NovelToon NovelToon
Kembar Genius Milik Ceo Galak

Kembar Genius Milik Ceo Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Anak Kembar / Romansa
Popularitas:22.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azalea melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.

Lima tahun kemudian, kedua putra Azalea secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azalea yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.

Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Brandon bertemu Alexix

Alan membawa Elouise ke rumah sakit yang berbeda dari yang kemarin, karena rumah sakit yang Alan datangi sekarang adalah rumah sakit milik keluarga Brandon.

Setelah sampai, Elouise sudah tak sadarkan diri dan langsung di tangani oleh pihak rumah sakit. Alan pun menunggu di luar ruang UGD, karena dia tidak bisa masuk.

"Alan."

Alan menoleh, dia mendapati pria paruh naya memakai jas dokter datang menghampirinya dengan raut wajah bingung.

"Ngapain kamu disini?" Tanya pria paruh baya itu.

"Om Hervan, aku sedang menunggu putraku. Dia sedang di tangani di dalam." Jawab Alan.

Hervan, adalah ayah dari Brandon sekaligus pemilik rumah sakit. Dia sudah mengenal Alan sejak Brandon mengenalnya. Keduanya cukup terbilang dekat, sehingga Alan tak asing dengan Hervan.

"Memangnya apa yang terjadi pada putramu?" Tanya Hervan.

Alan berkacak pinggang, dia menghela nafas pelan. "Aku tidak tahu, saat aku pulang kantor tiba-tiba pembantu rumah berteriak dari kamar Alexix. Saat aku datang, Alexix sudah muntah-muntah. Bahkan ... Dia mengalami sesak nafas. Aku panik, aku segera membawanya kesini. Apa ... Apa mungkin hal itu terjadi karena ada cedera di perutnya karena kecelakaan kemarin." Terang Alan.

Penjelasan Alan, tidak membuat Hervan merasa puas dengan jawabannya. "Kecelakaan gimana?" Tanya Hervan.

"Kemarin dia tertabrak mobil. Om tahu sendiri gimana pecicilannya putraku. Bangun dari pingsannya saja, dia sudah mencabut infus dan kabur begitu saja. Aku takut dia hilang, jadi aku membawanya pulang. Aku pikir, tidak ada masalah jika rawat jalan."

Hervan menepuk keningnya, entah apa yang ada di pikiran pria itu. Yang jelas, Hervan tak membenarkan perbuatan Alan.

"Alan, putramu ketabrak mobil bukan kucing. Kenapa kamu membawanya pulang sesantai itu. Di rumah sakit mana kamu membawa putramu? Bisa-bisanya mereka mengizinkanmu membawa putramu pulang?!" Tanya Hervan.

"Rumah Sakit Cahaya," ujar Alan.

"Bagaimana hasilnya? apakah dokternya mengatakan ada cedera yang serius?" Tanya Hervan, dia mengenal baik dengan pemilik rumah sakit itu.

"Semuanya oke, hanya kepala saja yang sedikit retak karena benturan yang cukup kencang. Katanya retakan itu sangat halus, jadi tidak masalah. Aku meminta rawat jalan, dokter pun mengizinkan karena Alexix dalam keadaan yang sudah lebih baik." Hervan mengangguk mengerti.

Tak lama, pintu ruang UGD terbuka. Bergegas, Alan melangkah mendekat ketika dokter keluar. Tanpa berlama-lama lagi, Alan bertanya pada dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan putra saya dok?" Tanya Alan dengan perasaan yang campur aduk.

"Saya harus melalukan melakukan tes menyeluruh tentang apa yang terjadi pada putra anda. Dia mengalami sesak nafas , saat saya tensi darahnya sangat rendah." Alan mengamati dengan jelas penjelasan sang dokter.

"Saya ingin bertanya mengenai beberapa hal, sejak kapan putra anda muntah-muntah seperti tadi?"

"Saya lihat baru kali ini melihat dia sampai seperti ini, putra saya anak yang aktif. Dia jarang sekali sakit, bahkan bisa di katakan ... daya tahan tubuhnya kuat." Jawab Alan.

"Tapi, kemarin dia kecelakaan tertabrak mobil. Dia sempat di rawat tapi meminta pulang, jadi terpaksa malam kemarin saya bawa dia pulang." Lanjut nya.

Dokter mengangguk mengerti, kecurigaannya ada pada beberapa hal. Bisa saja, perut pasiennya mengalami cedera. Atau pun karena ada sesuatu yang terlewat saat pemeriksaan.

