NovelToon NovelToon
Tomodachi To Ai : Our Story

Tomodachi To Ai : Our Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

Bukan aku tidak mencintainya. Tapi ini sebuah kisah kompleks yang terlanjut kusut. Aku dipaksa untuk meluruskannya kembali, tapi kurasa memotong bagian kusut itu lebih baik dan lebih cepat mengakhiri masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Setelah percakapan pagi dengan Sofia, Isabel merasa pikirannya semakin kacau. Telepon dari Sofia membawa sedikit kelegaan sekaligus kecemasan baru. Sofia begitu senang mendengar suaranya, namun Isabel merasa tidak tenang karena tidak ingin membuatnya khawatir dengan fakta bahwa pembunuh Lucia mungkin adalah salah satu gurunya.

Ketika Sofia menyarankan Isabel untuk mengunjungi saat liburan, Isabel merespons dengan penuh antusias, dan kemudian memberitahunya tentang rencana untuk mengikuti kontes kecantikan demi mengenang adiknya. "Ini adalah cara untuk mengatasi rasa sakit," kata Isabel, mencoba meyakinkan dirinya sendiri sama seperti meyakinkan Sofia. Sofia mendukung keputusannya dan bahkan menawarkan untuk mengirimkan gaun milik putrinya sebagai pilihan.

Namun, percakapan mulai berubah serius saat Sofia memberikan nasihat untuk berhati-hati pada pria. Nasihat itu terasa lebih dari sekadar perhatian ibu, dan membuat Isabel mengajukan pertanyaan yang tidak biasa. "Apakah kamu punya nama atau foto anak laki-laki yang pernah dekat dengan putrimu?" tanyanya, dan Sofia terdengar ragu saat menjawab.

Isabel menjelaskan bahwa Lucia dan putri Sofia memiliki kemiripan yang mencolok, dan polisi masih mencari motif di balik pemilihan korban oleh pembunuh itu. Jika memang benar ada seorang pria mencurigakan yang pernah mendekati putri Sofia, bisa jadi pria itu terlibat atau setidaknya tahu lebih banyak dari yang terlihat. Setelah beberapa saat terdiam, Sofia akhirnya berkata dengan cemas, “Aku akan mencari tahu lebih lanjut tentang itu, Isabel.”

Setelah percakapan itu, Isabel mulai bekerja membuat video, menguraikan semua hipotesisnya mengenai kasus tersebut. Ia menyusun peristiwa-peristiwa yang terjadi, termasuk insiden di mana Petugas Blake mengintimidasinya dan melarangnya berinteraksi dengan Bradly. Isabel yakin bahwa keterlibatannya dalam kontes ratu kecantikan bisa memancing perhatian Blake, atau bahkan pelaku lain yang mungkin terlibat. Dia merasa sudah berada dalam bahaya, dan ancaman yang dia rasakan semakin nyata.

Isabel memutuskan untuk menjadikan video itu sebagai bentuk pengakuan jika sesuatu terjadi padanya. Dia berbicara secara jujur, mengungkapkan kecurigaannya terhadap Blake dan perasaan bahwa dia telah menjadi target. Dengan demikian, jika nanti ditemukan dalam situasi yang buruk, kesaksian dalam videonya akan menjadi bukti yang tidak dapat diabaikan. Isabel berharap bahwa kali ini pihak berwenang akan menggali lebih dalam ke masa lalu Blake dan melihat bahwa ada lebih banyak hal yang harus dicurigai.

Isabel mempersiapkan rencana dengan hati-hati, berusaha memastikan setiap langkah yang diambil dapat membuka kedok Blake dan membuatnya tidak dapat mengelak dari bukti. Isabel tahu bahwa mengirimkan video berisi bukti sebelum kontes mungkin akan membuat pihak berwenang menunda acara tersebut untuk melindunginya. Karena itu, ia memilih untuk menjadwalkan pengiriman email pada hari yang sama dengan kontes, sehingga jika sesuatu terjadi padanya, bukti-bukti akan tetap tersebar ke pihak yang menyelidiki.

Penemuan foto Blake di antara barang kiriman dari Sofia menjadi bukti yang tak terbantahkan bagi Isabel bahwa Blake adalah pembunuh yang ia curigai. Dengan penampilan Blake yang sangat mirip saat berusia 16 tahun dan alasan di balik obsesinya—cinta yang mustahil terhadap putri Sofia—Isabel mulai memahami pola pembunuhan itu. Blake tampaknya mengulangi delusi gilanya dengan setiap korban baru, mencoba menghidupkan kembali kenangan tentang putri Sofia yang telah lama hilang, hanya untuk berakhir dengan membunuh mereka ketika kenyataan menghancurkan ilusi tersebut.

Isabel tahu bahwa Blake selalu berhasil menghindari kecurigaan dengan alibi yang sempurna, sehingga kali ini dia mengandalkan ketidakkontrolan Blake untuk melakukan kesalahan. Ia meminta teman-temannya untuk bersiap dan mengamati pada hari kontes. Jika Isabel menghilang dari pandangan, mereka harus mencatat dan merekam bukti bahwa Blake berada di luar jangkauan pengawasan. Isabel juga mempersiapkan senjata yang disembunyikannya sebagai upaya perlindungan diri jika situasi menjadi sangat berbahaya.

Ketika Isabel menerima gaun kiriman Sofia, perasaan aneh muncul dalam dirinya. Gaun itu memiliki kemiripan yang mengerikan dengan gaun yang dikenakan Lucia pada saat penobatannya. Detail ini semakin memperkuat perasaannya bahwa semua ini bukanlah kebetulan; ada pola yang terulang kembali, seolah-olah Blake mengatur setiap detail untuk mereplikasi sosok Lucia dengan ratu baru setiap kali.

Di hari latihan terakhir, Isabel mengenakan gaun tersebut dan pergi ke ruang musik untuk berlatih lagu yang akan dia tampilkan. Saat ia memainkan nada-nada piano, tiba-tiba instruktur—yang tak lain adalah Blake—datang dan duduk di dekatnya. Tatapan Blake terasa intimidatif, dan suaranya terdengar lebih dalam dari biasanya, seolah menyimpan sesuatu yang gelap di balik sikap ramahnya.

Blake menyuruh Isabel untuk melanjutkan permainannya, mengatakan bahwa dia hanya akan menjadi "penonton" malam itu. Isabel, dengan hati yang berdebar, memainkan lagu yang selalu mengingatkannya pada Lucia. Lagu itu penuh dengan emosi dan kenangan yang seolah membawa Blake kembali ke masa lalu. Saat Isabel memandang ke arah Blake, ia mencoba membaca ekspresinya, mencari tanda-tanda keterkejutan, kemarahan, atau bahkan luka lama yang mungkin terlihat di matanya.

Namun, saat itu Isabel menyadari betapa berbahayanya situasinya. Ia sedang duduk di hadapan seorang pria yang diduga pembunuh, seorang pria yang mungkin tengah memutuskan apakah ia akan menjadi korban berikutnya. Isabel terus bermain dengan tenang, namun di dalam dirinya, ia bersiap menghadapi apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

1
Tara
psikopat😱😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!