Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Menolongnya
David merutuki dirinya yang sudah terlalu banyak minum hingga membuat kepalanya jadi pusing saat ini. Beberapa orang pria yang bertugas sebagai panitia keamanan menghampiri David yang berjalan sempoyongan.
"Anda tidak apa-apa, Tuan?" Tanya salah satu pria pada David.
"Saya tidak apa-apa. Menyingkirlah!" David mengusir pria yang sedang menghalangi jalannya itu.
"Apa anda mau saya antarkan pulang, Tuan?" Tawarnya. Melihat gerak-gerik David saat ini membuatnya ragu jika David bisa sampai dengan aman sampai ke rumah.
"Tidak perlu. Sekarang menyingkirlah!" Bentak David. Ia sungguh tidak ingin berlama-lama meladeni pria itu dalam kondisi kepalanya yang terasa sakit.
"Baiklah..." pria itu memilih menyingkir. Membiarkan David berlalu dari hadapannya menuju parkiran mobil. "Tolong ikuti mobil Tuan David. Aku lihat kondisinya sedang tidak baik." Titah pria itu pada anak buahnya. Walau tidak bisa mengantarkan David pulang, setidaknya ia bisa meminta orang untuk memastikan David pulang dengan selamat.
David yang kini sudah masuk ke dalam mobilnya memegang kepalanya yang terasa semakin sakit. "Sial sekali. Tahu begini aku tidak banyak minum tadi!" Gerutunya. Sambil menahan rasa pusing di kepalanya, David segera menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya menuju kediamannya berada. Untung saja David masih bisa menggunakan matanya dengan benar untuk melihat ke arah jalanan hingga perjalanannya menuju rumah berjalan lancar walau beberapa kali mobilnya sempat diklakson keras oleh beberapa kendaraan yang merasa David menghalangi jalannya.
Tiba di kediamannya, David berjalan sempoyongan menuju pintu. Melihat pintu rumah yang terkunci rapat membuat lidahnya berdecak. David segera menekan bel. Berharapa seseorang dari dalam rumah masih ada yang terjaga dan segera membukakan pintu untuknya.
Cukup lama menunggu, Akhirnya pintu yang tertutup itu pun terbuka dan memperlihatkan wajah Embun di sana. "Tuan David?" Kata Embun pelan.
David tak menyahut. Ia melewati tubuh Embun begitu saja. Namun baru beberapa langkah, tubuhnya hampir terhuyung dan nyaris jatuh ke lantai jika saja Embun tidak sigap menahan tubuhnya.
"Anda tidak apa-apa, Tuan?" Embun mulai panik melihat majikannya yang nampak tidak baik-baik saja.
"Lepas!" Merasa tidak suka tangannya dipegang oleh Embun, David menyentak tangan Embun hingga terlepas dari tangannya.
Embun tak merasa sakit hati dengan perlakuan David. Ia justru cemas melihat David yang sepertinya sedang kesakitan.
David kembali melangkah menuju arah tangga. Namun pandangannya yang sudah tak lagi jernih membuatnya beberapa kali nyaris terjatuh.
Embun yang berdiri tidak jauh dari David berada memilih membantu pria itu tanpa peduli jika David mungkin akan memarahinya.
"Biarkan saya membantu anda berjalan, Tuan." Kata Embun memberanikan diri. Ia tidak ingin memgambil resiko membiarkan David menaiki tangga dalam kondisi tidak stabil yang bisa membahayakan keselamatannya.
David yang merasa membutuhkan bantuan Embun akhirnya mengiyakan saja. Ia mulai melangkah ke arah tangga dengan dipapah oleh Embun yang berukuran jauh lebih kecil darinya.
"Tubuh Tuan David berat sekali." Sambil membantu David berjalan, Embun terdengar mengeluh. Bagaimana tidak, ukuran tubuh David jauh lebih besar darinya yang hanya memiliki tubuh sangat mungil.
"Sudah tahu berat kenapa mau membantuku!" Ketus David. Walau dalam kondisi tidak fit, ia masih saja bisa mengomel.
Embun mengunci bibir. Ia memilih tak menjawab perkataan David dari pada nanti salah bicara.
***
Berikan giftnya dulu yuk sebelum lanjut. Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya SHy yang lainnya❤️
Terima kasyi❣️