Sebuah pengkhianatan seorang suami, dan balas dendam seorang istri tersakiti. Perselingkuhan sang suami serta cinta yang belum selesai di masa lalu datang bersamaan dalam hidup Gladis.
Balas dendam adalah jalan Gladis ambil di bandingkan perceraian. Lantas, balas dendam seperti apa yang akan di lakukan oleh Gladis? Yuk di baca langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apa yang harus aku lakukan
Gladis menghembuskan nafasnya berat, ia menatap suaminya yang saat ini sedang menyantap sarapannya dengan lahap. Ia tersenyum kecut, lalu meneguk air putih miliknya.
Semenjak ia mencium aroma parfume asing di kemeja sang suami semalam, hati Gladis terasa sakit, bahkan lebih sakit daripada saat ia membaca pesan whatsapp yang di kirimkan oleh Amelia waktu itu. Kecurigaan tentang suaminya berkhianat muncul begitu saja. Membuat Gladis merasa gelisah.
Gladys kembali menatap suaminya yang masih lahap menyantap sarapannya. pria brengsek itu seperti tidak merasa bersalah karena telah mengkhianati istrinya. bahkan, pria brengsek itu sampai tidur dengan selingkuhannya, sungguh luar biasa.
"Mas!" lirih Gladis membuat Evan langsung menatap ke arahnya.
"Iya, ada apa sayang?" tanya Evan lembut, seperti biasanya.
"Hari ini, apakah kamu lembur lagi?" tanya Gladis sekedar basa basi. Sejujurnya ia ingin menanyakan tentang wangi parfume yang menempel di kemeja suaminya. Namun, ntah mengapa mulutnya tidak bisa mengeluarkan kata-kata itu.
"Tidak tahu, sayang. Memangnya ada apa?" Evan menjawab sekaligus bertanya. Menatap istrinya dengan sebelah alis terangkat ke atas.
"Tidak apa-apa. Hanya sekedar bertanya saja." Sahut Gladis sambil memperlihatkan senyuman paksanya.
"Dasar kamu ini." Evan menggelengkan kepalanya, kemudian ia pun kembali menyantap sarapannya yang tinggal sisa sedikit itu.
Gladis diam, hatinya sangat gelisah, pikirannya kacau tak menentu. Menatap suaminya yang menurut Gladis telah mengkhianati dirinya.
"Siapa perempuan itu? Apakah dia Amelia? Aku yakin mas Evan sudah bermain di belakangku. Wangi parfume itu, adalah bukti bahwa dia telah berkhianat." Batin Gladis dengan satu tangan yang mengepal kuat di bawah meja.
"Sayang. Mas berangkat dulu ya. Kamu hati-hati di rumah, ok." Ucap Evan setelah ia menyelesaikan sarapan paginya. Menatap sang istri dengan seulas senyuman di bibirnya.
Gladis mengangguk pelan, ia pun lantas beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menghampiri suaminya itu. "Iya, mas. Kamu juga hati-hati di jalan. Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," kata Gladis setelah ia berdiri tepat di hadapan suaminya. Memeluk tubuh sang suami, untuk memastikan wangi parfume yang suaminya pakai pagi ini.
Evan membalas pelukannya. Kemudian ia mengecup puncak kepala Gladis. "Ada apa? Tumben pagi-pagi kamu peluk aku?" tanya Evan sedikit heran karena sang istri tiba-tiba saja memeluk dirinya. Padahal, biasanya tidak, hanya sekedar mencium punggung tangannya, lalu pipinya, sudah.
"Tidak ada apa-apa. Memangnya tidak boleh aku memeluk suamiku sendiri?" Gladis berbalik nanya seraya melepaskan pelukannya. Menatap sang suami yang saat ini sedang terkekeh mendengar ucapannya barusan.
"Tentu saja boleh. Mas kan hanya bertanya tadi," ucap Evan seraya mengelus lembut wajah cantik sang istri. Lalu mendaratkan kecupan nya di kening sang istri. "Yasudah, mas berangkat dulu, ya. Nanti kesiangan lagi." Sambungnya lagi.
Gladis mengangguk pelan, ia pun menyambar tas kerja suaminya yang berada di atas meja makan. Lalu memberikan tas itu kepada suaminya. "Kalau sudah sampai, beritahu aku," ucap Gladis yang mendapat anggukkan kepala dari suaminya.
Setelah itu, Evan pun berlalu pergi meninggalkan Gladis dengan berbagai macam pikirannya saat ini.
Gladis kembali menghembuskan nafasnya kasar, ia menatap kepergian suaminya dengan hati yang sakit. "Apa yang harus aku lakukan jika kamu benar-benar mengkhianatiku, mas? Apakah aku sanggup menerima kenyataan pahit itu?" lirih Gladis dengan kedua bola matanya yang mulai berkaca-kaca.
aku lbih mendukung istri kl di selingkuhin bersikap teges, drpd bls suami yg selingkuh dng selingkuh juga, itu lbih memalukan sih jatuhnya bukan waow tp lbih memalukan jatuh martabat.
mending jd janda tanpa cela, yaitu tnp embel embel pernh selingkuh krn itu akn jd nilai minus.
jadilah wanita yg cerdik dan cerdas
kumpulkan bukti2
balas Evan dengan elegan sampai Evan tidak berkutik dan tidak bisa berkata kata