Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 Kabar Kehamilan
Waktu berlalu bulan pun berganti .
Tak terasa pernikahan Ander dan Melati pun sudah memasuki usia setengah tahun .
Pagi itu ketika hendak bangun tidur untuk menunaikan sholat Subuh .
Tiba tiba Melati merasakan kepalanya pusing serta perut mual yang begitu hebat .
Ander yang masih terlelap seketika terbangun ketika mendengar suara dari dalam kamar mandi .
Hooeeekk ....
Hooeekk ....
Hooeeekkk ....
Melati merasakan perutnya begitu mual serta rasa pusing yang begitu hebat .
"Ay ,kamu tidak apa apa ?"tanya Ander dengan raut wajah cemas ,ketika membuka pintu kamar mandi dan mendapati sang istri sedang muntah muntah di depan wastafel .
Melati hanya menggelengkan kepala tanpa menoleh .
Rasa mual itu kembali menderanya .
hooeekkk...
Hooeekkk....
Ander pun lalu memijit pelan tengkuk Melati .
"Apa yang di rasa ?"tanya nya di sela sela pijatan .
"Pusing ".
"Mual juga ".sahut Melati dengan wajah pucat .
"Aku buatkan teh hangat ya "ucap Ander ketika melihat Melati sudah lebih baikan .
Melati pun hanya mengangguk ,mengelap sudut bibirnya dengan tissue ,lalu melangkah keluar kamar mandi dengan di rangkul oleh Ander .
.
.
.
.
.
"Mau buat apa An ?"tanya bu Fatma ketika di dapur dan mendapati sang menantu terlihat kebingungan membedakan antara toples gula dan toples garam .
"Teh hangat bu ,Melati sedari tadi muntah muntah "beritahu Ander .
membuat bu Fatma pun melangkah menghampirinya .
"Melati muntah muntah ?"tanya nya memastikan .
Ander hanya menganggukkan kepala .
"Ya ALLAH apakah , ?".
"Ya sudah biar Ibu yang bikinkan teh hangatnya kamu pergilah ke apotik atau minimarket terdekat ".
"Belilah alat test kehamilan beberapa buah ,Ibu menduga bisa saja Melati sedang mengalami gejala kehamilan "ucap Bu Fatma dengan senyum yang tak henti terkembang .
"Maksud Ibu ,?"tanya Ander dengan nada tak percaya .
"Insha ALLAH ".
"Berdoa saja "sahut bu Fatma mengurai senyum .
"Cepat sana !"titah bu Fatma .
Ander pun bergegas menuju ke minimarket terdekat .
Beruntung ada minimarket yang sudah buka sebelum jam tujuh pagi .
Membeli beberapa merk alat test kehamilan .
Ander pun kemudian bergegas pulang setelah barang yang di beli sudah di dapatkan .
Senyumnya pun tak henti hentinya berkembang ,saat membayangkan hadirnya janin dalam perut sang istri .
.
.
.
.
.
Melati baru saja melakukan test kehamilan dini sesuai dengan apa yang di beritahukan oleh sang Ibu .
Senyumnya pun perlahan merekah saat mendapati dua garis biru di alat penunjuk kehamilan yang baru saja ia gunakan tersebut .
"Alhamdulillah ,ya ALLAH "ucapnya mengucap syukur dalam hati .
Sementara di luar pintu kamar mandi .
Ander yang tidak sabar menunggu hasil test tersebut ,berjalan mondar mandir dengan gelisah .
Bu Fatma sedang memandikan Adelia sebab batita tersebut sudah bangun dari tidurnya .
Ceklek
Ander segera menoleh kearah pintu kamar mandi ,begitu terdengar suara pintu terbuka .
"Bagaimana Ay ?"tanyanya melangkah mendekat menghampiri Melati .
Bukannya menjawab Melati justru memberikan alat test pack di tangannya ke Ander .
Tiga alat test pack sekaligus ,sebab Melati menggunakan tiga alat test pack untuk meyakinkan dirinya sendiri ,bahwa hasilnya adalah positif .
"Masha ALLAH , ini bener yank ?"ujar tanya Ander dengan binar tak percaya saat mendapati ketiga alat test pack di tangannya kesemuanya menunjukkan garis dua .
Melati hanya tersenyum dan menganggukkan kepala masih merasa tidak percaya bahwa dia sedang hamil sekarang .
Ander pun segera memeluk tubuh Melati dan mendaratkan kecupan bertubi tubi di wajah sang istri .
"Alhamdulillah, ya ALLAH "ucap Ander penuh syukur .
"Terimakasih ya , Ay ".
"Sudah pokoknya mulai dari sekarang , kamu tidak boleh banyak gerak , tidak boleh kecapekan dan harus banyak istirahat ".
"Serta perbanyaklah minum vitamin dan makan yang banyak ,aku tidak ingin kalian berdua kenapa napa "ujar Ander memeluk Melati dari belakang dan mengelus pelan perut sang istri yang masih rata .
Melati pun hanya menganggukkan kepala mendengar semua ucapan suaminya .
"Kita kasih tau ibu ya ,yank "ucap Melati setelah beberapa saat kemudian mereka dalan posisi saling bermesraan .
"Ok, yuk "sambut Ander menggenggam tangan Melati dan menggandengnya keluar kamar .
"Nanti kita periksain ke dokter lalu setelah itu kita ke rumah oma "ujar Melati lagi sambil keduanya melangkah kearah ruang makan .
"Iya, sayang ".
"Apapun keinginan kamu "sahut Ander mengecup pelan tangan Melati yang ada dalam genggamannya .
.
.
.
.
.
"Alhamdulillah ya ALLAH ,"sahut bu Fatma ketika mendengar kabar kehamilan dari Melati .
Adelia kecil juga terlihat antusias dan senang meski belum tau apa yang di bicarakan .
Mereka baru saja selesai menikmati sarapan mereka dan sedang berbincang sambil menikmati secangkir teh masing masing .
"Nanti kami mau ke dokter sekalian mampir ke tempat Oma bu , apa Ibu mau ikut dengan kami ?"ajak dan beritahu Ander .
"Tidak , lain kali saja sampaikan salamku untuk Oma , ".
"Baiklah bu "sahut Ander mengangguk patuh .
"Kalau begitu ,apakah Adelia boleh kami bawa ikut serta bu ?"tanya Melati menatap kearah sang Ibu .
"Oma bilang dia rindu dengan cucu cantik nya."ucap Melati mengusap pelan puncak kepala Adelia.
Bu Fatma pun hanya tersenyum lalu mengangguk .
"Tentu sayang "
"Ajak lah Adelia, dia juga pasti senang bisa bertemu dengan Oma nya."ucap Fatma dengan lembut.
Melati dan Ander pun kemudian berpamitan pada Fatma untuk ke rumah sakit.
Sebelumnya mereka akan mampir ter lebih dahulu ke rumah Oma.
.
.
.
.
.
Oma....
Begitu sampai di rumah Oma, Ander pun segera memanggil Oma nya tanpa mengucap salam terlebih dahulu.
"Sayang, ucap salam dulu jangan teriak teriak begitu."tegur Melati menggelengkan kepala.
"Ada anak kecil sayang, beri contoh yang baik." lanjut Melati memberi nasihat.
Sementara Ander hanya tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr