Cinta memang tidak pandang usia. Seperti itulah yang dialami oleh seorang gadis bernama Viola. Sudah sejak lama Viola mengangumi sosok adik kelasnya sendiri yang bernama Raka. Perbedaan usia dan takut akan ejekan teman-temannya membuat Viola memilih untuk memendam perasaannya.
Hingga suatu kejadian membuat keduanya mulai dekat. Viola yang memang sudah memiliki perasaan sejak awal pada Raka, membuat perasaannya semakin menggebu setiap kali berada di dekat pemuda itu.
Akankah Viola mampu mengungkapkan perasaannya pada Raka disaat dia sendiri sudah memiliki kekasih bernama Bian. Mungkinkah perasaannya pada Raka selamanya hanya akan menjadi cinta terpendam.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 : Jangan panggil aku kakak!
🗒️ Novel ini akan aku update santai, sekedar hiburan untuk mengisi waktu luang. Yang kepoin ceritanya baca yuk👇👇👇
...^^^^^^^^^°-°^^^^^^^^^...
"Vio__"
"Vio__!!"
"Viola Anastasya!!!"
Teriakkan itu sukses membuat seorang gadis yang sedang asyik dalam mimpi-mimpi indahnya langsung membuka kedua bola matanya lebar-lebar. Buru-buru dia mengelap air liurnya yang hampir saja ngeces disudut bibirnya.
Saat itu juga tatapan seluruh anak kelas XII langsung tertuju pada gadis dengan rambut lurus panjang dengan bando berwarna pink yang melekat di kepala. Gadis itu harus menerima tatapan mematikan dari Bu Siska. Wanita berusia 40 tahunan itu seketika darah tingginya langsung naik tatkala dia sudah menjelaskan panjang lebar namun malah ditinggal tidur oleh Viola.
"Viola, kamu tidur di kelas!!" Gertaknya pada gadis yang usianya mendekati 18 tahun itu. Viola yang menjadi sasaran kemarahan Bu Siska langsung menggeleng cepat.
"Eh_ N-nggak Bu__ Tadi cuma lagi__"
"Lagi apa? Mau ngeles kamu, hah? Mulut Ibu itu sudah hampir berbusa menerangkan pelajaran sepanjang__"
"Sepanjang jalan kenangan maksudnya, Bu?" Potong Denis yang duduk di bangku seberang Viola. Seketika kelas menjadi ramai mendengar candaan yang dilontarkan pemuda itu.
"Diam kamu, Denis! Diam kalian semua!!" Bu Siska menggertakkan gigi-giginya menatap seluruh ruangan kelas, sedetik kemudian tatapannya kembali beralih pada Viola. "Viola! keluar kelas sekarang dan lari keliling lapangan sebanyak 50 putaran."
"What??? 50 putaran?"
Sedikit terkejut memang, karena ini untuk pertama kalinya Viola mendapatkan hukuman seperti ini. Biasanya dia adalah murid yang begitu rajin dan cukup berprestasi hingga membuat orang tua dan guru-gurunya bangga. Namun kali ini ada apa dengan Viola? Entahlah, Viola sendiri tidak tahu. Mendekati kelulusannya 4 bulan lagi, hati Viola malah menjadi gundah gulana.
"Kenapa? Masih kurang? Mau Ibu tambahin jadi 100 putaran?"
"Nggak Bu, itu udah lebih dari cukup," ujar Viola langsung berdiri dan berlalu meninggalkan kelas.
Bu Siska sendiri merasa heran karena akhir-akhir ini Viola sering melamun dan tidak memperhatikan pelajaran. Meskipun semua itu tidak membuat nilai-nilai Viola menurun, namun tetap saja ada rasa kekhawatiran sebagai seorang guru sekaligus wali kelas Viola.
-
-
-
Nasibnya sungguh sial hari ini, Viola tak henti-hentinya mengomel sendiri sejak keluar dari dalam kelas dan berjalan menuju lapangan sekolah. Tiba-tiba langkah kakinya berhenti saat dia menatap ke arah lapangan. Bagaimana tidak, saat ini pemuda yang sudah mengisi hatinya selama 6 bulan terakhir tengah bermain basket bersama dengan teman-temannya.
