Perjalanan Cinta Alwi yang harus terhalang oleh restu dari orang tua Bunga yang merupakan anak dari pensiunan tentara.
Semenjak ayahnya meninggal, Kehidupan Alwi sangat penuh dengan ujian karena dia harus merawat ibunya yang sedang dalam keadaan sakit dan harus berobat jalan. Dia tak bisa melanjutkan kuliah karena biaya.
Alwi hanya bekerja sebagai seorang office boy di salah satu kantor.
Dia harus bisa mencari uang untuk kehidupannya sehari-hari, biaya berobat ibunya, dan juga menabung untuk mimpi pernikahannya dengan Bunga..
Dibalik susahnya Alwi, ada sosok perempuan cantik bernama Salma yang setiap hari mengurus Ibu Alwi yang sedang sakit dengan sangat tulus, hingga suatu hari ibunya ingin sekali Alwi mempunyai perasaan kepada Salma karena ibu nya tau kisah cinta Alwi dan Bunga takkan bisa di satukan.
Apakah Alwi akan memiliki Bunga yang dia anggap sebagai cinta sejati ?, atau Salma yang semakin hari semakin menunjukkan ketulusan cintanya.
mari ikuti kisahnya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Kepergian Salma
Salma yang masih duduk di bangku taman dengan mata sedikit sembab akhirnya di hampiri oleh Alwi yang kini duduk di sampingnya.
"Sayang, pulang yuk!"
Ajakan Alwi yang sebenarnya bingung harus bicara apa melihat Salma yang kini dengan wajah yang sangat tidak ceria.
"Kamu marah ya sama Mas?"
Tanya Alwi sambil memegang tangan Salma.
Salma hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya karena hatinya sangatlah cemburu melihat kedekatan Alwi dan Bunga di dalam ruangan.
"Kamu mau apa dari Mas? Mas bakal lakuin apa saja sekalipun Mas harus melupakan Bunga dan tak akan menemuinya lagi dengan kondisi yang seperti kamu lihat tadi."
Beberapa kali Alwi bertanya tapi Salma masih terdiam dengan pandangan ke arah taman.
Tapi setelah beberapa saat akhirnya Salma mau bicara.
"Mas benar mau melakukan apa saja untuk aku?"
Salma bertanya sambil menatap Alwi lumayan serius.
"Iya Mas mau melakukan apa saja untuk kamu, kamu mau apa sayang?"
Dengan yakin Alwi menawarkan apapun untuk Salma.
"Em, aku ingin Mas menikah dengan mbak Bunga."
Mendengar perkataan Salma, Alwi langsung melepaskan pegangan tangannya. Karena permintaan Salma sangat di luar dugaan.
"Nggak, kamu ngomong apa sih? kamu ini istri Mas, wanita yang selama ini selalu ada dan selalu membuat Mas merasa bahagia dalam keadaan apapun. Jadi nggak ada alasan permintaan kamu yang ini harus mas kabulkan. Mas nggak akan pernah melakukannya."
Tegas Alwi kepada Salma dengan nafas yang jadi terburu-buru.
"Alasannya ada kok, dulu Mas mencintai mbak Bunga sama kan seperti Mas mencintai aku saat ini. Aku yakin dia depresi juga karena salah satunya dia kehilangan kamu, satu-satunya laki-laki yang dia cintai. Makanya dia selalu menganggap Mas itu suaminya."
Salma menjawab dengan sangat tenang.
"Tapi itu kan dulu, saat ini Mas tak punya perasaan apa-apa terhadap Bunga. Mas hanya kasihan melihat kondisinya. Itu saja tidak lebih."
"Tapi Mas, bukannya perasaan cinta yang tinggi itu di mulai dari rasa kasihan?"
"Maksudnya?"
Tanya Alwi yang jadi bingung dengan pertanyaan Salma.
"Dulu mas mencintai aku awalnya karena kasihan juga kan dan merasa nggak enak karena dulu aku sering menemani ibu."
"Kamu ngomong apa sih, Nggak kaya gitu enggak."
"Benar kok, kalau aku dulu tak merawat ibu pasti kamu juga biasa saja sama aku."
Entah apa yang ada di benak Salma hingga berbicara seperti itu.
"Enggak, bukan itu alasannya."
Jawab Alwi sambil menggelengkan kepalanya.
"Terus apa alasannya kalau bukan itu?"
"Mas mencintai kamu karena dulu mas merasa cuma kamu yang selalu bisa membuat hati mas tenang dan bahagia. Nggak pernah mas mencintai kamu karena rasa kasihan nggak pernah!"
Jawab Alwi yang sedikit tegas.
"Bohong! Aku ini dulu bukan siapa-siapa di hati kamu Mas. Pasti awalnya karena rasa kasihan kan benar?"
Salma berkata sambil menangis.
Alwi langsung memeluk Salma karena dia merasa pembahasannya kini semakin jauh, Alwi tak ingin pembahasan ini di teruskan.
"Sayang, sudah ya jangan bahas ini. Kamu harus tahu apapun alasannya Mas nggak mau kehilangan kamu. Bunga itu cuma masa lalu, andai saja kamu dulu hadir lebih awal sebelum Bunga, pasti Mas akan pilih kamu, kamu ini wanita sempurna sayang, Mas nggak akan mungkin meninggalkan kamu apapun itu alasannya."
Alwi berbicara dengan menatap Salma sambil mengusap pipinya yang mulai berlinang air mata.
Sementara Salma tidak bisa menjawab, dia hanya menangis karena mungkin hatinya saat ini sedang emosi karena rasa cemburu.
