Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Mas." panggil Sahira menatap penuh binar pemandangan lampu yang kerlap kerlip, sungguh Sahira baru kali ini menikmati waktu di malam hari.
"Apa, sayang." bisik Galang yang berada di belakang Sahira, memeluk erat tubuh mungil istrinya itu.
"Indah sekali." puji Sahira.
"Sayang suka? " tanya Galang mengecup puncak kepala sang istri.
"Sangat." sahut Sahira singkat.
"Tapi dingin." lanjutnya lagi.
"Klau dingin gini enaknya ngapain ya, buat pengantin baru seperti kita." bisik Galang di kuping sang istri.
Sahira lansung menegang mendengar bisikan itu, di tambah merasakan ci*man basah di berikan Galang di cuping telinganya.
Sahira menggigit bibirnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Memang mas mau bulan madu di sini? " tanya Sahira setelah lama terdiam, dan dia ingin menyerahkan dirinya kepada sang suami.
Tidak ada salahnya dia menyerahkan dirinya kepada suaminya itu, selama menikah, Galang selalu berusaha untuk membuat dirinya merasa nyaman, merasa di cintai dan di lindungi.
Toh pernikahan yang mereka lakukan sah di mata agama maupun negara.
"Memang istri mas ini sudah ikhlas menyerahkan diri sama mas? " tanya Galang, dia tidak ingin membuat Sahira terpaksa melakukan malam pertama mereka.
Sahira membalikan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan sang suami.
Sahira menatap mata sang suami yang menatapnya penuh cinta itu.
"Aku sudah siap, mas. Aku ikhlas menyerahkan diri ku sama suami tampan ku ini." mantan Sahira.
Senyum lebar Galang lansung mengembang di bibirnya, tanpa ba bi bu, Galang lansung menggendong sang istri ala bridal.
Galang membawa Sahira ke atas kasur nan empuk itu dan silahkan menghayal sendiri ya, apa yang di lakukan oleh sepasang pengantin baru yang saling mencintai, di malam hari 😁 outhor ngak enak menceritakannya, takut ada yang di bawah umur😁
Sementara di rumah orang tua Sahira, terjadi ketegangan.
"Kok bisa mama menemui Sahira tanpa membawa kami, kalian malah bekerja diam diam, akhirnya ngak ada hasil kan." omel pak Bram.
"Sampai kapan menunggu papa dan Rega, kalian selalu sibuk, sementara kita butuh makan dan lain lainnya, terpaksa kami pergi berdua ke perusahaan itu." kesal bu Hana.
"Dari pada ngomel mulu, mending minta gaji papa sama Rega, untuk kebutuhan dapur, bahan makanan dan perlengkapan mandi juga sudah habis." ujar bu Hana menadahkan tangannya.
"Satu juta cukup? " tanya pak Bram dengan wajah tidak relanya.
"Mana cukup satu juta, papa aja deh sama Rega yang belanja bulanan, biar tau harga yang kalian keluarkan." sungut bu Hana.
Dia baru tau minggu kemaren saat belanja kebutuhan dapur, ternyata banyak juga pengeluarannya, belum lagi mereka terbiasa makan makanan laut, daging dan semacamnya, ternyata semua yang di beli sangat mahal.
"Astaga, mama kenapa marah sih, memang berapa sih, belanja bulanan nya? " santai Rega.
"10 juta." ketus bu Hana.
"APA...!!" pekik pak Bram dan Rega.
"Ngak usah teriak teriak, budek tau ngak!" omel bu Hana.
"Ck, klau sebanyak itu, mana cukup gaji kita buat me time ma." keluh sang papa.
"Trus gimana lagi, mama juga ngak mau mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, capek pah, sakit sakit semua badan mama." keluh bu Hana.
"Hiiisss... kenapa anak itu ngak mau pulang aja sih, pakai menolak segala." ketus Rega.
"Uang kakak sekarang di habiskan untuk membeli pakaian dan perawatan, bang. Sekarang penampilan kakak jauh berbeda, makanya dia ngak mau memberikan gajinya sama kami." adu Alina.
"Kurang ajar! besok kita pergi ke perusahaan itu, kita temui bosnya, dan minta gaji Sahira di kirim lansung ke rekening mama." ucap pak Bram.
"Wahhh... Papa memang sangat pintar, bisa berfikiran seperti itu." puji sang istri senang.
"Tentu saja, papa...! " sombong pak Bram.
"Ya sudah, sekarang mari kita tidur." ajak pak Bram kepada anak dan istrinya.
"Yuk pa, mama sudah sangat lelah dan ngantuk." keluh bu Hana.
Sementara dua adik kakak itu pun masuk ke dalam kamar masing masing.
"Kenapa loe sangat menyebalkan sih Din! " kesal Rio.
"Menyebalkan kenapa sih Yo? " heran Dini.
"Ck, sudah gue bilang pada loe, jangan terlalu menyukai Galang dia itu tidak pernah suka sama loe." kesal Rio.
"Biarin, yang penting gue cinta sama Galang." acuh Dini.
"Terserah loe, dasar kepala batu, tapi jangan pernah berfikir untuk melukai istri Galang, dia tidak akan pandang bulu untuk melukai orang yang telah melukai orang-orang yang sangat dia cintai." peringat Rio.
Dini hanya cuek dan meninggal kan Rio disana seorang diri.
"Astaga, tadi gue kan sama anak anak itu ke sini, trus sekarang gue pulang sama siapa, masa naik taxi sih." kesal Dini, dia lupa tadi dia datang menebeng bersama teman temannya, dan sekarang temannya sudah pulang, tinggal lah dia sendiri di situ.
Bersambung....