Rayner Morrigan , mantan dosen universitas XX sekaligus CEO perusahaan MORRIGAN GRUP dan ia juga seorang pimpinan mafia yang terkenal dingin dan kejam ,tapi sayang dirinya harus menelan pil pahit lantaran Dokter menyatakan jika dirinya 'Mandul' .
Mariska sang istri pun langsung meminta cerai darinya ,pasalnya ia terus didesak oleh orang tuanya untuk segera memiliki momongan , sedangkan Rayner jelas tak mungkin bisa memberikannya keturunan .
Sakit hati juga kecewa membuat Rayner kalut sampai melampiaskannya dengan pergi keclub dan minum hingga mabuk berat bahkan tanpa sadar dirinya meniduri wanita yang tak lain adalah mantan mahasiswi nya sendiri .
"Bapak harus tanggungjawab , saya gak mau sampai hamil anak bapak ". - Agatha Prameswari
"Kau tak akan hamil , karena aku mandul "- Rayner Morrigan
Bagaimana kisah kedua nya berlanjut ? Simak cerita selanjutnya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 8. Pemeriksaan Ulang
Tok ..
Tok..
Tok..
"Masuk !"
"Tuan , saya ingin menyampaikan jika dokter terbaik yang anda minta sudah saya carikan . Anda diminta agar segera datang kerumah sakit untuk segera melakukan pemeriksaan ulang kesehatan anda ". Ucap Asisten Jery
"Hmm.. Kita kesana sekarang " sahut Rayner seraya menutup kembali tumpukan berkas itu dan bergegas beranjak dari kursi kebesarannya .
Semenjak pertengkarannya dengan Rakhes tiga hari yang lalu , kini Rayner tak lagi mendengar kabar tentang Rakhes dan juga Agatha . Terlebih Rakhes-adik laki-lakinya itu juga tengah melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri . Dan Rakhes juga memerintahkan anak buah nya untuk tetap mencari keberadaan Agatha selama dia pergi.
"Tuan ada suatu hal yang ingin saya sampaikan ". Ujar Asisten Jery sambil berjalan dibelakang Rayner
"Katakan !" Ucap Rayner acuh tanpa membalikkan badannya .
"Ekhhem.." Asisten Jery berdehem sebelum mulai berbicara ."Tuan, saya mendapat kabar jika nona Agatha melakukan tindakan Bun*h diri dengan cara melompat dari atas jembatan ", ucap Asisten Jery dengan hati-hati .
Deg
Sontak mendengar itu Rayner langsung menghentikan langkah kakinya dan berbalik badan menatap Asisten Jery dengan raut wajah yang sulit diartikan .
"Biarkan saja , aku tak peduli !" Rayner mengucapkan nya dengan acuh padahal didalam hatinya begitu mencemaskan wanita itu . Kemudian Rayner memutar kembali badannya dan melangkahkan kakinya masuk kedalam lift .
"Maaf tuan jika saya lancang mengatakan ini , bagaimana jika anak yang dikandung nona Agatha benar darah daging anda tuan ", ujar Asisten Jery
"Jangan memancing amarah ku Jer , sudah ku katakan jika aku mandul . Tak mungkin jika itu anak ku !" Kata Rayner dingin
"Maaf tuan " Asisten Jery menundukkan kepala nya takut.
..
Selama diperjalanan menuju rumah sakit , Rayner terus saja terdiam memikirkan kondisi Agatha meskipun bibirnya bisa saja menyangkal dan seolah tak memperdulikan wanita itu . Tapi didalam lubuk hatinya ia begitu mencemaskan dan mengkhawatirkan nya .
Mobil telah sampai dipelataran rumah sakit . Asisten Jery segera turun dan berlari mengitari mobil bergegas membukakan pintu untuk tuannya .
"Tunjukkan dimana ruangan dokter itu Jer ", titah Rayner
"Mari tuan ", sahut Asisten Jery kemudian segera melangkahkan kakinya menuju ruangan dokter tersebut .
Tok .. Tok .. Tok ..
"Masuk !"
Ceklek ..
Dokter pria paruh baya itu langsung berdiri dari tempat duduknya ketika melihat kedatangan Rayner .
"Tuan Rayner , silahkan duduk ". Ucap dokter pria muda tersebut mempersilahkan Rayner duduk dikursi yang berhadapan dengan meja kerja nya .
Rayner segera menarik kursi lalu duduk ."Tak perlu basa-basi , kau tau kan tujuanku kemari?"
Dokter itu mengangguk ."Iya tuan , baiklah kita langsung saja memeriksakan kesehatan anda terlebih dahulu sebelum mengambil sampel sperm* anda , mari ikut saya ", ujar nya sambil meminta Rayner agar mengikutinya
Rayner langsung berdiri dari duduknya dan berjalan mengikuti dokter tersebut .
Dokter itu segera memeriksa keadaan kesehatan Rayner secara menyeluruh , setelah itu ia memberikan Rayner sebuah botol yang akan dia gunakan untuk menampung sampel benih dari Rayner .
"Bagaimana kondisi kesehatan ku ?!" tanya Rayner
"Secara keseluruhan , kesehatan anda sangat baik tak perlu ada yang dipermasalahkan . Bahkan jika dilihat dari kasat mata saja kondisi tubuh anda sangat sehat tuan . Sekarang tinggal mengecek benih anda , silahkan anda menampung cairan anda dibotol ini ", dokter itu menyodorkan botol itu pada Rayner .
