Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35 .BMS
di meja makan Barra terus memperhatikan Kirana yang berdiri di dekat meja makan. Bastian dan Bima yang sedang makan pun jadi ikut memperhatikan Kirana.
'ada apa dengan mereka ' batin Kirana. Sampai-sampai ia meraba wajah nya takut ada sesuatu disana.
"Kiran mulai malam ini kau akan pindah di sebelah kamarku" ucap Barra setelah menyelesaikan makan nya.
"tapi tuan , kenapa?" ucapan Kirana langsung di jawab Barra.
"tidak ada penolakan, pak Asep bantu Kiran untuk pindah kamar" ucap Barra pada pak Asep.
"baik tuan" pak Asep segera melaksanakan perintah tuan nya. ia berjalan bersama Kirana menuju paviliun belakang.
"pak Asep biar saya saja, pak Asep pergilah aku akan membereskan nya sendiri" ucap Kirana takut kalau pak Asep melihat pembalut di dalam kamar nya.
"kau mau tuan muda marah" ucap pak Asep membuat Kirana diam. ia juga takut kalau Barra sudah marah.
...----------------...
"kenapa tidak kau pindahkan saja Kiran ke kamar mu" ucap Bima.
"ide yang bagus" ucap Barra sambil menganggukan kepala nya. membuat Bastian melotot. ternyata tuan nya sudah menerima kenyataan kalau ia Seorang ga y.
saat Bastian akan berbicara Barra segera menyela.
"bas kau tidak usah protes, kau keruang kerja ku, aku ingin membahas sesuatu padamu" Bastian patuh dan segera pergi menuju ruang kerja tuan nya.
"Barra, apa Tante Lilyana sudah mengabari mu? apa dia sudah setuju? " tanya Bima ia selalu menunggu hidup nya organisasi nya dulu. ia sudah tidak sabar untuk menghancurkan mereka.
"aku tidak tahu, mommy tidak pernah membahas itu padaku, mungkin mommy masih memikirkan nya lagi" ucap Barra. ia juga tidak bisa memaksa mommy nya. ia tahu sangat berat bagi Lilyana saat kehilangan orang terdekat nya.
...****************...
di dalam kamar Kirana tengah kesal kenapa Barra harus memindahkan nya di kamar atas. ia jadi tidak bebas melepas penyamaran nya. ia takut ketahuan Barra.
Kirana duduk di atas ranjang sambil memperhatikan isi kamar. luas kamar nya berapa kali lipat dari luas kamar di paviliun belakang. dan perabotan nya juga lengkap ada kulkas mini, televisi dan lainnya. Kirana tak perlu lagi turun kebawah karena semua sudah tersedia di dalam kamar. Kirana segera merebahkan tubuhnya sambil terus berpikir. dan akhirnya ia tertidur juga.
sedangkan diruang kerja Bastian sama seperti Kirana ia juga sedang berpikir bagaimana memisahkan tuan nya itu. ia tak rela Barra bersama Kirana. Bagaimana nasib keluarga Robertson. keluarga itu tidak akan mempunyai penerus. dan juga ia akan gagal menepati janji pada ayah nya untuk selalu menjaga keluarga yang telah banyak berjasa pada hidupnya.
"apa aku usir Kiran saja dari mansion ini? tapi kalau tuan tahu aku bisa mati" Bastian terus berbicara sendiri.
"atau aku adukan pada nyonya dan nyonya besar, pasti mereka akan marah dan tuan akan menjauhi Kiran".
tak lama Barra datang dengan Bima mengekor di belakang. ia tidak tahu harus melakukan apa jadi ia membututi Barra.
disana Barra membahas mengenai pekerjaan di kantor bersama Bastian sedangkan Bima hanya menjadi pendengar tapi sekali-sekali ia juga ikut berbicara.
setelah berbincang serius dengan Bastian kini Barra sedang menyandar di kursi kerja nya sambil mengelus dagunya.
"aku harus memberikan nya hukuman, berani-beraninya dia membohongi ku" ucap Barra pelan.
sedangkan Bima dan Bastian memandang nya aneh. Barra seperti orang gila yang berbicara sendiri.
...****************...
di mansion utama keluarga Robertson. Oma sedang berbincang dengan Lilyana.
"bagaimana dengan cucu bodoh ku itu? apa dia sudah menyadari nya sekarang? hah.. aku sudah tak sabar punya cicit" ucap oma
"sabar ibu, pasti sekarang Barra sudah menyadari perasaan nya, Barra memang pintar tapi bodoh kalau soal perasaan" ucap Lilyana.
"anakmu itu" ucap Oma melirik Aldric tapi yang dilirik hanya Acuh.
Lilyana hanya tersenyum mendengar nya. ia juga sudah tidak sabar ingin segera mempunyai menantu. apalagi Kirana orang yang baik walaupun pikiran nya masih polos.
sedangkan Aldric hanya diam sambil merangkul Lilyana. ia hanya menyimak istri dan ibunya yang sedang berbincang. ia tidak melarang apa yang mereka lakukan untuk anak nya selagi itu baik.
"aku jadi ingat dulu, waktu itu Daddy pura-pura terluka untuk bisa berkenalan dengan ku" ucap Lilyana menahan senyum.
"Asal kau tahu Lilyana, dia selalu melukai dirinya agar bisa kau obati" ucap Oma memandang Aldric.
"sayang" Aldric memeluk Lilyana karena malu aib nya di bongkar.
"Daddy mu saja sampai kewalahan karena kau tidak mau menikah kalau tidak dengan Lilyana" ucap Oma mengingat kejadian dulu.
mengingat kejadian itu, mereka pun tertawa bersama .
...****************...