Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11.
Carla sengaja bangun pagi-pagi sekali, tanpa di ketahui oleh siapa pun dalam Mansion.
Ia melakukan jogging pagi, untuk menghindari bertemu dengan Bastian
Hanya Bodyguard yang selalu menjaga pintu gerbang Mansion, yang mengetahui Carla keluar Mansion.
Dan ia memesan dua Bodyguard tersebut untuk tidak memberitahu kan, kalau mereka melihat ia keluar untuk jogging.
Untuk melewatkan jam sarapan, ia sengaja berlama-lama untuk kembali ke Mansion.
Saat ia melihat jam sudah menunjukkan jam delapan pagi, sepertinya Bastian sudah berangkat ke kantor.
Ia pun kembali dari joggingnya.
Setelah sampai ia langsung menuju ruang makan, untuk sarapan.
Tapi, mendadak ia menghentikan langkahnya.
Ternyata Bastian belum berangkat ke kantor, ia masih di ruang makan dengan seseorang.
Carla memandang dingin, begitu melihat siapa yang bersama Bastian di ruang makan.
"Pagi-pagi sekali sudah datang menemui kekasihnya, sungguh tidak sabaran ingin segera di akui" gumam Carla dingin.
Ia jadi merasa ragu akan masuk ke ruang makan. Tapi kemudian ia berpikir, dengan sikap menghindarnya.
Ia pikir tidak perlu menghindari mereka, kalau sedang berduaan, karena ia sudah memutuskan, tidak perduli lagi, kepada siapa Bastian memberikan cintanya.
Ia pun dengan langkah tenang, masuk ke dalam ruang makan, dan membuat Bastian terkejut melihat Carla.
Bastian tidak menduga, ternyata Carla pergi jogging, setelah melihat pakaian yang di kenakan Carla.
"Rajin sekali kamu, pagi-pagi sudah bangun pergi jogging, biasanya kamu bangun kesiangan, dan minta di bangunin sama Paman Bastian!" sahut Ivanka tersenyum lucu, memandang Carla.
Carla tidak memperdulikan perkataan Ivanka, dengan tenang ia menarik kursinya.
"Tina!" panggil Carla.
"Iya, Nona!" Tina yang berdiri tidak jauh dari meja makan, segera menyiapkan sarapan Carla.
"Nona Ivanka, apakah kamu tidak mendengar apa yang ku katakan?" terdengar suara datar Bastian, melontarkan perkataan peringatan kepada Ivanka.
Sudut bibir Carla menyunggingkan senyuman dingin, mendengar perkataan Bastian, yang tidak pernah ia dengar sebelumnya, setiap kali Ivanka datang ke Mansion Miller.
Sementara Bastian diam-diam merasa semakin bingung, dengan sikap Carla, yang biasanya akan ribut jika Ivanka dekat dengan dirinya.
"Paman, aku datang mengantarkan makanan ringan, untuk di bawa ke kantor" ujar Ivanka dengan nada, yang sedikit manja dan terdengar begitu lembut.
Ivanka meletakkan satu wadah, di tutup rapi ke atas meja ke depan Bastian.
Cih! menggelikan! bisik hati Carla mendengar nada suara Ivanka, yang sengaja di buat Ivanka terdengar lembut, dan sedikit manja.
"Rocky!!" tiba-tiba Bastian berteriak, memanggil Asistennya.
"Paman, aku tidak bermaksud mengganggu, aku hanya ingin memberikan sedikit memperhatikan pada Paman, karena sudah bekerja keras mengurus grup Miller!"
Bastian merasa tingkah Ivanka semakin menjengkelkan, ia menatap dingin Ivanka, dengan sorot mata tajam.
Ivanka merasakan aura Bastian tiba-tiba menakutkan, mungkin karena ia terus saja menyodorkan bekal camilan, yang ia bawa dari rumahnya.
Sementara Carla tetap terlihat tenang duduk di kursinya, tidak memperdulikan tingkah Ivanka, yang mencoba menarik perhatian Bastian.
"Nona Ivanka, anda sudah di beri peringatan sedari kemarin, silahkan pergi, Nona!" Rocky Asisten Bastian masuk ke ruang makan.
Pria yang menjadi kaki tangan Bastian, mendekati Ivanka untuk segera pergi dari ruang makan tersebut.
"Nona Carla, ini susu hangat anda!" Tina datang membawa satu gelas susu hangat dari dapur Mansion.
Tina meletakkan gelas susu tersebut ke depan Carla, dan kemudian melihat ke arah Ivanka, yang di halau Rocky untuk keluar dari ruang makan.
"Tunggu! aku tidak melakukan hal yang salah, aku berniat baik memperhatikan Paman Bastian, tidak seperti Carla, dia sedikit pun tidak pernah perhatian pada Paman, dia tahunya hanya selalu dirinya yang harus di perhatikan!" Ivanka menahan tubuhnya, saat akan di tarik Rocky.
Brak!!
Tiba-tiba Bastian memukul meja makan dengan kencang.
"Tutup mulutmu! kamu sudah semakin menjengkelkan, Nona Ivanka!!" nada suara Bastian terdengar tinggi, menandakan ia sudah mulai marah.
Carla yang sedang menyantap sarapannya, jadi terpancing emosi melihat situasi ruang makan tersebut.
"Tina, aku sudah tidak lapar lagi, kamu benahi saja sisa sarapan ku, aku mau pergi!" Carla bangkit dari duduknya.
Melihat Carla beranjak dari kursinya, Bastian spontan berdiri dari duduknya.
"Carla, kamu mau pergi kemana? selesai kan dulu sarapannya!" sahut Bastian mencegah Carla pergi, untuk menyelesaikan sarapannya.
"Melihat kalian berdua banyak akting, membuat aku mual, tidak berselera lagi sarapan!" sahut Carla seraya berjalan, keluar dari ruang makan tersebut.
"Carla, tunggu! apa maksudmu, aku tidak mengerti, selesaikan dulu sarapanmu!" Bastian bergegas mengejar Carla.
"Paman jangan sok perhatian padaku, biasanya kalian berdua saling akur satu sama lain, jangan buat drama yang tidak lucu, Paman!" ujar Carla dengan dingin.
Ia kemudian melanjutkan langkahnya, meninggalkan ruang makan.
Bersambung.....
baru awal dah ngeluarin air mata deh