Alana Safira Mahendra, ialah gadis biasa yang sering di panggil lana. ia berusia 16 tahun tapi dia sangat di benci oleh keluarganya, karna hasutan dari anak angkat yang di temukan oleh orang tuanya.
Awalny keluarga mereka harmonis tapi setelah kedatangan anak yang di temukan oleh orang tuanya semua berubah, ia menghasut dan mefitnah Lana kepada keuarganya mengakibatkan keluarganya membeci Lana.
Karna telah lelah mengemis kasih sayang dan perhatian dri keluarganya Lana pun meyerah, ia akan menunjukan sifat asli yang selalu ia tutupi dari keluarganya.
'Semuanya berubah, akan aku tunjukan siapa Alana safira yang sebenarnya dasar keluarga bangs*t' Ucap Alana Safira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 26
Lana yang mendengar ucapan Alex Mahendra merasa seperti burung yang terbebas dari sangkar. Lana pun tertawa terbahak bahak.
Mereka semua terperangah dengan reaksi Lana.
"Apa dia sudah gila" gumam Niko.
Gumaman Niko yang terdengar oleh Hana karna mereka berdiri berdekatan.
"Shutt jangan ngomong gitu kak gak boleh" timpal Hana.
Niko yang mendapat jawaban seperti itu dari Hana tak menyangka.
"Dek kamu itu terlalu baik meski Lana udah jahat sama kamu, kamu tetep aja baik sama dia" ucap Niko mengelus kepala Hana penuh sayang.
"AKU TAK AKAN MENYESAL MENINGGALKAN KEDIAMAN MAHENDRA DAN MENGHILANGKAN NAMA MAHENDRA DI BELAKANG NAMAKU, CAMKAN INI WAHAI TUAN DAN NYONYA JIKA NANTI KITA BERTEMU ANGGAP ORANG ASING DAN TAK SALING MENGENAL" UCAP LANA.
"DAN AKU YAKIN KALIAN LAH YANG AKAN MENYESAL TELAH MENYIA NYIAKAN PUTRI KANDUNG KALIAN DEMI ANAK PUNGUT ITU" TAMBAH LANA.
Lana menuju ke arah gerbang karna sudah ada sebuah mobil berwarna putih menunggunya. keluar seorang perempuan dari mobil itu dan menghampiri Lana.
"Bawa barang ku ke apartemen aku akan menyusul dengan motor" ucap Lana.
"Baik nona saya undur diri" ucap Zahira sedikit membungkukkan diri.
Mereka yang berada di teras rumah heran melihat sikap perempuan yang keluar dari mobil terhadap Lana.
Setelah Zahira meninggalkan mansion Mahendra Lana kembali menuju garasi untuk mengambil motornya.
"Kak aku pergi akan aku kabari nanti" ucap Lana pada Leon pada Nino.
Lana pergi meninggalkan kediaman Mahendra mengendarai motor kesayangannya.
BROOMMM ..
BROOMMM ..
Lana melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Lana meninggalkan kediaman Mahendra dengan keadaan hati yang menganga bak jurang yang tak memiliki dasar.
Lana terus membawa motornya ke sebuah tempat yang selalu ia datangi di saat dirinya dalam keadaan kacau.
Setela satu jam perjalanan Lana telah sampai di sebuah bukit yang tak terlalu tinggi maupun rendah bukit tersebut tak banyak orang yang mengetahuinya karna tempat tersebut berada di belakang hutan yang selalu berkabut setiap saat.
Lana mulai memarkirkan motornya di kaki bukit dan ia mulai menaiki tangga yang ia buat dengan kayu. Tak membutuhkan waktu Lana untuk Lana sampai di atas, ia mendudukkan dirinya di rumput dan memandangi pemandangan kota dari atas bukit tersebut.
Selagi memandangi keindahan kota tak terasa air mata Lana mengalir ia menangis dalam diam tak mengeluarkan sedikit pun suara.
Di bawah kaki bukit seorang pria berbadan tinggi berkulit putih bersih baru saja sampai ia melihat sebuah motor terparkir.
"Siapa yang tau tempat rahasia gue" ucap seseorang yang baru saja memarkirkan motornya.
Seorang pria turun dari motor dn mulai menaiki bukit ia ingin mengetahui siapa yang mengetahui tempat rahasianya.
Lana masih menangis dalam diam meratapi nasib hidupnya ini tapi ia tak akan menyesal dan a kan membalas semua perbuatan yang mereka lakukan padanya. Lana membaringkan dirinya di atas rumput dengan kedua tangannya yang menjadi bantal.
Akhirnya pria itu sampai di atas bukit ia melihat seorang gadis sedan berbaring di atas rumput, ia mendekati sang gadis dengan hati hati agar tak menimbulkan suara. Saat jaraknya sudah semakin dekat ia dapat melihat siapa yang sedang terbaring.
Tiba tiba jantungnya berdetak dengan kencang apalagi ia dapat melihat bahwa gadisnya sat ini baru saja menangis. Ada perasaan marah dan tak terima gadisnya menangis.
