Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Menginterogasi para pelayan
Clek!
Ucapan Viola langsung berhenti ketika melihat pintu ruangan ICU sudah terbuka memperlihatkan salah seorang dokter keluar dari sana dan langsung menatap mereka.
"Keluarga pasien yang bernama Christian silakan masuk," ucap sang dokter membuat Christian dengan cepat melangkahkan kakinya mengikuti sang dokter.
Christian memakai jubah pelindung diri sebelum memasuki ruang perawatan Kirana dan melihat seorang perempuan dengan kondisi yang sangat buruk terbaring di atas ranjang.
Sementara itu, tuan besar berdiri di samping ranjang sambil memegang tangan Kirana. Begitu Christian tiba di dekat kakeknya, Tuan besar langsung menatapnya sambil berkata, "Kau pasti tidak pernah tahu bagaimana perempuan ini hampir mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawa kakek. Itu sebabnya kau memperlakukannya semena-mena bahkan membiarkan ibumu memperlakukannya dengan sangat buruk. Selama ini kau berpikir bahwa kakek main-main dengan ancaman kakek terhadapmu tapi kau mungkin tidak akan pernah menyangka kalau Kakek bisa menyerahkan segala apa yang kakek miliki pada perempuan ini. Percuma memberikan harta kakek Pada darah daging kakek sendiri ketika ada orang lain yang lebih menyayangi kakek bahkan rela mengorbankan nyawanya demi kakek!"
"Maafkan aku Kek," kata Christian sambil mengepal kuat tangannya menatap perempuan yang berbaring di tempat tidur.
Dia juga kesal pada Kirana, sebab perempuan itu memang telah sangat berubah bahkan berani-berani melawannya, jadi memikirkan kakeknya akan memberikan hartanya pada perempuan itu, Christian tidak bisa menerimanya.
"Jagalah istrimu sampai dia sembuh! Kakek akan terus memantau hubungan kalian! Jika nantinya kakek melihat kau mengabaikan istrimu sedikit saja, jangan harap kakek masih bisa mentolerirnya!" Tegas tuan besar sebelum dia pergi dari sana meninggalkan Christian sendirian.
Christian pun menarik kursi lalu duduk di sana sambil menatap perempuan di tempat tidur yang masih terus memejamkan matanya.
Sementara Tuan besar yang keluar dari ruang ICU, pria itu menghampiri menantunya yang tampak sedang menelpon seseorang.
"Siapa yang kau telepon?" Tanya tuan besar membuat Viola dengan cepat berbalik mematikan panggilan teleponnya.
"Ayah, bukan siapa-siapa. Apakah Christian tinggal di dalam menjaga Kirana?" Tanya Viola.
"Apakah Kau keberatan Kalau Christian menjaga istrinya?!" Tanya balik tuan besar membuat Viola dengan cepat menggeleng.
"Apa maksud Ayah? Tentu saja tidak! Aku hanya khawatir kalau dia punya banyak pekerjaan di kantor Jadi kalau dia terlalu lama berada di sini maka--"
"Kau sungguh khawatir? Kalau kau khawatir hal seperti ini akan terjadi, kau seharusnya tidak membiarkan menantumu kelaparan selama 3 hari berturut-turut! Ikuti aku!" Perintah Tuan besar sambil melangkahkan kakinya meninggalkan depan pintu ruang ICU.
Viola menghela nafas sambil mengikuti ayah mertuanya, perempuan itu dibawa sampai ke kediaman keluarga Mataram dan Viola begitu terkejut saat tiba-tiba saja seluruh pelayan di kediaman tersebut telah dikumpulkan.
"Apa yang hendak Ayah lakukan?" Tanya Viola.
"Duduk di situ!" Perintah Tuan besar sambil menunjuk ke arah sofa membuat Viola mau tidak mau harus menuruti perintah ayah mertuanya.
Sementara tuan besar yang masih berdiri, ia menatap seluruh pelayan yang sedang tertunduk di hadapannya, "Siapa yang bertugas melayani cucu menantuku?" Tanya tuan besar.
Para pelayan berpandangan satu sama lain, tidak ada di antara mereka yang memiliki tugas seperti itu karena Kirana memang terbiasa melakukan segala sesuatunya sendirian.
