siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NGIDAM
Aku terbangun saat merasakan ada yang aneh dengan perutku. Aku berbalik arah, aku sangat terkejut aku lupa kalau mas Rayhan tidur denganku. Aku menatap wajahnya yang tengah tidur dengan lelap.
Aku meraih tangannya dan meletakkannya di perutku. Aku menahan tangannya ternyata anakku cukup manja dengan ayahnya. Perutku terasa nyaman ketika di pegang oleh mas Rayhan, dan akhirnya aku kembali tertidur.
Aku kembali tersentak tapi mas Rayhan malah menarik tubuhku. Dia memelukku sama persis seperti waktu itu, seketika aku kembali teringat saat mas Rayhan mengigau menyebut nama Naila
Rasanya perutku sesak karena tangan besar mas Rayhan yang memelukku cukup erat. Perutku rasanya tertekan oleh tangannya.
Dia sering mengatai aku modus tapi sekarang malah dia yang modus.
Aku menepuk tangannya, awalnya perlahan dan semakin keras
"Mas!"
Perlahan dia membuka matanya "Kenapa?" tanyanya
"Anakmu tertekan mas, aku merasa sesak" jawabku
Mas Rayhan langsung melepaskan tangannya. Mungkin dia tidak sadar sudah memelukku dari tadi
Pukul empat pagi aku terbangun karena bunyi dari ponselku. Aku meraih ponselku ternyata Lilis yang akan mengantarkan makan sahur kami. Mas Rayhan menyuruhnya untuk catering karena katanya mengganggu kalau Lilis masak untuk makan sahur kami. Lilis hanya mengantarkan makan sahur lalu pulang lagi dan dia akan kembali pagi -pagi untuk beres - beres rumah kami.
Dia menggeliat dan membuka matanya, dia melihatku yang sudah duduk di pinggir kasur "Tidur! Kamu jangan puasa" ucapnya
"Kenapa aku nggak boleh puasa mas?" tanyaku heran
"Kamu nggak kasihan dengan bayi di perutmu itu? Kamu harus minum obat, Shena"
"Baiklah, kamu cuci muka dulu mas. Aku akan menunggu Lilis" ucapku
"Nggak perlu"
"Mas buruan biar aku menyiapkan makan sahurnya" ucapku lagi
"Aku bilang nggak perlu, kamu ngeyel sekali sih. Sudah kamu tidur!" ucapnya ketus
"Oke terserah aja" akhirnya aku berbaring lagi sedangkan mas Rayhan melangkah menuju kamar mandi yang ada di kamar ini
Aku mendengar ada suara orang mengetuk pintu. Itu sepertinya Lilis. Aku bangun dan berjalan keluar untuk membuka pintu. "Ini Mbak, maaf ya kelamaan" ucapnya
"Nggak kelamaan kok Lis, makasih ya" ucapku sambil tersenyum
Setelah menyerahkan makanannya Lilis kembali pulang dan aku menyiapkan makan sahur untuk mas Rayhan
Aku menyusun menu makan sahur yang kelihatannya sangat lezat
"Shena! Tadi aku sudah bilang kamu tidur saja. Begini jadinya kalau kamu ngeyel" mas Rayhan memegang panci yang isinya sudah tumpah karena aku kaget waktu di panggil mas Rayhan tadi.
Aku hanya diam melihat mas Rayhan menuangkan air panas ke dalam gelas untuk membuat teh, dia juga mengelap air yang tumpah di atas kompor.
Aku duduk terdiam sambil melihat lenganku yang terkenal air panas tadi. Lenganku terlihat merah dan rasanya panas.
"Kamu-" Mas Rayhan berhenti bicara saat melihat lenganku. dia meraih lenganku dengan hati-hati, kemudian dia mengambil madu yang ada di meja dan mengoleskan di lenganku yang memerah
"Kamu punya telinga kan? Kenapa tidak mendengar apa yang aku ucapkan tadi"
" Maaf Mas" ucapku lirih. Mungkin aku memang salah karena tidak mendengarkannya. Bagaimanapun sikapnya dia tetaplah suamiku dan aku harus menghormatinya.
"Biarkan seperti ini nanti akan dingin, mudah-mudahan tidak melepuh" ucapnya
"Terimakasih mas" ucapku sambil tersenyum.
Setelah mengobati lukaku mas Rayhan menyantap makan sahurnya. Selesai makan mas Rayhan melarangku untuk membereskan meja makan. dia memaksaku untuk kembali ke kamar dan beristirahat
Aku masuk ke kamar dan melaksanakan sholat subuh.
Selesai sholat entah kenapa mataku terasa sangat ngantuk. Akhirnya aku memilih kembali membaringkan tubuhku di kasur setelah aku melipat sajadah juga mukena ku.
Aku benar-benar tertidur pulas mungkin karena tadi malam aku nggak begitu bisa tidur.
Sayup-sayup aku mendengar suara mas Rayhan sedang membaca ayat suci al-Qur'an
aku mengerjapkan mata beberapa kali. Aku menoleh ke samping ternyata mas Rayhan sedang membaca Al -Qur'an sambil mengelus perutku. Tatapannya fokus pada perutku
"Allah Kareem..."
Aku tersenyum merasakan nyaman di perutku. Apakah dia mulai berubah?
Aku bersyukur akhirnya Allah mengabulkan satu per satu do'aku. Allah menunjukkan kuasanya.
Saat mas Rayhan selesai aku menggeliat aku pura-pura terbangun.
"Mas"
"Jangan tidur pagi-pagi tidak baik buat kandunganmu" ucapnya dengan datar.
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua