Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Ada apa mas? Apakah kau takut kalau aku akan menghabisi ayah?" ancam Dennis dengan tidak berperasaan.
"Hentikan semuanya Dennis,kau benar benar sudah sakit jiwa.Apakah kau tidak takut berurusan dengan hukum dengan apa yang kau lakukan saat ini?" ucap Ibrahim yang berusaha untuk menyadarkan Dennis.
"Untuk apa aku takut mas!Sebelum aku melakukan hal ini aku sudah memikirkan semuanya.Jika aku takut pada hukum maka aku tidak akan melakukan hal gila ini." ucap Dennis
"Tolong lepaskan suamiku nak,aku mohon." ucap ibu Ibrahim yang berteriak histeris saat melihat nyawa suaminya tengah di ujung tanduk.
"Aku akan melepaskan suamimu bibi,tapi nanti setelah dia akan membuatku menjadi pewarisnya." ucap Dennis
"Tidak mungkin!!!Aku tidak akan pernah menjadikan anak tak tahu diuntung sepertimu menjadi pewaris ku.Aku benar benar sangat menyesal telah membawamu masuk ke keluarga ini Dennis,Seharusnya aku tidak pernah membiarkan orang sepertimu masuk ke keluargaku." ucap pak Darmawan tanpa rasa takut.
"Kalau begitu kau harus mati,ayah!!!" ucap Dennis yang bersiap untuk membidik senjata api miliknya ke arah pak Darmawan.
Semua orang sibuk mencegah Dennis untuk melakukan hal gilanya itu dan tidak ada yang memperhatikan Nafisah yang saat ini diam diam mundur dari keramaian keluarganya yang tengah melindungi pak Darmawan,untuk mengambil vas bunga besar untuk dipecahkan ke kepala Dennis.
Prukkk...Dennis melepaskan senjata api dari tangannya ketika kepalanya dihantam oleh vas bunga dengan cukup keras sehingga membuatnya merasa sangat kesakitan dan berhasil membuat pak Darmawan menghindar dari ancaman Dennis.
"Arrgh..." rintih Dennis dengan kesakitan saat kepalanya dipukul dengan begitu keras oleh Nafisah.
"Penjaga!!!!Cepat kalian tangkap Dennis dan kirim dia ke penjara!!!" perintah pak Darmawan pada salah seorang dari kedua orang suruhannya yang sedari tadi mengawasi bima agar tidak kabur dari kediaman Darmawan.
Dennis yang panik dan tidak ingin orang orang suruhan ayahnya menangkapnya dan mengirimnya ke penjara, akhirnya mencoba untuk melawan rasa sakit yang mendera kepalanya untuk mengambil kembali senjata apinya dengan cepat dan menembakkannya dua kali ke arah Nafisah.
Ddor...ddoor!!!
Semua orang terdiam saat melihat kejadian itu,samar samar asap terlihat keluar dari senjata api milik Dennis saat ia berhasil menembak Nafisah tanpa rasa ampun,dan membuat Nafisah segera jatuh ke lantai dengan tubuh bersimbah darah.
Melihat istrinya yang sudah menjadi korban kegilaan Dennis, langsung membuat Ibrahim murka dan membuatnya segera menendang tangan Dennis yang saat ini masih memegang senjata api dan membuat senjata itu terlepas dari genggamannya.Dengan rasa marah yang menguasainya,Ibrahim pun segera menghajar Dennis sampai babak belur.
"Berani beraninya kau menyentuh istriku,Dennis!!!Aku tidak akan pernah memaafkan mu!!!Aku tidak akan pernah membiarkan orang sepertimu hidup di dunia ini.Rasakan ini Dennis!!!" ucap Ibrahim yang tidak henti hentinya memukul dan meninju Dennis sampai tak berdaya.
Dokter Sulaiman yang sedari tadi menunggu di luar kediaman Darmawan segera masuk ke dalam rumah pak Darmawan saat polisi yang di teleponnya untuk menangkap Dennis tiba di kediaman Darmawan.
Tanpa bisa melarikan diri,Dennis pun segera diringkus oleh pihak berwajib beserta barang bukti yang ia gunakan dalam menyerang Nafisah.Seusainya Dennis dibawa pergi ke kantor polisi,Ibrahim pun segera membawa Nafisah ke rumah sakit yang diikuti oleh semua keluarganya.
