"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"
"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.
"Apa yang saya tidak tau?"
"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.
"Besok besok gak usah temui Leya!"
"Kalau saya mau ketemu?"
"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"
"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran di rumah Vano
Awalnya Leya menolak ajakan Vano, namun dia hanya bisa pasrah karna paksaan pria itu. Leya masuk ke dalam rumah yang mewah bak istana itu.
Baru masuk Leya merasa tak asing dengan mobil di parkiran, seperti mobil..
"Leya?" suara itu berhasil membuat Leya menoleh, dia tersenyum dan berlari kecil menemui pria itu.
"Ionn, bagaimana kamu di sini?" tanya Leya dengan sangat excited hal itu membuat Vano kesal.
Arion sedikit bingung, bagaimana bisa Leya bersama dengan Vano? Dia berniat bertanya pada Leya namun Vano langsung menarik Leya ke belakang nya.
"Kenapa ke sini?" tanya Vano datar.
"Sombong amat bro, kata si tegar kita mau kumpulkan di sini?"
"Malam, bukan sekarang!" tekan Vano.
"Vano? Kamu sudah di sini ya, sebentar lagi papa pulang dengan paman Alex! Dia juga membawa anak nya yang menjalankan perusahaan Niell!" beritahu Dwita, wanita itu tiba tiba tersenyum dan berjalan ke arah Leya.
"Apa kamu yang bernama Leya?" ucap wanita itu ramah, dia menatap wajah Leya yang cantik. Leya sedikit gugup dan mencengkram tangan Vano kuat.
"Jangan menatap nya seperti itu." peringat Vano, sang mamah terkekeh geli. Vano begitu posesif.
"Mama hanya memperhatikan wajah nya saja, dia begitu cantik"
Vano tak membalas perkataan sang mamah, dia menyuruh Leya untuk menunggu di sofa. Setelah itu Vano langsung pergi dan mengganti pakaian nya.
Leya sedikit gugup, dia bingung yang di maksud Vano apakah Arion? Tapi sepertinya tidak. Tunggu! Leya baru menyadari perkataan mama Vano, perusahaan Niell? Bukan kah itu marga keluarga Damian?
Setelah beberapa menit kemudian, ternyata papa Vano kembali bersama rekan kerja nya. Leya cukup kaget ternyata ada Damian juga. Leya bingung harus bagaimana, tapi dia sudah berjanji pada Vano akan menuruti pria itu!
Damian masuk menatap Leya tajam, dia tidak tau kenapa gadis itu berada di sini bersama dengan Arion. Damian akan membawa gadis itu kembali dahulu.
Baru saja berniat memegang tangan Leya, Vano sudah dulu menepis nya. Dia menatap Damian tajam."Jangan sentuh wanitaku." Vano tersenyum smirk melihat wajah marah Damian.
"Leya! Saya minta kamu pulang sekarang!"
"Leya, apa kamu mau pulang bersama nya?" tanya Vano lembut, tapi tatapan nya sangat dalam menatap Leya. Gadis itu mengerti dengan berat hati dia menolak Damian.
"Leya gak mau, Leya pergi sama Vano pulang juga sama Vano."
"Silahkan duduk tuan Alex, ah mereka sepertinya sedang berkenalan." ucap Setya tegas.
"Terimakasih, awalnya saya tidak menyangka jika perusahaan besar mu tertarik dengan perusahaan Niell. Tapi kenapa kamu tidak bekerja sama dengan perusahaan yang ku jalani?"
"Saya hanya mendengar perkataan putra saya, dia memilih bekerja sama dengan perusahaan anak mu!
Alex hanya mengangguk kepalanya paham, Alex selalu meremehkan Damian maka dari itu dia kurang tertarik perusahaan sebesar ini harus berkerja sama dengan Damian.
Setya tau betul sifat Alex, pria itu tersenyum kecil."Nama mu sangat sama seperti kakek nya, tapi sifat mu sangat berbeda."
"Papa saya terlalu memanjakan nya, itu tidak bagus." bela Alex.
Obrolan mereka terganggu karna Vano dan Damian sudah bertengkar, Arion sangat kewalahan menahan kedua pria itu.