Cinta yang memang datang tidak tepat waktu itu telah singgah di hati Viola sejak pertama kali melihat kehadiran Raka sebagai murid pindahan di SMA Bakti Bangsa. Raka sendiri merupakan adik kelas Viola, usianya sudah bisa dipastikan satu tahun lebih muda dibawah Viola. Hal itulah yang membuat Viola memilih memendam perasaannya pada Raka, selain perbedaan usia tentunya akan jadi ejekan teman-temannya nanti jika ada yang tau tentang perasaannya terhadap Raka.
Raka Pradana, nama itu seperti sudah terukir di hati Viola. Cinta monyet, cinta pertama atau biasa di sebut cinta apalah. Namun satu yang pasti, jika saat ini Viola merasa menyukai Raka. Diam-diam dia sering tersenyum sendiri saat sedang memperhatikan Raka dari kejauhan, seolah hatinya seperti sudah tergembok hanya untuk Raka seorang. Terkesan lebay memang, tapi begitulah faktanya.
"Duhh__ malu gak sih lari di depan Raka." gumam Viola merasakan jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Bukan masalah larinya, tapi pasti dia akan jadi bahan olok-olokan gara-gara mendapatkan hukuman lari keliling lapangan. Dan pastinya akan menjadi tontonan Raka juga.
"Bu Siska ngapain sih pakai suruh lari segala." Viola terus saja menggerutu kesal hingga tidak sadar jika saat ini Bu Siska sudah menyusul dibelakangnya.
"Lari Viola!!!"
"Eh iya lari___"
Viola langsung ngibrit begitu mendengar teriakkan Bu Siska yang membuat gendang telinganya hampir pecah. Suara Bu Siska memang mirip sekali dengan penyanyi rocker. Atau mungkin saja Bu Siska memang dulunya bekas penyanyi rocker. Rambut pendeknya yang keriting mengembang bahkan sangat mendukung penampilan Bu Siska yang mirip seorang penyanyi rocker pada masanya.
"Hei, lihat itu kan kak Vio kakak kelas kita."
"Eh iya, kok dia lari keliling lapangan sih?"
"Masa iya sih seorang kak Vio mendapatkan hukuman lari keliling lapangan."
Mustahil, itulah yang ada di benak anak-anak kelas XI yang memang sedang mengikuti jam pelajaran olahraga. Mereka dibuat terkejut dengan kehadiran Viola yang tiba-tiba datang dan langsung lari mengelilingi lapangan. Tapi itulah faktanya, Viola sedang mendapatkan hukuman dari Bu Siska gara-gara ketiduran di dalam kelas.
Kehadiran Viola disana tentunya menjadi pusat perhatian semua orang dilapangan. Termasuk Raka, pemuda itu menatap dan terus memperhatikan ke arah Viola.
"Duh kok dia liatin kesini sih! Jangan lihat __ jangan lihat __" Viola terus saja bermonolog dalam hati. Bahkan dia memakai satu tangannya untuk menutupi wajahnya.
"Kak awas__!!!"
Brukkk___
Sayangnya suara teriakan itu tidak lebih cepat dari bola basket yang melayang hingga mengenai kepala bagian belakang Viola. Kerasnya benda itu membuat Viola yang sudah ngos-ngosan langsung jatuh tersungkur dan menjerit kaget.
"Hei, kak Vio__"
"Ayo tolongin."
Beberapa anak langsung berlari ke arah Viola untuk menolongnya. Raka juga ikut mendekat, bahkan dia berjongkok di depan Viola. Ditatap sedekat ini oleh Raka membuat sakit dikepala dan lutut Viola seolah langsung sembuh seketika.
"Kakak gak apa-apa?" tanya Raka.
"What?? Kakak?__ Oh my god" Viola membatin tak percaya dengan panggilan 'kakak' yang ditujukan Raka padanya.
"Jangan panggil aku kakak!!!"
_@~@_
...☘️☘️☘️...
covernya kerennn kakaaa
vio awass sebentar LG Raka nyampe jgn sampe dia liat kamu be 2 an am bian🤭💜
Kamu udah janji kan ma Vio...
mending kamu datangi gih si Jack tu bilang klo ada yang mau nyebarin foto dia lagi ma Vio.
bisa rusak nama baiknya punya sugar baby...
sedikit aja kelakuan kita yang gak semestinya pasti di manfaati orang2 untuk berbuat jahat...
karena kelakuan Amel ,Vio dan Raka jadi dapat masalah...