Di tengah kesibukan kota modern yang serba cepat, Ferdy, seorang pria yang dulunya memiliki segalanya, kini menjadi pecundang. Ditinggal istri yang telah meninggalkannya, Ferdy merasa hidupnya hancur dan tak memiliki arah. Kesehariannya dipenuhi dengan kesedihan dan keraguan, mengingat kembali kejatuhannya dari puncak keberhasilan hingga menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan.
Suatu hari, untuk melarikan diri dari kenyataan pahitnya, Ferdy memutuskan untuk pergi ke gunung, mencari ketenangan dan mungkin sebuah jawaban. Dalam perjalanan menuju puncak, ia terperosok ke sebuah gua misterius yang tersembunyi dari pandangan umum. Di dalam kegelapan gua itu, Ferdy menemukan sebuah gelang antik yang mengeluarkan cahaya lembut. Tanpa disadari, gelang itu adalah kunci dari sebuah sistem kekayaan dan kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.
bagaimana cerita ferdy bangkit dari keterpurukan menuju ke kekuasaan tetapi masih memiliki kebaikan dan membantu sesama yang kesusahan dan menderita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecelakaan seorang wanita
Ferdy, yang baru saja menyelesaikan pertarungan epik melawan geng "The Lion", kini melaju dengan motor menuju basecamp teman-teman ojek online-nya. Dengan hati yang gembira, ia meminta sistem untuk menampilkan status kekuatannya.
**Ferdy (melirik layar virtual di depan matanya):**
"Oke, Sisum, kasih lihat status gue sekarang. Setelah semua pertarungan itu, gue pasti udah gila kuat nih!"
Seketika, status kekuatan Ferdy muncul di layar. Matanya langsung melotot.
**Ferdy (kaget):**
"Waduh! Agility 95?! Battle Experience 92?! Ini gue kayak superhero sekarang, apa gimana?"
Saking terkejutnya, Ferdy hampir menabrak mobil di depannya. Dia buru-buru menarik rem dan menyadari betapa jauhnya dia sudah berkembang sejak memulai misi ini. Sistemnya sekarang sudah sangat kuat, dan tanpa sadar Ferdy telah naik level dengan sangat cepat.
**Ferdy (dalam hati, sambil tertawa):**
"Wah, kalau gue terus begini, bisa-bisa gue jadi kayak pahlawan super di film-film."
Setelah menenangkan diri, Ferdy melanjutkan perjalanannya ke basecamp. Sesampainya di sana, teman-temannya sudah berkumpul, seperti biasa, tertawa dan bercanda dengan caci maki khas mereka.
**Ryan (tertawa, melihat Ferdy tiba):**
"Woi Ferdy! Lama banget lu, orderan kemana aja sih, sampe sekampung?"
**Anto (ikut menggoda):**
"Udah jadi juragan kali dia, nggak mau pulang ke base lagi."
**Ferdy (tertawa):**
"Ah, biasa aja. Ada orderan jauh tadi, tapi ya gitu deh... ribet dikit."
Ferdy duduk bersama mereka, tertawa-tawa sambil mendengar lelucon konyol. Tapi tiba-tiba suasana berubah saat terdengar suara keras dari arah jalan raya. Semua orang di basecamp menoleh ke arah sumber suara, dan terlihat sebuah mobil Toyota Yaris terbalik di pinggir jalan.
**Sukirman (terkejut):**
"Waduh, kecelakaan, bro! Cepet, kita liat ke sana!"
Semua segera berlari ke lokasi kecelakaan. Ferdy yang paling cepat sampai, langsung melihat bahwa pengemudi mobil adalah seorang perempuan muda yang pingsan, dengan darah yang mengalir dari kepalanya.
**Ferdy (dalam hati, panik):**
"Gawat ini! Harus cepet dibawa ke rumah sakit."
Dengan segera, Ferdy mencoba membuka pintu mobil, namun terhalang oleh kondisi mobil yang sudah rusak parah. Dari mesin depan mobil, mulai terlihat percikan api. Warga sekitar mulai panik, tapi Ferdy dengan tenang menarik napas dalam-dalam dan tanpa banyak berpikir, ia langsung menarik pintu mobil dengan kekuatan yang tak disangka-sangka oleh orang-orang di sekitarnya.
**Ryan (takjub):**
"Eh, Ferdy, lu punya kekuatan super apa gimana? Itu pintu kok bisa kebuka gitu aja?"
Ferdy yang masih dalam mode penyelamatan tak memedulikan pertanyaan Ryan. Ia dengan hati-hati menggendong perempuan itu keluar dari mobil dan segera mencari bantuan. Untungnya, sebuah pickup kosong melintas, dan Ferdy bersama perempuan yang terluka segera dibawa menuju rumah sakit terdekat.
Di perjalanan menuju rumah sakit, Ferdy masih panik memikirkan kondisi perempuan tersebut. Namun, karena fokus menyelamatkan, ia lupa bahwa dia masih memiliki satu botol ramuan penyembuh di dalam tasnya.
**Ferdy (dalam hati, menepuk dahi):**
"Ya ampun, gue lupa gue punya ramuan penyembuh! Harusnya gue kasih tadi di tempat."
Tapi kini sudah terlambat, mereka sudah tiba di unit gawat darurat rumah sakit. Perempuan itu langsung dibawa masuk oleh tim medis, sementara Ferdy hanya bisa menunggu di luar, berharap semuanya akan baik-baik saja.
Tak lama kemudian, orang tua dari perempuan tersebut tiba di rumah sakit, ditemani oleh seorang anak kecil berumur sekitar lima tahun yang tampak ketakutan. Ayah perempuan itu segera menghampiri perawat, dengan cemas menanyakan kondisi anaknya.
**Ayah (panik, kepada suster):**
"Bagaimana kondisi anak saya? Apa dia baik-baik saja?"
**Suster (menenangkan):**
"Saat ini korban masih dalam penanganan intensif. Tolong bersabar."
Sementara itu, sang ayah memperhatikan Ferdy, yang jaket ojolnya penuh dengan darah. Ekspresi ayah tersebut berubah menjadi penuh kecurigaan. Ia mendekat dan menatap tajam ke arah Ferdy.
**Ayah (tegas, sedikit marah):**
"Kamu... kamu yang bertanggung jawab atas ini, kan?! Kenapa anak saya bisa kecelakaan seperti ini?!"
Ferdy, yang sejak tadi hanya menunggu dengan cemas, sedikit terkejut dengan tuduhan tersebut. Namun, ia tetap tenang dan menjelaskan dengan jujur apa yang terjadi.
**Ferdy (tenang, mencoba menjelaskan):**
"Pak, saya bukan penyebab kecelakaannya. Saya cuma kebetulan ada di tempat kejadian dan bantu menyelamatkan anak Bapak. Mobil anak Bapak itu bersenggolan sama truk bermuatan pasir, lalu terguling. Saya hanya menolong."
Mendengar penjelasan itu, ayahnya masih tampak ragu, namun sebelum sempat berkata lebih lanjut, dokter keluar dari ruang gawat darurat.
**Dokter (serius, kepada keluarga perempuan):**
"Anak Anda sekarang sudah stabil. Luka di kepalanya cukup parah, tapi kami berhasil menghentikan pendarahan. Dia butuh istirahat total selama beberapa hari ke depan."
Mendengar kabar tersebut, sang ayah tampak sedikit lega, tapi tetap mengarahkan pandangannya kembali ke Ferdy, yang masih terlihat cemas.
**Ayah (sedikit melunak):**
"Kalau memang kamu yang menolong, terima kasih. Tapi saya masih mau tahu lebih banyak soal apa yang terjadi."
Ferdy hanya mengangguk. Baginya, yang terpenting adalah gadis itu selamat. Setelah semua ini, ia tak ingin membuat masalah lagi.
Setelah semuanya mulai tenang, Ferdy pun pamit untuk kembali ke basecamp. Di perjalanan pulang, Ferdy merasa lega namun juga sedikit kecewa pada dirinya sendiri karena tak sempat memberikan ramuan penyembuh.
**Ferdy (menghela napas, berbicara sendiri):**
"Harusnya gue ingat soal ramuan itu... Tapi ya sudahlah, yang penting dia selamat."
Sesampainya di basecamp, Ferdy kembali disambut oleh teman-temannya.
**Anto (menggoda Ferdy):**
"Jadi pahlawan lagi ya, bro? Hati-hati nanti jatuh cinta tuh cewek."
**Ferdy (tertawa kecil):**
"Halah, ini bukan film drama. Lagian, gue cuma nolong doang."
**Ryan (tertawa):**
"Ya tapi tetep aja, lu sekarang udah kayak superhero beneran. Bisa nolong orang, punya kekuatan aneh... jangan-jangan abis ini lu bikin markas superhero."
**Ferdy (tertawa, tapi dalam hati berpikir serius):**
"Markas superhero ya... hmm, Universe Army bisa aja jadi kayak gitu sih..."
Setelah bercanda sejenak, Ferdy duduk sambil merenung tentang semua yang telah terjadi. Dia menyadari bahwa dengan kekuatan dan tanggung jawab baru yang ia miliki, hidupnya tak akan pernah sama lagi. Namun, dengan teman-teman yang selalu ada di sisinya, dia yakin bisa menghadapi apa pun yang akan datang.
**Ferdy (tersenyum, dalam hati):**
"Oke, ini baru awal. Petualangan gue bakal makin seru."