Dinda pus pita sari adalah seorang wanita kupu kupu malam, yang terkenal dikalangan pria hidung belang.
tarif yang diberikan sangat fantastis, sekali kencan bisa buat beli mobil Fortuner. tapi sesuai hukum alam semua orang pasti memiliki pasangan.
sama hal nya Dinda, yang terserang virus cinta, kepada pemuda yang bernama Azzam , dia hanya seorang SANTRI pengabdi dalem sang guru .
"aku hanya seorang santri biasa Din. tidak akan mampu membiayai kamu, apa yang kau sukai dari ku"
bagaimana kah kelanjutan kisah cinta dinda?
apa kah orang tua Azzam akan setuju?
ayo ikuti terus cerita nya...
jika anda suka dengan cerita nya jangan lupa succerep, like, share dan komentar nya
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hima Al palembangi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34
malam semakin larut jam sudah menunjuk kan pukul dua belas, pengunjung mulai berkurang, banyak yang sudah pulang hanya tingal beberapa gelintir saja
Dinda menghampiri Lina yang sedang nongkrong didepan cafe
"mbk ngelamun apa ucap Dinda yang sambil duduk didepan Lina
"tidak ada din jawab Lina biasa saja
"mbk kemarin malam kemana? Aku cari kok tidak ada tanya Dinda tanpa busa basi
"kapan Lo Din, seolah olah tidak mengerti Lina
"kemarin malam mbk? Mencoba mengingat kan Dinda
"ohh alah .... aku lagi di taman belakang ucap Lina sambil tersenyum seolah olah mengingat nya
"ohh saya kira kemana mbk ucap Dinda
"emang nya ada apa Lo Din? balik tanya Lina
"tidak ada apa apa mbk cuma ada benturan sedikit, mencoba memberi tahu Lina
Belum sempat Lina menjawab, terlihat seorang lelaki dengan motor butut nya memasuki halaman cafe siapa lagi kalau bukan Azzam, dengan peci lung set, jaket yang sudah pudar warna nya dan sarung cap gajah duduk ciri khas Azzam
Lina langsung menunduk kan pandangan dan kepala nya, Dinda menoleh ke arah Azzam yang sedang sibuk mematikan mesin motor nya
Jantung Dinda berdetak cepat, entah kenapa mungkin efek rasa cinta ya?
begitu juga dengan Lina sampai tak kuasa untuk memandang Azzam, ya karna Azzam juga tampan dan tubuh nya yang kekar perkasa itu
"selamat malam mbk Lina dan Dinda sapa Azzam dengan senyuman manis nya, yang berdiri disamping Lina dan Dinda hanya terdiam dan malu
"se...selamat malam...mas Azzam sapa balik Dinda tak henti memandang Azzam
" kok sudah sepi cafe nya? Tanya Azzam dengan lembut sambil memandang kedalam cafe yang hanya ada beberapa gelintir saja orang
"iya mas, sudah pada pulang ucap Lina dengan jantung yang berdetak cepat
"mau minum apa mas ucap Dinda dengan keringat membasahi kening nya menahan gemetar nya
"em... Enak nya apa kira kira mbk Lina... Canda Azzam sambil menatap Lina yang tertunduk malu
"kopi saja mas Lina dan Dinda menjawab bersamaan
Membuat Azzam tersenyum, jadi tambah malu Lina dan Dinda
"ya sudah saya tungu nya ucap Azzam
"iya mas masih sama mereka berdua berdiri bersama dan menjawab bersama
He he he kompak amat ini ucap Azzam tersenyum geli
Dinda dan Lina semakin tersipu malu keringat semakin mengucur, karna menahan malu,
Tanpa banyak bicara mereka berdua langsung melangkah masuk dalam cafe mengambil sesuai pesanan Azzam
Azzam hanya tersenyum sambil duduk di tempat yang diduduki Dinda, lalu Azzam mengambil rokok nya dalam saku, dan menyalakan nya sambil menunggu pesanan nya
"aku apa kamu yang bikin kan Din, ucap Lina menatap Dinda
"kamu aja mbk aku mau mengambil kan cemilan nya jawab Dinda tersenyum
"kamu saja Din kan kamu pacar nya cetus Lina dengan wajah yang agak lesu
"masih pacar mbk, lagian aku juga belum jadian jadi masih milik siapa saja mas Azzam, kata Dinda sambil mengambil Snack
"jangan frustasi dulu sebelum bertempur Din, cinta butuh pengorbanan bukan kata kata Din tutur Lina sambil mengaduk kopi nya
"jika pengorbanan tanpa balasan percuma mbk, nama nya cinta bertepuk sebelah tangan saja, .. Jawab Dinda mendekati Lina
Lina tersenyum manis kearah Dinda, lalu membawa kopi kedepan, Dinda hanya terdiam membuntuti Lina saja
Baru saja Lina menarik kopi nya didepan Azzam, terlihat geng motor sudah mengeber ngeber motor nya, memasuki halaman cafe
berhenti di sebelah motor Azzam, lalu mereka mematikan motor nya
"Hoy motor siapa ini, ucap salah satu geng itu sambil menendang kenalpot motor Azzam
Azzam hanya diam saja menikmati roko nya, sedang Lina duduk didepan Azzam.
Dinda menarik Snack nya dan berjalan menghampiri geng motor itu
"selamat malam nona cantik ucap ketua geng itu sebut saja Budi sambil mengusap janggut Dinda
"malam bang Budi, ayo masuk ajak Dinda dengan tersenyum
"ini motor siapa nona ucap salah satu anak buah Budi sambil menghadap ke Dinda
Budi ketua geng motor king, juga pelangan setia cafe milik ibu Hasanah, termasuk bidang keamanan cafe
"motor teman saya, jawab Dinda tersenyum
"teman apa pacar kamu, atau tamu baru disini ucap Budi dengan sinis
"te...teman bang Dinda gugup menjawab nya
"jika teman aku ingin mengetes dia, mana orang nya ucap Budi dengan nada tinggi
"sudah lah bang dia kan juga tamu disini
"aku ingin tahu dulu tamu kamu sesuai ketentuan kami tidak ucap Budi dengan emosi nya
"iya bang kita lihat dulu, dan kita coba dulu kekuatan nya ucap anak buah nya topi merah dimiringkan
"iya bagus ayo kita cari ucap Budi sambil berjalan masuk disusul teman teman nya
" jangan bang teriak Dinda sambil membuntuti masuk
Mereka masuk dalam cape sambil melihat lihat dan menanyai satu persatu pengunjung cafe
Azzam hanya tersenyum sedang Lina tertunduk malu
"siapa dia mbk tanya Azzam sambil menyeruput kopi nya
"dia ketua geng motor jawab Lina
"ohh. Bukan kah dia teman nya Hendrik Dan navi? Tanya Azzam seolah olah tahu
"iya benar mas, kok mas Azzam tahu? Tanya Lina penasaran
"Azzam bukan nya menjawab pertanyaan Lina, malah tertawa kecil dan mengambil sebatang rokok nya lagi lalu menyalakan nya dan menghisap berlahan lalu mengeluarkan asap dari mulut Azzam
Lina semakin penasaran dan bingung melihat tingkah Azzam yang begitu santai dan dingin