Sulfi sangat bahagia ketika liburan sekolah akan tiba dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya
Saat pulang sekolah ada sebuah mobil yang menyerempet Sulfi sampai kakinya tidak bisa untuk berjalan
Pengendara mobil itu langsung membawa Sulfi ke rumah sakit dan ia akan bertanggung jawab semuanya
Sulfi yang merasa jengkel meminta pengendara itu untuk menemaninya ke rumah nenek yang ada di Kota M
Dan tanpa Sulfi ketahui kalau pengendara itu ternyata Om dari kekasih Sulfi yang bernama Hatta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Keesokan harinya sesuai dengan janjinya, Marshall mengajak istrinya ke makam Nenek Kedasih. Di depan pusara Sulfi menangis sesenggukan karena merindukan Nenek Kedasih.
"Nek, maafkan Sulfi jika dulu pernah membuat Nenek jengkel dengan tingkah nakal ku" ucap Sulfi.
Marshall menepuk-nepuk punggung istrinya agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena kasihan Nenek Kedasih yang sudah tenang disana. Ia pun lekas mengajak istrinya untuk pulang ke rumah. Sebelum pulang kerumah, Sulfi meminta suaminya untuk mengantarkannya ke pasar karena masih ada beberapa bahan yang masih kurang untuk acara nanti malam.
"Iya sayang, sekalian kita cari sarapan di pasar" ucap Marshall sambil melajukan mobilnya.
Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di depan pasar dan Marshall mengajak istrinya untuk turun dari mobil. Mereka berdua langsung mencari sarapan terlebih dahulu sebelum nanti belanja.
Disaat yang bersamaan, mereka tidak sengaja bertemu dengan Hatta, Linda dan juga Mama Hatta yang juga akan sarapan ditempat itu. Marshall meminta istrinya untuk tidak menghiraukan kedatangan mereka.
Detak jantung Hatta langsung berdetak kencang saat melihat Marshall yang sedang menggenggam tangan istrinya dengan begitu mesra.
Linda yang melihat suaminya yang sedang cemburu langsung berpura-pura ikut menggenggam tangan Hatta.
"Mas, jangan lupa nanti sore kita kontrol" ucap Linda yang ingin memanas-manasi agar Sulfi cemburu.
Bukannya menjawab pertanyaan dari istrinya, Hatta langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan warung makan.
"Awas kalian, aku doakan semoga kamu tidak bisa hamil" ucap Mama Hatta yang tidak suka dengan Sulfi.
Sulfi menggenggam tangan suaminya agar tidak tersulut emosi.
"Do'a yang jelek pasti akan kembali kepada orang yang mendoakan" ucap Sulfi.
Mama Hatta dan Linda yang mendengar perkataan Sulfi langsung keluar dari warung makan. Mereka berdua sangat malu ketika banyak orang yang menggunjing mereka berdua.
"Ayo kita sarapan dulu, jangan dengarkan omongan mereka" ucap Marshall.
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia mulai menikmati bubur gudeg yang sudah ia pesan. Ia tidak menyangka jika akan bertemu Hatta di pasar ini.
Setelah selesai sarapan, mereka melanjutkan menuju ke toko daging dan beberapa toko lainnya untuk membeli beberapa bahan yang kurang.
Marshall mengeluarkan beberapa lembar uang merah untuk membayar semuanya dan mereka berdua segera pulang ke rumah dimana Alan dan ibu-ibu yang memasak sudah menunggu mereka.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah dan memberikan belanjaan kepada Nila yang sudah datang untuk membantu Sulfi.
Alan langsung salah tingkah saat Marshall dan Sulfi melihatnya bersama dengan Nila yang semalam memberikan semangkuk kolak hangat untuk Alan.
"Kamu ikut aku ke depan, biarkan mereka memasak" ajak Marshall.
Sulfi melihat Nila yang tak henti-hentinya memandang wajah Alan yang sedang bersama dengan Marshall.
"Sepertinya ada yang sedang lagi kasmaran nih" ledek Sulfi kepada Nila yang merupakan tetangga Nenek Kedasih.
Nila seorang janda yang belum mempunyai anak karena suaminya telah lama meninggalkannya pergi dengan wanita lain.
Mendengar ledekan dari Sulfi, Nila langsung meminta Sulfi untuk segera memotong daging yang akan dimasak untuk acara tahlilan nanti malam. Sulfi lekas mengambil pisau dan memotong daging sapi.
Dari kejauhan dimana Alan melihat Nila dari kejauhan sambil tersenyum tipis.
"Alan, apakah kamu mendengarkan aku bicara?" Tanya Marshall sambil menepuk pundak Alan yang dari tadi tidak fokus.
Alan menganggukkan kepalanya dan ia meminta maaf kepada Marshall karena sudah tidak fokus mendengarkannya. Marshall meminta Alan untuk menikah dengan Nila agar terhindar dari fitnah.
"Aku akan menanggung semua biaya pernikahanmu dan satu lagi jangan senyum-senyum sendiri" ucap Marshall.
Mereka berdua kembali mengobrol membicarakan tentang Marshall yang ingin merenovasi rumah Nenek Kedasih yang terlihat sudah rapuh.