"Baik, saya akan lalukan beberapa tes. Pasien akan saya alihkan ke ruang ICU karena kita harus memantaunya dalam 24 jam ke depan."

Alan mengangguk lemas, dirinya benar-benar khawatir dengan putranya. Biarpun dirinya sering marah dan emosi pada siapapun, tapi Alan tetaplah memiliki sisi seorang ayah. Dimana dia akan khawatir ketika anaknya jatuh sakit.

"Istirahat lah dulu, hasilnya pasti akan keluar dalam beberapa jam ke depan." Ujar Hervan sembari menepuk bahu Alan.

Cklek!

Pintu ruang UGD terbuka, beberapa suter menarik brankar keluar. Alan yang melihat kondisi putranya, seketika matanya langsung berkaca-kaca. Dimana dia melihat Elouise terbaring lemah dengan masker oksigen menutupi hidung dan mulutnya, untuk membantu pernafasannya. Juga, selang infus yang tertancap di tangan mungilnya.

"Sus, bisa saya temani putra saya?" Tanya Alan, menghentikan laju brankar itu.

"Dokter belum mengizinkan siapapun menjenguknya, mohon kerjasamanya tuan."

Alan mengangguk lemas, dia meraih tangan putranya yang tak terinfus. "Papa tunggu di luar yah, jangan takut." Bisik Alan.

Brankar Elouise pun di bawa masuk ke ruang ICU, Alan hanya bisa menatap putranya yang menghilang setelah pintu tertutup.

Alan mengusap kasar wajahnya, dan menjambak kasar rambutnya. Di titik ini, dia merasa menjadi ayah yang tidak becus. Dia menyalahkan dirinya sendiri, atas aoa yang terjadi pada putranya. Sikap kerasnya melemah, saat melihat putranya yang sakit.

"Kenapa aku membawanya pulang dari rumah sakit kemarin. Seharusnya aku biarkan dia marah kalau perlu mengamuk, asalkan dia sembuh. Aku biarkan dia keluyuran semaunya dengan menyebar seluruh bodyguard di setiap sudut rumah sakit. Haish ... kenapa aku begitu bodoh!" Alan sampai memukuli kepalanya, dia merasa gagal menjadi seorang ayah.

Tanpa Alan sadari, Azalea berada di belakangnya. Dia bersembunyi di balik tembok sedari tadi, dan mendengar jelas omongan Alan. Hatinya terenyuh saat melihat pria dingin itu bersedih atas aoa yang menimpa putra mereka.

"Baru mendengar seperti ini saja hatimu sudah hancur mas? Setelah ini, kamu akan lebih hancur lagi. Sama seperti ku, ketika pertama kali mengetahui keadaannya kala itu." Lirih Azalea, dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Mama."

Azalea menunduk dan menatap bocah yang sedari tadi dia genggam tangannya. Bergegas, dia menghapus air matanya dan tersenyum pada bocah itu.

"Alexix, pakai maskermu. Nanti ada yang melihat kita," ujar Azalea.

Alexix mengangguk, dia kembali memakai maskernya. Dia memperhatikan kesedihan sang mama, bahkan dia mengeratkan genggaman tangannya pada tangan sang mama. Menyalurkan kekuatan karena mengerti, bahwa saat ini mama nya tengah bersedih.

"Mama, Lekci lapal."

"Oh ya, kamu belum makan malam yah. Kita ke kantin rumah sakit aja yuk." Ajak Azalea.

"Nda beli Cilol?"

"Cilor terus, udah malam makan nasi." Tegur Azalea, bisa-bisanya putranya meminta Cilor di saat seperti ini.

Azalea menoleh sejenak pada Alan, barulah ia memutuskan untuk beranjak dari sana membawa putranya pergi. Pas-pasan saat Azalea berbalik, Alan pun ikut berbalik dan menatap punggung Azalea. Tapi, pria itu tak mengira jika itu adalah ibu dari anaknya.

Azalea membawa Alexix ke kantin rumah sakit, dia mencari meja dan mendudukkan Alexix di sana. Dia akan membeli makanan untuk putranya, karena mereka belum sempat makan malam.

"Mama pergi pesan dulu, Alexix diam disini yah." Alexix mengangguk dengan raut wajah bahagia, sebentar lagi dirinya akan makan.

Azalea bergegas pergi untuk memesan makanan, sementara Alexix menunggunya dengan menendang-nendang kakinya di bawah meja.

