“Ah. Jangan tuan. Lepaskan saya. Ahhh.”
“Aku akan membuatmu mendesah semalaman.”
Jasmine Putri gadis kampung yang berkerja di rumah milyarder untuk membiayai kuliahnya.
Naas, ia ternoda, terjebak satu malam panas bersama anak majikannya. Hingga berakhir dengan pernikahan bersama Devan anak majikan tampannya.
Ini gila. Niat kuliah di kota malah terikat dengan milyarder tampan. Apakah Jasmine harus bahagia?
“Aku tidak akan pernah menerima pernikahan ini,” tekan Devan frustasi menikah dengan pelayan.
“Aku harus menemukan dia.” Kenang Devan tentang gadis misterius yang menyelamatkan tiga tahun lalu membuatnya merasa berhutang nyawa.
Bagaimana pernikahan Jasmine dengan Devan anak majikannya yang dingin dan jutek namun super tampan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari
Di sebuah ruangan perkantoran yang tinggi menjulang. Terlihat pemuda tampan sedang berdiri tegak dengan sorot mata mengitimidasi di depan seorang lelaki.
Prang
Suara gelas jatuh ke lantai.
“Bodoh! Kau belum menemukan petunjuk tentang perempuan itu! Apa saja yang kau lakukan!” bentak pemuda yang sedang murka itu bernama Devano Kaisar Aditya. Suaranya menggelegar memenuhi ruangan.
Asisten Devan bernama Rey, yang berada dalam ruangan itu menghela napas berat melihat kemurkaan sang bos pada lelaki bernama Mario. Seperti itulah sang bos jika menyangkut perempuan berliontin kupu-kupu. Yang selama ini dia cari entah di mana keberadaanya.
Mendapatkan amukan dari Devan membuat tubuh Mario cicit.
"Maaf bos. Saya sudah berusaha melacaknya tapi tidak ada jejak sedikit pun tentang perempuan berkalung emas berliontin kupu-kupu itu,” jelas Mario di selingin ketakutan.
Devan berdecak. Astaga darahnya semakin mendidih mendengar laporan Mario.
“Ini sudah hampir tiga tahun. Kau belum mendapatkannya. Kau benar-benar tidak berguna!” maki Devan meluapkan kekesalannya.
“Maaf Bos. Saya akan berusaha lebih keras lagi,” ujar Mario.
“Tidak perlu ....” potong Devan cepat.
Membuat Mario menatap Devan.
“Mulai hari ini kau di pecat! Pergi dari sini. ” putus Devan.
Mario tersentak dengan ucapan sang bos. Begitu Rey tertegun tak percaya dengan keputusan yang dia ambil sang bos.
"Van," protes Rey.
"Dia tidak berguna," geram Devan.
Bagaimana Devan tidak kesal, dia bahkan di tuduh impoten hanya karena menunggu kabar dari perempuan yang ia cari.
“Maafkan saya bos. Jangan pecat saya. Saya sudah melakukan semua sebisa saya,” pinta Mario dengan tatapan melelas.
“Kau tidak berguna untukku. Jangan tampakkan wajahmu lagi di hadapanku. Aku tidak membutuhkan orang tidak berguna sepertimu!” sergah Devan.
Rey maju mendekat ke arah Devan.
“Van! Tahan emosinya. Mario sudah bekerja bersama kita bertahun-tahun. Ingat kontribusinya untuk perusahaan ini,” sela sang asisten.
“Aku tidak peduli. Dia tidak berguna. Pergi dari hadapanku sekarang juga!” usir Devan menatap tajam ke arah Mario.
Mario yang sejak tadi memasang wajah memelas. Seketika berubah. Tangannya terkepal erat. Sorot matanya berubah mengerikan.
“Kenapa kau melihatku seperti itu. Kau marah karena aku pecat. Kau tidak terima. Ini semua karena kau tidak becus,” sinis Devan.
Tangan Mario terkepal erat. Mendengar ucapan Devan.
“Cepat keluar dari ruangan ini,” usir Devan.
Tanpa kata lagi Mario pergi meninggalkan ruangan Devan.
Setelah bayangan Mario hilang dari balik pintu. Devan menghempaskan tubuhnya di sofa panjang.
“Ahhh. Rasanya kepalaku ingin pecah,” ucap Devan sembari memijat pelipisnya. Begitu banyak masalah yang terjadi akhir-akhir ini.
