bagaimana jika pembunuh bayaran tingkat S harus mengalami kehidupan kembali, itulah yang di rasakan oleh Bianca Dealova Christabel. seorang pembunuh bayaran tingkat S saat sedang menjalankan misi dirinya tidak sengaja tertembak oleh sahabatnya sendiri. bukannya pergi ke alam baka Bianca malah masuk ke dalam tubuh seorang gadis lemah yang punya penyakit jantung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na-he, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kemarahan Gebi
Arabella dan Anabella di makamkan tidak jauh dari perumahan elit itu, Andrew ditemeni oleh Reina, kematian kedua adiknya mungkin akan mengubah Andrew.
Fenthous.
" jadi aku ingin minta penjelasan dari kalian dua, mana mungkin Gebi terus berpindah tempat hanya menghindari musuh kalian yang Gebi gak tau sama sekali?!" ucap Gebi
tuan brian dan nyonya Claudia, saling menatap mereka belum bisa menjelaskan Karena ini semua adalah dendam masa lalu, tuan brian yang merasa bersalah mulai menceritakan kejadian di masa lalu dan kenapa Elisa ibunya Edward selalu mengintai mereka, mendengar itu Gebi hanya bisa diam membisu ternyata akar dari permasalahan ini hanya sebuah cinta masa lalu dan juga Gebi bisa menyimpulkan bahwa ayahnya lah yang bersalah kenapa bisa melakukan tindak ceroboh seperti itu.
" lalu apa tujuan papi? Sebenarnya apa yang terjadi kenapa papi sampai ngebunuh putri mereka apa papi ngak liat sebegai seorang anak juga Gebi juga seorang putri pi "
memang dirinya adalah pembunuh bayaran, namun membunuh seorang anak kecil Gebi rasa itu terlalu berlebihan ia tak pernah melakukan hal seperti itu bahkan jika seorang target punya seorang anak mangka dia akan membawa anak itu ke panti asuhan lalu membuat laporan palsu.
" papi terpaksa, saat itu papi sedang bergabung dalam organisasi dan itulah misi yang harus papa lakukan papa tidak sengaja bi papi bukan bermaksud untuk membunuh putri Abraham " ucap Brian
" bagaimana jika di posisi itu Gebi pi, apa yang akan papi lakukan!!..orang tua manapun pasti akan sakit hati pi! " ucap Gebi berlalu pergi
tuan brian dan nyonya caludia hanya bisa termenung memang kesalahan yang di lakukan Brian tidak pantas di maafkan namun saat itu dia harus di tuntun dirinya juga tidak tega melakukan hal seperti itu apa lagi Elisa adalah sahabatnya.
Blam
" cih..ternyata orang tua tubuh ini sangat egois apa mereka mengira seorang anak itu hanya lah alat untuk mencapai kesuksesan?! " batin Gebi
Ia segera berjalan ke arah komputer, jari jari lentiknya mulai mengetik, ia akan mencari seperti apa keluarlahi Edward sebenarnya dan kenapa keluarga itu bisa terhubung dengan ayahnya. Matanya tak berhenti melihat setiap lembar cetakan yang baru saja ia dapatkan dengan kemampuan Hacker nya ia bisa dengan muda untuk mencari informasi yang ia butuhkan
" hm, ngomong ngomong dengan Edward, bagaimana keadaannya? Setelah kami berdua tidur malam itu aku sungguh kesal dengannya namun sekarang sepertinya racun itu benar benar sudah hilang " ucap Gebi
matanya kembali menatap lembar lembaran kertas di tangannya, saat menemukan apa yang ia cari wajah itu langsung menyunggingkan senyuman. memang saat ini dia belum melakukan apapun namun sekarang sepertinya ia harus berubah agar bisa menghadapi musuh-musuhnya di masa depan.
Tap tap tap
seorang pria berjalan melewati lorong, pria itu berjalan dengan wajar datarnya, beberapa karyawan membungkuk ketika melihat pria itu ada juga yang takut entah mengapa mereka akan kedatangan mala. Petaka jika pria itu ada.
Tok
Tok
" dasar tidak sopan kakak mu datang tapi kamu malah tidak peduli " ucap Evans
" untuk apa kakak ke sini? Bukan kah urusan kakak lebih penting " ucap Edward
Evans hanya terkekeh menanggapi ucapan Edward, ia juga langsung mendudukkan dirinya di sofa Evans menatap Edward, perbedaan kedua tidak ada sama sama tampan hanya tai lalat di bawa milik Edward yang membedakan mereka berdua. Karena potsur wajah kedua nya hampir miripr, Evans dengan kulit Sawo matang sungguh manis sedangkan Edward dengan kulit putih yang begitu halus.
" kakak ingin bertanya dengan mu? Apa kamu kenal dengan putri dari keluarga Dominique?" tanya Evans
Pandangan Edward langsung mengarah ke arah Evans, padahal dirinya akan menjelaskannya namun sepertinya tidak perlu lagi, karena Evans sudah menyelidikinya.