"Ish, engap kali loh. Nda ada papa ini, buka aja lah." Alexix membuka masker.

"Haaahh gini kan bica menghilup aloma cegaaal, anginna macuk ke idung na lancaaall." Celoteh Alexix sembari memejamkan matanya.

Puk!

Alexix kembali membuka matanya kala seseorang menepuk keras bahunya. Tentu saja dia ingin marah, tapi saat dia melihat orangnya. Alexix terdiam dengan tatapan melotot.

"Woy! dih, si kartu Exix spesial tanpa batas. Ngapain disini? papa mana?" Sapanya, yang ternyata adalah Brandon. Dia berniat akan menjemput sang papa di rumah sakit, tapi saat melewati kantin. Dirinya malah tak sengaja melihat anak dari sahabatnya itu.

"Napa lagi nih cetan astlal catu ada dicini cih." Gerutu Alexix dan kembali memakai maskernya.

"Eh, sombong banget jadi anak. Awas loh, om laporin papa nya." Seru

Ponsel Brandon berdering, dan ternyata itu panggilan dari Alan. Seketika senyumnya berubah cerah. Dia melirik ke arah Alexix dengan tersenyum jail.

"Nih, bapak lo nelpon. Naaahh curiga gue, lo kabur kan! ngaku lo! Emang dasar pecicilan yah lo!" Pekik Brandon dengan tersenyum menyeringai, dia tak sabar melihat Alexix yang akan di tegur oleh Alan.

Brandon mengangkat panggilan itu, dia berbalik membelakangi Alexix. Tangan kanannya, bertengger manis di pinggang. Sementara tangan kirinya, dia gunakan untuk menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Halo bro? Alexix lagi ...."

"Alexix di ruang ICU, dia belum sadarkan diri. Kau dimana?"

"Ha? Belum sadar gimana? orang dia ada bersama ... ku!" Brandon langsung berbalik untuk melihat Alexix.

"Eh, kemana dia?!" Pekik Brandon, saat tak mendapati Alexix yang duduk di sana.

Sedangkan Alexix dan Azalea, mereka bersembunyi di balik tembok kamar mandi. Setelah Azalea mendapati Brandon, buru-buru dia menarik Alexix pergi di kala Brandon tak menyadari kepergian mereka.

"Jangan berhalu! Putraku sedang tidak sadar saat ini, bagaimana bisa dia bersamamu di kantin huh?!"

Brandon mematikan ponselnya, dia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya dengan kebingungan. Netranya masih mencari keberadaan Alexix, dia merasa tidak mungkin dirinya salah lihat.

"Bisa-bisanya hilang, tapi bener kok. Tadi Alexix ada disini, masa iya aku ngelindur." Gumam Brandon.

____

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA🥳🥳🥳

1
Rosidah Rosidah
Luar biasa
uhuuyyyyyy
haduuuhhhh
Eliyah
keren banget deh obrolan sekitar anak² Cadell.... pokoknya 👍👍⭐🌟🌟⭐⭐⭐
uhuuyyyyyy
jesica di bunuh pamannya
Hari Saktiawan
cerita yang seru /Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt//Wilt/love love love sekebun bunga
uhuuyyyyyy
siap siap tissue ikiii
Dyalaaraa
😆😆😆😆ALEX GALAK YA KAYA PAPANYA, GALAKNYA ALAN NURUN KE ALEX🤣
Beny Susi
Kecewa
Beny Susi
Buruk
Dyalaaraa
YA ALLAH 😭😭😭
uhuuyyyyyy
woalaah ulet keket ternyata si jessy jussy
Riss rissa
hay kawan selam kenal . mohon dukungannya untuk novel ku yaa jangan lupa mampir judulnya Story of my life
uhuuyyyyyy
luician itu paman nya Cala...kyk e Cala anaknya orang yg ngasih kapal pesiar tadi
uhuuyyyyyy
bpk nya cala mgkn
uhuuyyyyyy
elaaaeeee ..reagan pintar mengalahkan musuh di persidangan tp lemot dlm bkin anak😂😂
uhuuyyyyyy
jangan" anaknya sindi😂
Ridwani
👍👍👍
uhuuyyyyyy
hanya outhor yg bisa meluluhkan hati Alan😂😂
uhuuyyyyyy
sesuai mimpinya El
Janah Husna Ugy
Kendrick sama adiknya airin aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!