Rey duduk bergabung duduk di samping sang bos. Menepuk pundak pemuda yang sedang tersulut emosi itu.
“Van. Menyerahlah hentikan mencari perempuan itu!” tutur Rey.
“Aku tidak bisa berhenti mencarinya. Aku berhutang budi padanya. Dia telah menyelamatkan nyawaku. Jika bukan karena perempuan itu. Aku tidak akan berada di sini!” jelas Devan putus asa sembari mengusap wajahnya.
Sudah hampir empat tahun sejak kecelakaan maut yang hampir merebut nyawanya. Namun dia belum juga menemukan petunjuk siapa orang yang telah menolongnya.
Devan menutup kelopak matanya mengingat kilas tentang tragedi mengenaskan beberapa tahun silam.
Kala mobil yang di kendarai Devan melaju dengan kencang namun tiba-tiba kehilangan kendali, hingga ia harus membanting stir dan kendaraannya terbentur keras pada sebuah pohon.
Karena benturan itu Devan terluka. Dia sudah tidak berdaya dan mobilnya akan terbakar namun ia tidak sanggup untuk keluar menyelamatkan diri, Devan pasrah. Hingga tak lama ia mendengar suara lembut dari seorang perempuan yang datang menolongnya. Dengan kesadaran yang masih tersisa.
Devan membuka kelopak matanya dan sial dia tidak melihat wajahnya. Dia hanya sempat melihat jika orang yang menolongnya mengenakan kalung emas berliontin kupu-kupu.
Hingga saat ini Devan terus mencari malaikat penolongnya itu. Bahkan dia telah berjanji pada dirinya sendiri jika dia tidak akan menikah jika belum menemukan perempuan berliontin kupu-kupu yang telah menolongnya. Karena itu Devan rela mendapatkan tudingnya sebagai lelaki tak normal namun apa yang terjadi dia malah telah mengikari janjinya.
Belum mendapatkan perempuan itu. Dia malah telah menikah dengan pelayannya. Itulah yang membuatnya kesal setengah mati hari ini. Devan merasa buntu. Akhirnya Mariolah yang menjadi pelampiasannya.
“Van. Ini sudah hampir tiga tahun. Menyerahlah mencarinya. Lagi pula tidak ada seorang gadis yang mengenakan kalung emas tebal. Itu norak sekali untuk di pakai seorang gadis, hanya ibu-ibu yang memakainya itu pun untuk pamer. Penolongmu itu pasti nenek rentah dan mungkin dia sudah tidak ada di dunia ini,” jelas Rey menyimpulkan.
Mendengar itu tatapan tajam bak belati mengarah ke arah Rey.
“Kau!” geram Devan tak terima. Uhg gemas sekali dia.
"Berhentilah mengatakan perempuan itu nenek rentah. Aku sangat yakin perempuan itu masih hidup dan aku pasti akan menemukannya!” tekadnya.
Rey menatap malas. Melipat tangan di dada.
“Van. Apa yang akan kau lakukan dengan perempuan itu jika kau menemukannya. Lagi pula kau telah menikah,” sosor Devan.
Oh astaga semakin kesal saja Devan dibuat asisten sekaligus sahabatnya ini.
Ya, Rey tahu pernikahan Devan karena pemuda itu yang mengurus semua keperluan yang di butuhkan. Dan Rey juga tahu segala cerita di balik pernikahan itu. Yaitu terpaksa menikah.
“Diamlah. Ini hanya kesalahan! Aku tidak mungkin menerima pelayan itu sebagai istriku,” hardik Devan.
“Tapi kau telah menikahinya.”
“Aku akan secepatnya mengurus perpisahan dengan pelayan itu. Sebelum semua orang tahu."
“Perpisahan!” Rey tercengang.
“Ya. Berpisah dengannya muda bagiku. Aku cukup memberikannya uang yang banyak agar dia menandatangani surat perpisahan denganku. Dia pasti akan setuju dengan uang kompensasi yang akan aku tawarkan nanti,” ucap Devan kini tatapannya kembali berkilat. Membayangkan istri pelayannya dengan muda mengiyakan berpisah dengannya.
Like, coment, vote ....
seharusnya Devan ingat donk saat ditolong pasti bau keringat atau parfum Jasmine..
karena kalung emas biasa dipakai gadis kampung