Sementara itu di tempat lain dimana Dhea merasa bersalah kepada sahabatnya Sulfi. Dhea hanya merasa iri kepada Sulfi yang selalu banyak orang yang menyayanginya.
Disaat sedang melamun tiba-tiba ponselnya berdering dan melihat Yanuar yang sedang menghubunginya.
"Iya Yan, ada apa? Aku sakit tidak masuk sekolah" ucap Dhea yang sejak semalam demam.
Yanuar memberitahukan kepada Dhea kalau Nenek Sulfi meninggal dunia dan ia ingin mengajaknya ke rumah Nenek Kekasih yang ada di kota M. Mendengar ajakan dari Yanuar, Dhea langsung mengiyakan dan memintanya untuk menjemputnya di rumah.
Tak berselang lama, Yanuar telah sampai di rumah Dhea dan mereka berdua lekas berangkat menuju ke kota M.
"Bagaimana bisa kamu tahu kalau Nenek Sulfi meninggal dunia?" Tanya Dhea.
Yanuar mengambil ponselnya dan memperlihatkan medsos milik Marshall. Dhea pun langsung membelalakkan matanya saat melihat semua isi galeri medsos milik Marshall.
"CEO? S-suami Sulfi? J-jadi Lelaki itu suami Sulfi?" tanya Dhea.
Yanuar menganggukkan kepalanya dan ia mengatakan kalau Marshall adalah CEO dimana ayahnya bekerja di perusahaan milik Marshall.
"A-aku sudah menuduh Sulfi yang tidak-tidak" ucap Dhea yang merasa bersalah.
Yanuar meminta Dhea untuk meminta maaf karena sudah menuduh Sulfi yang tidak-tidak. Sebenarnya dalam hati Yanuar masih ada rasa untuk Sulfi tetapi ia harus menguburnya dalam-dalam perasaannya itu.
"Aku tahu kalau kamu sebenarnya orang baik dan kamu melakukannya karena iri kepada Sulfi" ucap Yanuar yang sempat menyayangkan sikap Dhea yang seperti itu.
Kemudian Yanuar meminta Dhea untuk istirahat sejenak karena perjalan yang mereka tempuh masih membutuhkan waktu yang lama.
Jam menunjukkan pukul tujuh malam dimana acara tahlilan akan dimulai.
Sulfi dan Nia menunggu di belakang sementara itu Marshall dan Alan di depan halaman rumah menyambut kedatangan tetangga yang sudah berdatangan. Disaat akan melakukan tahlil, mereka dikejutkan dengan kedatangan Yanuar dan Dhea yang baru saja sampai.
"A-apakah kami boleh masuk?" Tanya Yanuar yang ingin juga ikut tahlil. Melihat kedatangan mereka berdua, Sulfi langsung keluar dan memintanya untuk masuk kedalam. Sulfi mengajak Dhea untuk ikut dengannya duduk di dapur.
Dhea langsung memeluk tubuh sahabatnya dan ia meminta maaf karena sudah menyakiti hati Sulfi seperti itu. Sulfi menatap wajah Dhea yang menyesal dengan apa yang telah ia perbuat waktu itu.
"Aku sudah memaafkan mu dan tolong jangan berbuat seperti itu lagi. Aku sudah menganggapmu seperti saudaraku sendiri" ucap Sulfi.
Dhea langsung menganggukkan kepalanya dan ia berjanji untuk tidak melakukan perbuatan yang bisa merugikannya. Kemudian Sulfi memperkenalkan Nila ke Dhea dan mereka kembali fokus mendengarkan para tamu yang sedang membaca surat Yasin.
Beberapa menit kemudian acara pun selesai dan para tamu sudah pulang ke rumah masing-masing.
"Bagaimana kalian berdua bisa tahu kalau aku dan istriku ada disini?" Tanya Marshall yang baru sempat bertanya sekarang. Marshall tidak mau jika bertanya kepada mereka disaat para tamu sudah berdatangan
Sebelum menjawab pertanyaan dari Marshall, Yanuar meminta maaf karena sudah datang ke rumah Nenek Kedasih tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
"Saya mengetahuinya dari Ayah saya yang bekerja dengan anda" jawab Yanuar yang mengatakan kalau Ayahnya yang bernama Prawiro bekerja di perusahaan milik Marshall.
Marshall tidak menyangka jika Yanuar adalah putra dari Prawiro yang menjabat sebagai manager di tempatnya.
Dhea juga meminta maaf kepada Marshall karena dirinyalah yang sudah membuat Sulfi harus keluar dari sekolah.
Marshall sudah memaafkan mereka berdua dan ia meminta agar tidak mengulanginya lagi. Ia meminta mereka berdua untuk menginap semalam di rumah Nenek Kedasih.
Yanuar dan Dhea menganggukkan kepalanya dan ia berterima kasih kepada Marshall karena sudah baik kepada mereka.
"Aku melakukannya karena kalian berdua teman istriku" ucap Marshall yang setelah itu mengajak mereka untuk makan malam dimana Sulfi sudah menyiapkan semuanya.