seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Aara tidak peduli pada Aggam. karna Aggam sendiri yang pernah berkata jika dia tidak peduli padanya. dan terserah Aara ingin melakukan apa saja. toh dia hanya menelfon, tidak melakukan hal yang tidak baik.
"Aara... apa aku bisa menemui mu besok siang" tanya ustadz Sulaiman
"Kenapa meminta izin... ustadz datang saja ke tokoh embak Elina jika ada yang ustadz ingin sampaikan."ujar Aara pada ustadz Sulaiman. Aara tidak tahu jika ustadz Sulaiman menyukainya. dan Aara mengira jika tadi ucapan ustadz Sulaiman di tokoh itu hanya bercanda.
Telinga Aggam benar benar panas mendengar obrolan Aara dan ustadz Sulaiman. Aggam menekan gas mobilnya dengan kuat. sehingga ponsel Aara terjatuh dari tangannya.
" Astaghfirullah" kata Aara tanpa sadar
Hanya beberapa minit saja Aggam sudah tiba di apartment Rossa, karna Aggam memang menghantar Rossa lebih dulu.
Ada apa dengan pria ini...batin Aara yang tidak mengerti dengan siKap Aggam. bukannya Aara tidak menghargai nya sebagai suami., tapi kan Aara tidak tahu jika Aggam marah karna obrolannya bersama ustadz Sulaiman. toh dia sendiri pernah mengancamnya ingin menjual Aara pada lintah darat.
"Ok sayang... aku naik ke atas dulu.. selamat malam" kata Rossa langsung mencium pipi Aggam lalu turun dari mobil. Aggam hanya diam tidak menjawab Rossa.
Setelah itu Aggam kembali melajukan mobilnya ke Mension Ayahnya. Aggam dan Aara sama sama diam di mobil. beberapa minit berlalu akhirnya tiba lah di Mension ayah Aggam yang memiliki halaman yang luas. serta Mension yang sangat besar berlantai dua.
Aggam memarkir mobilnya di depan Mension lalu turun dan langsung masuk ke dalam tanpa memanggil Aara. Aara turun dari mobil lalu melihat sekeliling Mension ayah Aggam. perlahan Aara mulai melangkah masuk ke dalam.
"Aara... kalian sudah tiba... mana suamimu?" tanya Ayah Aggam yang melihat Aara melangkah masuk ke dalam Mensionnya
"Assalamualaikum tuan. "Salam Aara mencium punggung tangan Ayah mertuanya.
"Waalaikumussalam... mana suamimu" ulang Ayah Aggam bertanya. lalu tersenyum lembut pada Aara yang sangat sopan santun. beda sekali dengan Rossa. fikir ayah Aggam.
" Sudah lebih dulu masuk tuan."
"Panggil aku Ayah... jangan memanggil ku tuan. kenapa suamimu meninggalkan mu di sini sendiri." tanya Kusuma pada Aara.
Aara bingung ingin menjawab apa pada Kusuma. tiba-tiba Aggam muncul entah dari mana.
"Aggam tidak meninggalkan Aara yah... Aggam ke belakang tadi, lagi terima panggilan" bohong Aggam mengahampiri Aara lalu memegang pundak Aara dengan lembut. tentu saja Aggam berakting di depan Ayahnya.
Aara merasa aneh dengan sikap Aggam. apa lagi Aggam menyentuh pundaknya dengan lembut. membuat Aara merasa tidak nyaman.
"Mama mana Ayah? " tambah Aggam bertanya pada Ayahnya karna tidak melihat mamanya
"Kau sudah tiba Aggam" Mama Aggam datang menghampiri mereka bertiga.
"Mama iya ma.. "
Aara mengulurkan tangannya ingin menyalam mama Aggam. tapi mama Aggam pura pura tidak melihat tangan Aara yang ingin menyalaminya. Ayah Aggam langsung melototi istrinya. Mama Aggam menunjuk wajah kesal pada suaminya lalu menyambut tangan lembut Aara.
" Apa kau bisa melakukan pekerjaan rumah, masak gitu... " tanya mama Aggam angkuh pada Aara.
" Bisa " Singkat Aara
" Terus bagaimana bisa tangan mu sangat halus dan lembut seperti itu.. seperti tidak pernah membuat pekerjaan saja"
"Mama..." tegur Kusuma pada istrinya yang bernama Sarah
Sarah hanya memutar bola mata malas. " Kalian sudah makan" Tambah Kusuma bertanya pada Aggam dan Aara
Aara mengangguk pada Ayah mertuanya. "sudah ayah. " jawab Aggam
"Ya sudah,, bawa istri mu ke kamarmu Aggam" Suruh Ayah Aggam
"Aggam ke atas dulu. ayo Aara" kata Aggam mengajak Aara kekamarnya.
Aara kembali mengangguk lalu mengikuti Aggam ke lantai dua di atas.
Saat tiba di kamar. Aggam mencengkram lengan Aara dengan kuat."Dengar sini, jangan sekali kali kau mengadukan ku pada Ayahku... jika kau berani, siap kau... di sini, kau harus berakting di depan ayah untuk menunjukkan jika rumah tangga kita itu bahagia. dan satu lagi, jangan memanggilku tuan di hadapan Ayah ku. terserah kau mahu memanggil ku apa, yang penting bukan 'Tuan'" kata Aggam melepas kasar lengan Aara.