" saat aku sedang bersama Aldrich menggunjungi sebuah hotel aku bertemu dengan-nya karena sedang terkena racun dingin sama seperti ku lalu aku tidak sengaja mengajaknya tidur " ucap Edward santai
" lebih baik kamu menjauhi gadis itu, karena ibu pasti tidak akan Setuju apa kamu tahu perbuatan mereka pada kita " ucap Evans
Tentu saja Edward tidak akan melupakan itu tangisan ibunya dengan tubuh gadis kecil yang berlumuran darah, Edward ada di sana ia melihat sendiri adiknya di bunuh oleh tuan brian ayahnya Gebi sejak saat itu ia selalu terbayang-bayang hingga ia memutuskan untuk pergi lalu seseorang menyuntikkan racun kepadanya.
" aku mengerti jangan khawatir " jawab Edward
" syukurlah jika begitu, kita sudah lama tidak makan bersama aku akan menunggumu di bawa jangan tidak menemaniku adik ku " ucap Evans dengan nada mengejek di akhir
Evans segera berlalu pergi, Edward hanya menatapnya datar, Edward bukanlah seorang yang pendendam namun melihat sang kakak sudah kembali dia harus ikut turun tangan untuk membantu sang ibu, Edward menghidupkan cerutu di tangannya ia melihat ke arah jendala, tidak lama kemudian Aldrich masuk dengan membawa beberapa dokumen
" letakan saja di sana Al, aku ada tugas untuk mu selidik rumah gadis itu " ucap Edward
" baik tuan, kalau begitu saya kembali berkerja " ucap Aldrich membungkuk 90°
Sedangkan di rumah tua itu Wiliam sedang melihat layar monitor yang menampakkan area di rumah itu sejak kepergian Gebi Wiliam hanya berada di ruang bawah tanah ia masih menunggu kedatangan Gebi meski dia tidak tahu kapan gadis itu akan kembali melihat dari layar seseorang datang Wiliam segera pergi keluar mungkin saja itu tamu dari gadis itu pikirnya.
Tok
Tok
ceklek
" sedang mencari siapa " tanya Wiliam dengan raut wajah dinginnya
Melihat pria di depannya yang tak bersahabat Aldrich langsung membuat sebuah alasan bahwa dirinya hanyalah seorang tukang bengkel yang tidak sengaja di telpon oleh Gebi meski itu adalah alasan yang konyol.
" saya sedang mencari nona Gebi, saya tukang bengkel yang tidak sengaja ditelpon nona meminta saya untuk datang ke rumah tua ini " ucap Aldrich
" ckck..apa kamu kira aku seorang anak kecil?!.. Siapa yang menyuruh mu " tanya Wiliam dengan wajah serius
" aku akan bertanya kepada mu, apa waktu kemarin terjadi sesuatu lalu di mana nona Gebi? " tanya Aldrich
Wiliam melihat Aldrich dengan curiga, pada akhirnya menjelaskan apa yang terjadi dengan Aldrich sehingga Gebi menghilang, sekarang dia hanya seorang pria yang menjaga rumah gadis itu, setelah mendapatkan penjelasan itu Aldrich langsung meninggalkan rumah itu dan akan kembali ke perusahaan.
" banyak sekali yang mencari gadis itu, apa dia seorang buronan?" gumam Wiliam.
Tok
Tok
" masuk saja pintunya nggak Gebi kunci " ucap gebi di dalam kamar
" bi, apa yang sedang Kamu lakukan kenapa kamar kamu jadi berantakan seperti ini " tanya Caludia
" Gebi lagi nyari sesuatu mi..mami ada perlu apa sama Gebi " tanya Gebi
" mami ada sesuatu untuk kamu mungkin ini bisa jadi sesuatu yang bisa bantu kamu di masa depan" ucap caludia
Caludia menyerahkan sebuah kalung kepada Gebi, kalung dengan batu hezel berwarna biru yang sangat indah, caludia langsung menjelaskan asal usul kalung itu ia juga memberikan beberapa dokumen yang dapat membantu Gebi di masa depan jika mereka sudah tiada.
" jadi saat papi sama mami tidak ada lagi kamu harus jaga kalung ini dan jangan berikan kepada siapapun, saat seseorang mendatangi kamu katakan saja nama kami okey " ucap caludia
" kenapa mami ngomong seperti itu? papi sama mami akan pergi ke mana sehingga memberikan ini kepada Gebi " tanya Gebi
" Hem..Gebi kamu harus tau bahaya tidak akan pernah lepas dari kami jadi mami harap kamu bisa hidup tanpa kamu suatu saat nanti " ucap caludia lalu beranjak pergi
Gebi memandangi kalung itu, entah mengapa perasaan nya mendadak tidak enak dia merasa akan terjadi sesuatu hal yang besar apa lagi dengan ibunya memberikan kalung ini.
mending menghilang aja toh. ga da guna hidup..
ga kasihan Bianca ta.. dia ga dikasih kesempatan buat bahagia... sengsara hidupnya..