"Sekarang kita pulang ya, mulai saat ini Mas janji nggak akan pernah menemui Bunga lagi. Mas akan fokus sama kamu dan calon anak kita. Kita akan hidup bahagia tanpa ada bayang-bayang Bunga lagi yah. Mas mencintai kamu sepenuhnya, hati Mas hanya untuk kamu seorang."
Alwi kembali memeluk Salma dan menenangkannya. Walaupun saat ini Salma tidak tersenyum lagi tapi Alwi yakin setelah ini Salma akan kembali seperti biasa.
Akhirnya mereka berdua pun pulang dari tempat itu, walaupun di perjalanan bahkan sampai rumah mereka saling diam tidak banyak bicara.
Saat malam tiba.
Alwi kembali mendapat telfon dari mamanya Bunga. Saat ini Alwi sedang di dalam kamar sementara Salma yang mau masuk kamar memberhentikan langkahnya di balik pintu yang sedang terbuka mendengar Alwi menerima telfon.
"Wi, Bunga demam badannya menggigil mukanya pucat sekali, Mama sangat khawatir dia selalu memanggil namamu terus menerus. Mama takut Bunga kenapa-kenapa. Mama harus gimana Wi mama bingung."
Hati Alwi sempat khawatir mendengar keadaan Bunga. Tapi kali ini Alwi harus tegas dengan hatinya, dia mencoba menolak untuk membantu mereka lagi.
"Mohon maaf mah sebelumnya. Bukannya Alwi nggak mau membantu Bunga lagi. Alwi sungguh khawatir sebenarnya terhadap keadaan Bunga. Tapi..."
Pembicaraan sempat terhenti.
"Tapi apa Wi?"
Alwi kini tahu bahwa Salma ada di belakangnya maka dari itu pembicaraannya sempat terhenti. Tapi Salma dengan bahasa isyarat menyuruh Alwi melanjutkan pembicaraannya.
"Alwi nggak bisa membantu Bunga lagi, saat ini istri Alwi sedang mengandung. Alwi nggak mau menyakiti hatinya seperti saat tadi siang. Hatinya hancur Mah Alwi nggak mau membuatnya cemburu. Maafkan Alwi ya Mah, bukannya Alwi nggak bisa membantu lagi. Tapi kali ini Alwi sudah menjadi seorang suami dan harus bisa mengambil keputusan."
"Tapi Wi, mama bingung ini harus bagaimana. Mama baru lihat Bunga seperti ini, mama nggak tahu harus minta bantuan sama siapa lagi selain sama kamu."
Mamanya memohon sambil menangis
"Maaf Mah Alwi nggak bisa. Alwi harus tegas, sekali lagi maafin Alwi ya mah Assalamualaikum."
Tut Tut Tut.
Telpon langsung Alwi matikan sambil mengusap rambutnya ke belakang karena Alwi sangat begitu dilema saat ini.
"Mbak Bunga kenapa lagi Mas?"
Tanya Salma yang kini duduk di tempat tidur di samping Alwi.
"Dia demam katanya, ya seperti biasa lah selalu memanggil-manggil nama Mas, tapi tenang saja mas nggak akan kesana lagi, mas kan sudah janji sama kamu."
Alwi berbicara sambil sambil memegang tangan Salma.
"Oh yaudah, kita istirahat yuk. Besok kamu kan kerja."
Alwi sedikit heran dengan Salma yang kini jadi seakan-akan tidak perduli dengan masalah Bunga.
"Em yaudah kita istirahat."
Tapi Alwi senang mungkin Salma juga sudah tak mau ambil pusing dan ingin fokus terhadap kandungannya.
Sampai akhirnya Alwi tertidur sambil memegang perut Salma karena dia sangat sayang sekali terhadap Salma dan juga kandungannya.
Keadaan di pagi hari.
Saat Alwi bangun Alwi di kagetkan dengan sepucuk surat yang ada di sampingnya.
Dia langsung membaca surat tersebut.
Mas, maafin aku ya tapi sepertinya memang Mbak Bunga benar-benar sedang membutuhkan kamu saat ini.
Aku pergi bukan karena aku tidak mencintaimu lagi. Aku pergi karena perasaan bersalah karena walau bagaimanapun dulu mbak Bunga kehilangan kamu bukan karena keinginannya.
Aku harap kamu mau memenuhi permintaan aku. Yaitu kamu menikahi mbak Bunga dan menemaninya sampai dia sembuh. Karena aku tahu yang bisa menyembuhkan dia cuma kamu bukan dokter atau pun orang lain.
Kamu nggak perlu mencari aku. Aku bakal pergi jauh dari kota ini. Tapi kamu nggak perlu khawatir aku pastikan bakal aman dan baik-baik saja, aku juga bakal kirimi kamu surat sewaktu-waktu tapi tak perlu kamu membalasnya karena kamu tak perlu tahu aku ada di mana sekarang, agar kamu bisa fokus terhadap mbak Bunga.
Alasan aku melakukan ini karena aku tahu cinta sejati tidak akan pernah hilang begitu saja di hatimu, aku tahu cinta sejatimu itu Bunga bukan aku. aku juga bisa rela melakukan ini demi kamu cinta sejatiku.
Aku tak pernah meninggalkanmu, aku hanya ingin menebus kesalahanku terhadap mbak Bunga. Suatu hari kita pasti akan bertemu lagi. Selagi aku masih ada umur, aku ini masih milik kamu aku tak akan pernah kemana-mana.
Aku mencintaimu mas.
Dari aku istrimu
Salma.
/Facepalm//Facepalm/
/Facepalm/
/Shy/
/Proud/
/Facepalm/
mungkinkah aku meminta,,
kisah kita selamanya,,,
tak terlintas dalam benakku, bila hariku tanpamu,,
Sabar ya Wi, semua itu ujian
aku mampir Thor, semangat🔥
kenalin aku author baru nih🤗
/Smug/