pengalaman apapun. Dia sangat bodoh dalam hal seperti ini.
"Very sweet, just like strawberries. I like it."
***
Semua pandangan tertunduk kala tatapan tajam melayang dari seorang pria yang tengah duduk dengan gagahnya di kursi kebesarannya. Tidak ada yang berani mengangkat pandangan mereka setelah mendengar gebrakan meja yang berasal dari pria tersebut. Gebrakan mejanya memang tidak kencang, tapi tentu saja mereka tetap takut. Pasalnya yang menggebrak meja adalah bos besar mereka.
"Ada apa tuan? Kami masih belum selesai menjelaskan apa yang ingin kami jelaskan," ucap seorang pria berkepala plontos.
Orang yang menggebrak meja tersebut adalah Atlas. King Atlas Gavriel Collin. Pria itu tengah mengadakan rapat dadakan setelah mendapatkan satu informasi tentang para pekerjanya ini. Sebenarnya rapat ini juga rutin diadakan tiap bulannya, hanya saja untuk bulan ini sebetulnya rapat ini sudah digelar. Namun tiba-tiba Atlas meminta para manager dan wakil manager di perusahaan cabang miliknya datang.
"Seharusnya aku yang bertanya. Sebenarnya apa kinerja mu selama ini?" tanya Atlas.
"Maksud tuan?"
Atlas hanya diam saja dengan pandangan tajam yang sangat tidak bersahabat. Si pria berkepala pelontos itu terlihat kebingungan, karena memang dia tidak tahu apa maksud bosnya ini.
Atlas tipekal orang yang malas bicara banyak. Makanya dia langsung menekan tombol di remote yang ada disampingnya. Remote itu langsung menampilkan sebuah gambar yang ada di layar proyektor didepan mereka.
"T-tuan, saya tidak seperti ini. Ini pasti salah paham. Saya tidak mungkin berhubungan dengan perusahaan Marvin," ucapnya.
"Kembalikan semua tunjangan yang diberikan perusahaan dan kemasi barang-barang mu. Mulai besok kau tidak perlu bekerja lagi," putus Atlas sembari bangkit dari duduknya dan pergi dari sana.
"TUAN. INI SEMUA TIDAK BENAR, SAYA TIDAK MUNGKIN MENGKHIANATI ANDA!!" pekiknya sembari berusaha mengejar Atlas.
Namun sayangnya para bodyguard langsung menahan pria itu agar tidak berhasil mencegah Atlas pergi. Sebenarnya Atlas juga cukup menyayangkan pemecatannya ini pada pria plontos itu. Tapi dia sudah berkhianat padanya dan informasi tentang hal itu juga sesuai denga fakta dan kenyataan. Bahkan Atlas juga memiliki buktinya.
Foto yang ditampilkan di proyektor itu adalah foto pria plontos itu ketika dia bertemu beberapa kali dengan pria bernama Marvin. Marvin merupakan rival bisnisnya yang sejak dulu selalu berusaha menjatuhkan perusahaan Atlas. Namun sayangnya, sampai detik ini usaha Marvin selalu berakhir sia-sia.
"Tuan besar meminta anda menemuinya di kantor. Beliau sudah menunggu anda," ucap Daren, asisten Atlas.
Atlas menganggukan kepalanya. "Siapkan saja mobilnya. Dan cari tahu beberapa klien kita yang pergi pada pria itu. Apakah mereka menerima kerja samanya atau tidak."
"Baik tuan."
Atlas pun segera masuk ke dalam mobil miliknya yang ternyata sudah terparkir dan siap untuk membawanya pergi ke tempat tujuan.
tbc.
gimana-gimana? Masih dalam proses review ya
kalau mau kan mesti Sah in dulu aduhhh bang sabar Napa bang
cuman belum sampai perkenalan aja ini duh Thor lanjut
sorry Thor Baru sempet baca
takut kecebur dalam cinta karena kepura-puraan .....💪💪