"Apa anda butuh bantuan untuk mengeluarkannya tuan ? Mungkin dengan menonton video atau --"
"Tak perlu , aku bisa sendiri ", Sahut Rayner cepat memotong ucapan dokter itu .
"Baiklah , saya akan keluar . Silahkan anda segera mengeluarkan cairan milik anda dan menampung nya disini . Jika sudah selesai tolong panggil saya kembali ", ujar Dokter tersebut menjelaskan .
Rayner mengangguk , setelah itu Dokter tersebut segera keluar bersama dengan Asisten Jery . Tak lupa ia mengunci dulu pintu ruangannya dari luar .
Rayner menghela nafas pelan melihat botol yang ada digenggaman tangannya .
"Demi membuktikan jika anak yang ada dalam kandungan Agatha , aku rela melakukan kembali tes kesuburan ku .. Aahh sial !"
Dengan cepat Rayner segera menurunkan celananya dan underware nya . Ini pertama kali seorang Rayner bermain solo dengan tangannya sendiri setelah bercerai dengan Mariska , karena selama ini ia selalu dipuaskan dan tak pernah memuaskan diri sendiri dengan cara seperti ini .
"Kenapa tak kunjung berdiri .." desah Rayner ketika miliknya tak juga berdiri padahal dia sudah mencoba merangsang nya . Rayner mencoba membayangkan Mariska mantan istrinya , tetapi tetap saja miliknya tak kunjung beraksi .
"Aarrggh .. Bagaimana ini ?!" teriak Rayner frustasi seraya menjambak rambut lebat nya .
Hingga lima belas menit berlalu miliknya tak juga berdiri . "Apa aku sekarang juga impot*n ?!" gumam nya
Sudah berbagai rangsangan Rayner lakukan untuk membuat miliknya bereaksi tapi tak juga membuahkan hasil , sampai sekelebat bayangan malam panas nya dengan Agatha berhasil membuat miliknya seketika berdiri tegak sempurna .
Rayner menunduk sembari tersenyum miring .
"Sial ! Kenapa hanya membayangkan wajah mu yang begitu sayu mampu membuatnya berdiri ?!"
Tanpa menunggu basa-basi , Rayner segera menggerakkan tangannya bersolo sambil berfantasi memikirkan bercinta dengan Agatha .
Dirasa cairan itu akan keluar , Rayner segera menyambar botol penampung itu dan bergegas mendekatkan botol itu diujung miliknya .
"Aaarrrgggh ... Agathaa !!!" Rayner menggeram meneriaki nama Agatha disaat pelepasannya . Botol penampung berukuran kecil itu sampai terisi penuh dengan cairan milik Rayner hingga tercecer dilantai .
Nafas Rayner memburu merasakan sisa-sisa pelepasan tanpa penyatuan itu . Terasa melegakan meskipun hanya berfantasi membayangkan wajah cantik juga kemolekan tubuh Agatha .
Rayner mengangkat botol itu sambil tersenyum miring ."Hanya membayangkan tubuhmu yang berkilau karena peluh saja membuat ku melayang , sial!" gumam nya tak habis pikir dengan apa yang dirinya sendiri rasakan .
Setelah itu Rayner bergegas memakai kembali celana nya dan melangkah menuju kamar mandi yang tersedia diruangan dokter tersebut .
Kemudian Rayner mengetuk pintu ruangan itu agar segera dibukakan .
Ceklek ..
Dokter berdiri dihadapan Rayner sambil memegang handle pintu seraya memalingkan wajahnya . Begitupun dengan Asisten Jery , dia melakukan hal sama seperti yang dokter itu lakukan .
"Kenapa dengan kalian , kenapa memalingkan wajah seperti itu ?!" sentak Rayner datar
"Ahh tidak tuan , mari silahkan duduk kembali ". Kata dokter itu seraya berjalan duluan melewati Rayner dan duduk dikursi kebanggaan nya .
"Tuan dimana botol penampungan itu ?" tanya dokter .
Rayner segera mengambil botol itu yang ia tinggal diatas meja samping ranjang pasien .
"Ini .." sahut Rayner sembari menyodorkan botol itu pada dokter.
Dokter menelan ludahnya susah payah melihat botol tampungan itu terisi penuh dengan cairan milik Rayner. Ia segera meraih sarung tangan medis dan bergegas memakainya sebelum menerima botol itu .
"Kapan hasil tes itu akan keluar ?" ujar Rayner dengan tidak sabaran .
"Mungkin dua Minggu lagi tuan ". Jawab dokter
"Apa tidak bisa dipercepat ?!" kata Rayner
"Maaf tuan , dua Minggu sudah waktu paling cepat . Karena harus melalui beberapa pemeriksaan untuk memastikan hasil yang akurat ". Ucap Dokter menjelaskan .
Rayner mengangguk paham , "Cepat kabari aku jika hasilnya keluar ". Tukas nya setelah itu ia segera beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan dokter tersebut .
Setelah Rayner keluar dokter tersebut langsung mengecek kondisi ruangannya yang sudah dijadikan tempat Rayner mengeluarkan cairannya . Dokter itu langsung membelalakan matanya melihat lantai ruangannya kotor karena ceceran cairan milik Rayner .
"Sial ! Banyak juga sperm* tuan Rayner , tapi apa iya segini banyaknya justru dikatakan mandul ?!"
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ... Terimakasih ♥️🌹
sabar ya jery penderitaanmu masih panjang, kayaknya adiknya Arsen cewek ya soalnya suka yg wangi2 😂
jery bau ikan asin......🤣🤣🤣