Matthew kembali berjalan untuk mengikis jarak antara dirinya dan Lana, setelah berada di samping lana yang sedang berbaring matthew langsung duduk.
"Kenapa malam malam di sini dan kenapa menangis" ucap Matthew lembut.
Lana yang mendengar suara seseorang langsung membuka mata dan terbangun dari tidurnya, betapa terkejutnya Lana saat mendapati matthew yang sudah duduk di sampingnya. lana menengok kesana kemari untuk memastikan ada orang lain selain dia dan Matthew.
Setelah memastikan bahwa ada dirinya dan Matthew Lana segera berdiri dan akan pergi meninggalkan Matthew yang masih terduduk. Baru saja akan melangkah langkahnya terhenti oleh sebuah tangan yang memegangnya dan Lana pun menengok ke arah Matthew.
"kamu belum jawab pertanyaan aku" ucap Matthew.
"Emang harus?" balik tanya Lana.
Matthew pun menarik tangan Lana karna tak bisa menjaga keseimbangannya Lana akhirnya terjatuh di atas pangkuan Matthew. Sekarang Matthew dan Lana saling pandang dan jantung mereka sama sama berdetak kencang.
Bagaikan terkena sihir Lana diam tak ada niat beranjak dari atas pangkuan Matthew rasanya nyaman berada di atas pangkuan Matthew.
Tiba tiba akal sehat Lana kembali ia akan beranjak dari pangkuan Matthew tapi di hentikan oleh orang yang memangkunya saat ini.
"Diam lah sebentar dan cerita padaku" ucap Matthew lembut.
"Aku ingin pulang jadi kau bisa melepaskan ku sekarang" jawab Lana memberontak pada Matthew.
Matthew yang merasakan gesekan dengan Lana bagikan tersengat listrik tiba tiba sesuatu yang tak seharusnya terbangun pun akhirnya bangun.
"Diam lah sebentar bee kau sudah membangunkannya aku tak janji dapat mengendalikannya" ucap Matthew pada telinga Lana.
Lana yang merasakan deru nafas Matthew di daun telinganya merasa sesuatu berdesir dan ia pun merasakan sesuatu yang menusuk di bawah sana. Akhirnya Lana terdiam tak memberontak.
Matthew yang melihat hal itu tersenyum karna Lana menuruti perkataannya karna jika tidak ia tak tahu apa yang akan ia lakukan terhadap Lana.
"Jadi lagi apa di sini malem malem" tanya Matthew pada Lana.
"Loe sendiri juga ngapain di sini" ucap Lana.
"Kamu itu kalau di tanya jawab bukan malah balik nanya bee" ucap Matthew mencubit hidung Lana.
"Ikh sakit tau" ucap lana memegang hidungnya.
"Jadi ayo cerita" ucap Matthew.
"Gue gak papa ko cuman nyari angin aja" jawab Lana dingin.
"Masa nyari angin sampe ke tempat kaya gini dan kenapa harus nangis juga" jelas Matthew.
Lana menatap Matthew terkejut bagaimana mungkin dia tahu bahwa dirinya menangis.
Matthew yang melihat reaksi terkejut Lana tersenyum dan mencolek pipi Lana.
"Gak usah heran gitu tadi aku liat kamu lagi baringan terus masih ada sisa air mata ketinggalan" ucap Matthew terkekeh.
Lana yang mendengar ucapan Matthew hanya terdiam menundukkan kepala. Matthew yang melihat Lana terdiam hatinya merasa sakit iya menarik wajah Lana agar melihatnya.
"Kamu boleh nangis buat luapin semua yang kamu rasain dan aku siap dengerin semua cerita kamu" ucap Matthew mengelus kepala Lana.
Hal yang di lakukan Matthew membuat Lana merasa nyaman dan tak terasa air matanya kembali membasahi wajahnya. Sekarang Lana menangis terisak isak di atas pangkuan Matthew.
Matthew yang melihat Lana menangis sampai terisak isak seperti itu langsung menarik Lana kedalam pelukannya.
"Kamu boleh nangis sekencangnya gak akan ada yang denger dan tau selain aku" ucap Matthew mengelus punggung Lana.
Lana semakin terisak dan ia dengan sendirinya memeluk Matthew rasanya nyaman berada di pelukan pria ini. Lana menangis cukup lama saat ini isakan sudah berganti dengan dengkuran halus. Lana tertidur dalam tangisnya dalam pelukan Matthew.
Matthew tak tahu harus membawa Lana kemana jadi ia akan membawa Lana ke apartemen nya terlebih dahulu. Ia pun menelpon anak buahnya untuk mengirimkan sebuah mobil ke alamat yang ia kirimkan.
"Kirimkan mobil ke alamat ini dan bawa satu orang untuk membawa kembali motor ku dan temanku" ucap Matthew.
soalnya kn sikit2 asikk belain si anak pungut. kata nya pengusaha. seharusnya bisa mikir donkk. mana yg salah. mana yg benerrr....