Tetapi Viola yang melihat para pelayan tampak tidak berbicara maka dia pun memberi kode dengan matanya pada seluruh pelayan itu hingga membuat salah seorang pelayan didorong ke depan oleh temannya.
Tuan besar memperhatikan pelayan yang maju ke depan, "kau yang bertugas melayani cucu menentumu?" Tanya tuan besar.
"I,, iya, Tuan," jawab sang pelayan.
"Bagaimana kau menjelaskan cucu menantuku yang tidak makan selama 3 hari?!" Tanya Tuan besar membuat sang pelayan merasa sangat gugup sambil melirik ke arah Viola.
Tetapi Viola memberinya tatapan tajam agar perempuan itu tidak membawa-bawa namanya dalam masalah tersebut.
Hal itu membuat sang pelayan dengan tercepat terjatuh ke lantai sambil bersujud, "saya bersalah!" Seru sang pelayan.
"Aku tanya, Kenapa Kau membiarkan cucu menantuku tidak makan selama 3 hari?!" Bentak Tuan besar yang jelas curiga kalau seseorang telah memerintahkan para pelayan tidak memberi makan Kirana sejak insiden di pelabuhan.
"I,, itu,," sang pelayan tidak tahu harus berkata apa, dia menoleh ke arah Viola tetapi Viola tetap memberinya tatapan penuh ancaman agar pelayan itu tidak berkata apapun tentang dirinya.
"Bahwa dia dan beri hukuman cambuk 100 kali!" Perintah Tuan besar membuat sang pelayan jadi sangat terkejut.
Belum pernah ada pelayan yang selamat dari hukuman cambuk yang diberikan oleh tuan besar. Apalagi saat itu dua orang pengawal telah berjalan mendekati sang pelayan hingga membuat pelayan tersebut menjadi semakin panik
"Tolong! Saya bukan pelayan Kirana! Saya akan mengatakan yang sebenarnya, tolong beri saya kesempatan!" Teriak sang pelayan membuat tuan besar mengangkat tangannya menghentikan laju para pengawal.
"Kau baru saja menyebut nama cucu menantuku seperti menyebut nama anjingmu?!!" Teriak Tuan besar yang tak terima kalau pelayan di rumahnya ternyata menyebut nama cucu menantunya secara langsung.
Sang pelayan yang diteriaki langsung membenturkan dahinya ke lantai, "tolong ampuni saya! Saya hanya mendengar para pelayan senior memanggilnya dengan namanya, bahkan ada beberapa yang memanggilnya dengan nama menantu bodoh jadi--"
"Apa?!" Tuan besar benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, dia menoleh ke arah menantunya dengan rasa marah.
Viola dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tolong jangan dengar kata-kata pelayan itu, dia--"
"Diam!" Teriak Tuan besar menyela ucapan menantunya lalu dia berbalik menatap sang pelayan, "lanjutkan!" Perintah Tuan besar.
Sang pelayan menutup matanya, persetan dengan apa yang akan ia dapatkan setelah mengungkap semuanya, yang penting saat ini dia selamat dari hukuman cambuk 100 kali.
"Saya hanya mengikuti sebutan para pelayan senior pada Nyonya muda. Dan kami diperintahkan oleh Nyonya untuk tidak memberikan makanan dan minuman pada Nyonya muda sebagai hukuman Setelah dia mendorong Nona Luna ke laut dan tidak mematuhi perintah nyonya. Sejak awal saya masuk bekerja di sini juga Nyonya muda tidak pernah tidur satu kamar dengan tuan muda, bahkan jika tuan besar datang berkunjung ke rumah ini, maka Nyonya muda akan masuk ke kamarnya melalui pintu kamar tuan muda namun ada pintu lain yang terhubung di dalam kamar yang kemudian dilalui oleh Nyonya muda untuk pergi ke kamarnya," kata Sang pelayan.
Tuan besar begitu syok mendengar pengakuan pelayan di hadapannya. Ia berbalik menatap menantunya dan mendapati Viola sedang menggertakkan giginya.
bilang ajaa terancam yaa ga bs mnguasai hartanya lagi🤪😂
kereeeeeeen
😆😆😆😆😆😆🤣🤣🤣💪💪💪💪💪
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kereeeeen👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪
sama seperti cerita quen mafia
suka banget sama cerita yg SPT ini