Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku harus bagaimana sekarang~ salsa
Salsa terbangun, dia berusaha sekuat tenaga untuk berdiri karena saat ini tubuhnya yang remuk karena di gempur semalam sudah tidak bisa di ajak kerjasama. Pandangannya beralih ke samping dimana Azka tertidur damai dengan wajah tenangnya.
Mengingat kembali dengan perbuatan pria itu semalam berhasil membuat air mata salsa keluar dengan sendirinya. Dia menangis dalam diam, tidak ingin Azka terbangun karena suara tangisnya.
dengan pelan dia turun dari ranjang, memungut pakaian lalu dia kenakan dengan cepat pada tubuhnya. Selesai memakai kembali pakaiannya, Salsa keluar begitu saja. Walau sakit menguasai dirinya saat ini, tapi gadis itu tetap berjalan cepat menuju mobilnya.
sesekali Salsa mengusap air matanya yang tidak mau berhenti, hendak bagaimana iya kedepannya, masa depan wanita itu telah hancur di tangan bosnya sendiri. Salsa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga saat melihat sebuah apotik, dia menepikan mobilnya. Gadis cantik dengan mata yang masih kelihatan sembab itu turun, dia berjalan pelan menuju apotik.
"mbak, beli pil KB ya.." ujarnya pada karyawan disana, Salsa tidak peduli dengan tatapan karyawan itu, yang dia butuhkan saat ini adalah obat itu.
Salsa takut, dia takut hamil.maka dari itu sebelum empat puluh delapan jam, Salsa berinisiatif membeli pil selagi mengingatnya.
setelah mendapatkan apa yang dia perlukan, salsa kembali ke mobil. Tanpa menunda lagi, dia meminum pil itu berharap semuanya akan baik baik saja. Bukan tidak menginginkan anak, tapi cukup sulit untuk nasib salsa saat ini.
"aku harus gimana sekarang?" banyak sekali pikiran yang berkecamuk di kepalanya, sulit untuk Salsa mengambil langkah sekarang. Mulai hari ini dia kehilangan pekerjaannya, Salsa sudah bertekad untuk mengundurkan diri dari perusahaan Azka.
tapi setelah ini dia harus bagaimana? mencari pekerjaan di jaman sekarang cukup susah, memikirkan banyak hal itu membuat Salsa berkali kali menghela nafas berat sembari sesekali mengusap air matanya.
Tidak ingin berlama lama diam, Salsa melajukan kembali mobilnya. Bukan langsung pulang ke kontrakan, dia ingin menemui sahabatnya terlebih dahulu.
......................
di apartemen,
Azka terbangun dari tidur nyenyaknya. Tangan kekarnya meraba raba di samping tapi tidak merasakan adanya seseorang yang dia tiduri tadi malam.
Azka memijat kepalanya sebentar, sangat jelas di ingatannya bahwa semalam dia meniduri Salsa, sang sekertaris.
"Sa" panggilnya berharap gadis itu hanya pergi ke kamar mandi, tidak ada sahutan sama sekali. Dengan malas Azka terpaksa terbangun, di lihatnya sekilas ranjang yang menjadi saksi mata keperkasaan alatnya saat sudah bangun seperti tadi malam.
Azka tersenyum tipis, mungkin ini pertama kalinya dia berlaku seperti orang gila, senyum sendiri seperti ini sangat langka untuk seorang Azka. Jika saja Aditya tahu pasti dia akan di ledek selama dua bulan lebih.
Tidak lagi memikirkan hal itu, Azka melompat dari tempat tidur dengan kondisi tubuh yang masih polos. Jika di tanya bagaimana keadaan ularnya lagi, jelas kembali ke versi lama, tidak berdiri.
Mata Azka menatap seprai yang kusut, ada setitik noda darah yang bisa dia pastikan itu adalah darah keper-awanan Salsa. Dia sedikit merasa bersalah, berlalu mencari salsa yang dia kira berada di kamar mandi.
Ceklekkk
Dia membuka pelan pintu kamar mandi, mencari salsa yang dia pikir berada disana tapi nyatanya nihil.
"dimana dia?? Apa udah pulang? Sepagi ini?"
pertanyaan yang entah di tujukan pada siapa, Azka kelimpungan sendiri pasalnya ini masih setengah enam pagi. Bayangannya Kembali pada Salsa yang menangis pilu semalam. Azka menarik kasar rambutnya, dia brengsek, ini kategori pelecehan jika di pikir lagi.
Azka dengan cepat ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya yang sudah lengket akibat kegiatan panas semalam, lima menit berlalu dia sudah selesai dengan ritual mandinya. Azka dengan cepat memakaikan pakaian, keluar unit apartemennya dengan terburu buru. Tujuannya kali ini adalah kontrakan Salsa, dia ingin meminta maaf pada wanita itu yang mungkin saja akan membencinya.
Dengan cepat dia menghampiri mobilnya yang masih terparkir rapi, melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...