"Ada apa ini?!" Setya tampak marah menatap dua pria di hadapannya itu.
"Dengar, aku ingin the Reymond bekerja sama dengan mu karna terima kasih ku karna kamu sudah menjaga Leya selama ini."
Damian merasa harga dirinya terbuang sekarang, dia menarik Leya dengan kasar."Saya membatalkan kerja sama ini! Kamu tidak perlu membawa Leya dalam masalah pekerjaan!"
Vano menarik Leya."Sekali lagi menyentuh nya, aku akan memotong tangan mu." Vano menatap tajam Damian, ucapan nya sangat serius!
Leya mendengar itu langsung menjauhi Vano dengan Damian. Leya menatap Damian dengan tatapan memohon."Jangan ganggu Leya, untuk semua Leya sangat berterima kasih! Sekarang biarkan Leya dengan pilihan Leya sendiri."
"Jadi kamu lebih milih dia?" Damian tak percaya apa yang baru saja Leya katakan.
"Hentikan ini!" tegas Setya.
"Damian, hanya karna wanita kamu seperti ini?" ucap Alex menggeleng kepalanya heran.
"Anda tidak berhak mencampuri urusan saya." tekan Damian pergi begitu saja, dia pergi bukan karna takut atau kalah dia hanya kecewa dengan apa yang sudah Leya katakan.
Vano langsung merangkul Leya dan membawa gadis itu ke kamar nya, Vano menaiki anak tangga menuju kamar nya, hal itu membuat Leya kewalahan karna lelah! Dengan cepat Vano menggendong nya ala bridal style.
Dwita tersenyum geli, apakah itu jiwa anak nya yang sebenarnya? Kalau iya berati Vano sangat memiliki sifat yang peduli.
"Anda terlalu tegas dengan Damian." ucap Setya.
"Batalkan kerja sama dengannya, dan saya akan meneruskan ini." Alex menatap Setya serius.
Setya tertawa mendengar perkataan Alex barusan, dia langsung menunjuk jalan keluar dari rumah nya."Silahkan keluar, saya tidak tertarik dengan anda."
"Setelah mengundang saya, anda mengusir seperti ini?"
Lagi lagi Setya tertawa mendengar itu, dia menatap Alex serius."Saya tidak pernah mengundang anda! Bukan kah karna mengetahui akan ada kerja sama dengan perusahaan Niell baru anda cepat mendatangi Damian?"
Mendengar itu Alex langsung pergi begitu saja. Setya hanya menggeleng kepalanya heran. Setya adalah orang yang kejam dan tegas namun pria itu tidak pernah menelantarkan anaknya.
Di apartemen damian benar benar sangat marah, bahkan dia menghancurkan beberapa barang di sana. Dia melihat pakaian Leya, ternyata sudah tidak ada!
Sedangkan Leya, dia terus diam! Entah apa yang di lakukan Damian sekarang, dia benar benar merasa bersalah pada pria itu!
"Jangan diam seperti ini."
"Vano, jangan apa apakan dia." Leya menatap pria di hadapannya ini dengan sangat tulus, jika harus memohon dia akan memohon untuk Damian.
"Kamu begitu peduli dengan nya, hm?"
Mendengar itu Leya hanya menitikan air matanya, bagaimana tidak peduli? Damian selalu ada untuk dirinya, saat leya memiliki banyak masalah pria itu lah yang berdiri di hadapan nya untuk pertama kali nya.
Vano merangkul gadis itu erat, dia menatap Leya membuat gadis itu heran.
Dwita yang menyaksikan itu semua membuat hati nya terharu, apakah Vano menyukai gadis itu? Dari dulu dia selalu melihat Vano menghindari perempuan.
Dari dulu Ria mengejar Vano, dan Dwita tau akan hal itu. Dia selalu menatap sedih Ria yang tidak pernah di terima oleh Vano. Namun entah kenapa hatinya menghangat melihat Vano begitu peduli pada seorang gadis, meski itu bukan Ria.
"Jangan tatap Leya begitu." Leya menundukkan kepalanya malu.
"Lebih baik merasa kehilangan sekarang, dari pada nanti." perkataan Vano tiba tiba membuat Leya menatap nya kembali.
"Maksud kamu?"