Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.
Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.
Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.
"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.
Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.
Apa yang terjadi kelanjutan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Makanan sudah disediakan diatas meja begitu rapih dan menawan, bahkan kamar itu sudah di kemas rapi selimut yang tadinya masih berhamburan dengan bantal yang sudah tidak berada disembarang tempat kini sudah berada ditempat yang seharusnya.
Anna memang gesit dalam berkemas gadis itu pun hendak pamit untuk kembali kedapur dan menyelesaikan pekerjaan nya yang lain membantu mbok Yun.
"Mas, saya sudah beresin semua. Kalo mas butuh apa-apa tinggal panggil saya aja,"izin permisi Anna meninggalkan kamar Damar. Namun seketika Damar menghentikan langkahnya.
"Heh, saya belum bilang iya kamu boleh pergi, diem disitu sampai saya selesai makan." Titahnya Damar begitu arogan.
Anna hanya bisa mengangguk, dan menuruti perintah Damar tanpa protes apapun.
Dilihat-lihat damar terlihat begitu manis dan tampan apalagi sedang makan seperti itu jika saja dia murah senyum seperti adiknya Angga itu akan lebih membuatnya terlihat lebih tampan. "Ah apa sih yang aku pikirin, dia kan majikanku. Kok bisa kepikiran sampe sana, astaghfirullah" batinnya Anna diam-diam memperhatikan Damar.
Tidak salah pandangan Anna atas paras damar memang begitu tampan nyaris sempurna dari sudut seorang wanita yang normal. Bukan hanya sekedar wajahnya yang tampan namun dari segi finansial dia juga memiliki segalanya harta, tahta, juga keluarga yang baik.
"Apa yang kamu liat?" Tanya damar menyadari Anna diam-diam memperhatikan nya sedari tadi.
Anna dibuat terperanjat, bagai orang yang tertangkap basah setelah mencuri. "Eh... Emm... Enggak mas. Maaf saya lancang."gugup.
Beberapa menit berlalu berdiri menunggu seseorang makan cukup membuat kakinya pegal, akhirnya dia bisa pergi juga dari sana dengan membawa kembali piring kosong.
Beberapa pekerjaan masih dikerjakan si mbok Yun, terlihat dari kejauhan si mbok tengah mengerjakan sesuatu. Satu persatu tuan rumah pergi bekerja hingga hanya tersisa beberapa orang Asisten rumah tangga.
#Dikantor
Beberapa karyawan susah berada ditempat juga di ruangan masing-masing tak lupa menyapa Damar yang baru datang. Penampilan sang CEO muda itu berhasil mencuri banyak perhatian banyak orang termasuk kaum lawan jenisnya. Namun tidak ada satu pun yang membuat hati Damar tertarik, dia masih dengan sikap dingin nya yang acuh walaupun begitu Damar dikenal sebagai atasan yang baik terhadap bawahannya.
"Siang pak Damar?" Sapa salah satu karyawan.
Damar mengangguk tanpa menjawab, dia segera pergi bergegas menuju ruangan yang disana sudah terdapat banyak orang yang sudah menunggu kedatangan nya.
"Maaf, saya sedikit terlambat." Ucap Damar. Angga yang sudah standby di samping Damar dengan sengaja menguntungkan bibirnya dengan maksud mengejek nya.
"Gak usah komen, langsung aja." Ketus Damar sepertinya sudah hafal betul tingkah konyol Angga.
"Gue nggak ngomong apa-apa, kadal. "Protes tak terima. "Eh jangan-jangan lu ada maen sama pembantu baru ya, jadi telat?" Tuduhnya berbisik Angga. Ucapannya itu membuat Damar seketika mengetok kepalanya dengan sebuah buku di depannya.
"Gak usah mikir yang aneh-aneh kadal, tugas lu cuma kerja bukan mikirin hidup gue, paham!" Tegas Damar tanpa basa-basi tidak menerima pemikiran Angga yang menurutnya tidak masuk akal sampai memiliki pikiran seperti itu.
"Iyaaaa ..... Galak amat." Cibiru Angga.
Sekilas bayangan wajah Anna tiba-tiba muncul di depan mata Damar, pria itu terkejut dengan apa yang sudah melintas di benaknya 'enggak mungkin dong Ampe kepikiran ketemu aja baru. Damar memijat dahinya tiba-tiba saja terasa pening bahkan rapat yang hendak di laksanakan sementara ditunda dikarenakan Damar yang beralasan tidak enak badan.
"Hah? Lu yang bener aja udah berapa kali ini rapat ini ditunda. Mar, ini penting alesan Luh gak masuk akal tau gak, pagi ini lu fress aja kan? Kenapa tiba-tiba gak enak badan." Angga merasa damar sudah mempermainkan proses rapat yang sudah beberapa kali ditunda. Dengan terpaksa Angga mengambil alih posisi Damar yang sesuka hatinya pergi tanpa sepatah kata pun meninggalkan ruangan.
"Maaf, pak Damar tiba-tiba tidak enak badan maka saya akan ambil alih untuk sementara. Mari kita mulai ..."
Beberapa saat berlalu Damar duduk termenung di kursi kebesarannya.
"Kok tuh cewek pake muncul segala perasaan gue gak mikirin dia, " batin Damar.
Damar pergi keruangan pribadinya untuk menenangkan diri, diatas kursi kebesarannya dia hanya bisa terdiam merenung sudah cukup lama bagi laki-laki yang kini bergelar CEO muda itu memikirkan tentang wanita.
"Halah lu sakit, cewek kek gitu banyak ngapain dipikirin mar, Damar.. Damar..." Ocehnya sendiri menolak semua pikiran nya tentang Anna.