Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Punya Pilihan Lain
Satu bulan telah berlalu, hubungan Arvin dan Priscilla tepat 2bulan. Perubahan Priscilla benar-benar sangat bagus sehingga membuat Arvin ingin sekali langsung membawanya kembali ke Apartemennya agar dia lebih nyaman merawatnya.
Namun apalah daya, Arvin harus memiliki sebuah Kartu Keluarga serta berkas Priscilla yang lainnya maka dia akan bisa keluar dari rumah sakit.
Hitungannya hanya 2bulan lebih Priscilla bisa sembuh tetapi, Arvin tetap masih ingin melakukan pengobatan dan terapi kepadanya asal dia sembuh total.
******
" Jadi saya harus meminta berkas-berkas Priscilla kepada kedua orang tuanya?" tanya Arvin kepada Direktur Hendi
" Tentu saja, jika kamu mengurus semuanya maka dia akan bisa keluar dari rumah sakit ini, tapi dengan status yang jelas antara kamu dan dia" jawab Direktur Hendi
Arvin menghelankan nafasnya, dia merasa apakah harus menghampiri kediamannya Priscilla?
Tetapi jika dia tidak kesana maka dia tidak akan bisa mendapatkan berkas-berkasnya Priscilla itu akan semakin membuatnya sangat susah.
" Baiklah, bolehkah saya meminta izin untuk membawa Priscilla? Karena dia mungkin akan tau dimana tempat tinggalnya"
" Boleh saja, tetapi kamu harus membawa Dicky agar dia menemanimu disana" jawab Direktur Hendi
" Baiklah, saya akan mengatakannya kepada Dicky"
Lalu Arvin berpamitan kepada Direktur Hendi, hari ini dimana Priscilla sedang dibawa kerumah sakit untuk melakukan cek up kembali tentang kondisinya.
Makanya Arvin juga sekaligus bertanya kepada Direktur Hendi.
*******
Priscilla yang masih ditemani oleh Dicky selagi Arvin berada diruangan Direktur Hendi. Saat beberapa menit akhirnya Arvin keluar dari ruangan Direktur Hendi.
Kini Dicky dan Priscilla langsung bangun dari duduknya dan menghampiri Arvin.
" Bagaimana?" tanya Dicky
Arvin menghelankan nafasnya dalam-dalam.
" Priscilla, apa kamu ingat tempat tinggalmu?" tanya Arvin kepada Priscilla
Priscilla menganggukkan kepalanya.
" Ada apa?" melainkan Dicky yang bertahan
"Gue perlu berkas-berkas Priscilla agar bisa membawanya keluar dari rumah sakit ini agar gue bisa melakukan pengobatan dan terapi di apartemen gue, tapi gue harus pergi ketempat tinggalnya Priscilla terlebih dahulu meminta kedua orang tuanya menanda tangani surat penyerahan kepada gue, lalu setelah itu gue akan mengurus tentang perubahan statusku dan Priscilla"
Dicky merasa sangat bingung sekali, perubahan status? Maksudnya apa dari itu.
" Perubahan status?" ulang Dicky dengan bingungnya
" Bisa dikatakan gue harus merubah status Priscilla menjadi istri gue"
Mata Priscilla terbelalak karena terkejut mendengar ucapannya Arvin. Begitu juga dengan Dicky dia tidak menyangka harus secepat itu.
" Lo yakin Arvin? Priscilla baru dua bulan dari masa penyembuhannya" kata Dicky untuk meyakinkannya
" Gue yakin, jika gue tidak bertindak maka Ardelle akan selalu mengganggu Priscilla, apa lo gak denger tentang kondisinya Valencia? Dia bakalan lama untuk sembuh, lalu Jerry juga tidak bisa untuk kemari karena dia harus menyembuhkan dua pasien, jadi mau tidak mau Ardelle yang akan tetap disini, gue gak mau itu terjadi dia memang tidak menyakiti Priscilla tetapi dia dengan mudah bisa membuat mentalnya Priscilla down"
Dicky terdiam saat mendengar penjelasannya Arvin, apa yang dikatakan Arvin tidak ada salahnya karena Valencia memang bakalan lama sembuh.
" Lalu bagaimana?" tanya Dicky
" Gue harap Priscilla bisa bekerja samanya" jawab Arvin membuat mereka berdua menatap Priscilla
Priscilla menatap kembali kearah Arvin, dia tau apa yang diucapkan Arvin. Namun dia sudah terlihat lebih dahulu sangat gugup membuat Arvin memegangi kedua tangannya sangat erat.
" Tenang, jangan takut ada aku dan Dicky aku membutuhkan berkasmu setelah aku mendapatkannya aku akan membawamu pergi dari rumah sakit ini, jadi apa kamu bisa mengarahkan dimana tempat tinggalmu?" kata Arvin dengan lembutnya
" B-baiklah aku akan menunjukkan dimana tempat tinggalku" jawab Priscilla dengan nada yang begitu gugup
Dicky yang tau Priscilla gugup, kini dia mencoba kembali bertanya kepada Arvin.
" Apa lo yakin? Lihat dia sudah gugup terlebih dahulu"
" Tenang, gue mau lihat bagaimana nanti reaksinya Keluarga Priscilla melihat dia sangat berubah sekarang ini, dan gue juga mau lihat bagaimana kondisi Priscilla dia sudah bisa menahan takut dan traumanya saat bertemu mereka"
Dicky menghelakan nafasnya dia sangat paham apa yang akan dilakukan oleh Arvin.
" Baiklah, ayo kita pergi" ajak Dicky
Arvin menganggukkan kepalanya lalu dia menggandeng tangannya Priscilla dengan sangat erat sekali sehingga tidak ingin melepaskannya.
********
Setelah menempuh perjalanan yang panjang, kita tepat satu jam lebih mereka telah tiba dikediamannya Priscilla.
Betapa gugupnya Priscilla, namun Arvin selalu meyakinkan dia terus agar bisa rileks. Arvin juga tidak pernah melepaskan pegangannya dari Priscilla.
Kini saat Dicky turun dari mobilnya, mereka melangkahkan kakinya untuk menuju pintu. Lalu menyuruh Priscilla untuk menarik nafasnya dalam-dalam agar merasa tenang.
Ting. Tong. Ting. Tong.
Hanya hitungan beberapa detik saja, terdengar suara pintu terbuka..saat pintu terbuka betapa terkejutnya Melinda melihat yang datang adalah Priscilla.
" K-kamu?" kata Melinda dengan terkejutnya" K-kau sudah sembuh?" sambung Melinda
Priscilla menarik nafasnya dalam-dalam lalu menjawabnya dengan santai.
" Sudah, jika aku belum sembuh maka aku tidak akan ada didepan sini" jawab Priscilla dengan tenangnya
Jawabannya Priscilla membuat Arvin tersenyum ternyata dia bisa mengontrol dirinya.
" Lalu, aku langsung saja kepada intinya tanpa harus basa-basi, aku meminta sebuah berkas-berkasku karena aku harus keluar dari rumah sakit" kata Priscilla dengan santainya
Belum sempat Melinda menjawabnya, kini tiba-tiba seseorang membuka suaranya dari arah belakang.
" Boleh saja kamu mengambil berkas-berkas kamu, tapi dengan satu syarat untuk pengambilannya kamu harus membayar 200juta, apakah kamu bisa?" melainkan Pevita yang membuka suaranya
Mereka bertiga langsung menoleh kearah suara tersebut, iya yang tiba-tiba datang adalah Pevita dengan menawarkan syarat yang bisa dikatakan mereka harus membayar terlebih dahulu untuk mengambil berkas-berkasnya Priscilla.
Saat Priscilla sakit dia membayar dokter Valencia agar sakit Priscilla tambah parah dan segera lenyap dari muka bumi.
.
Apa yang kau tanam akan kau tuai seperti yang kau tanam....😟😟