Dokter Sulaiman mengemudikan mobilnya dengan cepat agar dirinya bisa membawa Nafisah ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.Di dalam gendongannya,Ibrahim tidak henti hentinya menangis histeris saat melihat keadaan Nafisah yang tidak baik baik saja.
"Aku mohon tolong jangan tinggalkan aku sendiri Nafisah,kau sudah berjanji padaku kalau kau akan selalu menemaniku.Aku mohon sadarlah Nafisah" tangis Ibrahim dengan sesenggukan dihadapan Nafisah yang terkulai tak berdaya.
Sesampainya di rumah sakit dokter Sulaiman segera meminta suster dan perawat untuk membawakan ranjang dorong yang akan digunakan oleh Nafisah menuju ke UGD.Ibrahim segera membaringkan tubuh istrinya itu ke ranjang dorong dan membiarkan petugas rumah sakit membawa istrinya masuk ke UGD.
"Tolong selamatkan nyawa istriku dokter,aku hanya ingin Nafisah sembuh dan kembali kepadaku." ucap Ibrahim kepada dokter Sulaiman.
"Aku akan mengusahakannya Ibrahim,luka Nafisah sangat parah dan dia harus secepatnya di operasi.Tolong tunggulah disini dan berdoalah agar semuanya baik baik saja." ucap dokter Sulaiman pada Ibrahim sebelum akhirnya ia masuk ke ruang UGD.
Di luar pintu ruang UGD terlihat semua keluarga Darmawan serta Ibrahim tengah berdoa untuk mendoakan kesembuhan Nafisah.Ibrahim tidak pernah melepaskan perhatiannya dari ruang UGD dimana saat ini istrinya itu tengah berjuang di antara hidup dan mati.Sudah hampir tiga jam sejak dokter Sulaiman masuk ke dalam ruang UGD,dan sampai saat ini ia masih belum keluar untuk memberitahu mengenai kondisi Nafisah.
Tak berselang lama kemudian kedua orang tua Nafisah yakni pak Raharjo dan Bu Bertha pun akhirnya tiba di rumah sakit setelah ia diberitahu oleh pak Darmawan mengenai apa yang terjadi di kediamannya dan bagaimana Nafisah mendapat luka tembakan itu.
Sesampainya disana Bu Bertha tidak henti hentinya menangis histeris di luar pintu ruang UGD,ia benar benar dibuat sangat khawatir dengan kondisi putrinya saat ini.Melihat kondisi Bu Bertha membuat ibu Ibrahim dan juga ibu Dennis segera menghampiri Bu Bertha untuk membantu menenangkan perasaannya.
"Kenapa ini harus terjadi padamu sayang? Kenapa kau harus menjadi korbannya diantara perdebatan dua saudara itu? Jangan tinggalkan ibu,Nafisah.Ibu mohon tolong kembalilah kepada ibu." tangis Bu Bertha dengan histeris.
"Sabar ya jeng,kami yakin kalau Nafisah adalah anak yang sangat kuat.Dia pasti bisa melalui masa sulit ini." ucap Ibrahim yang mencoba untuk menenangkan perasaan besannya itu.
"Tolong maafkan aku ya jeng, keadaan Nafisah sekarang terjadi karena anakku Dennis." ucap ibu Dennis yang akhirnya membuat Bu Bertha meluapkan segala kekesalannya kepada ibu Dennis.
"Seharusnya yang berbaring didalam sana bukan putriku melainkan putramu Dennis!Kau benar benar seorang ibu yang tidak berguna!Bagaimana bisa kau membiarkan putramu melakukan kejahatan sebesar itu kepada putriku dan menantuku.Aku tidak akan pernah memaafkan mu, sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan kalian berdua.Pergi!!!Aku tidak mau melihat ibu pembunuh putriku disini." ucap Bu Bertha sembari mengusir ibu Dennis dari hadapannya.
"Tolong maafkan kesalahanku dan juga anakku jeng,aku benar benar tidak tahu kalau anakku akan berbuat seperti ini." tangis ibu Dennis yang merasa sangat bersalah kepada Bu Bertha atas kondisi yang dialami oleh Nafisah saat ini.
tp tidak mungkinlah ya...... karena nafisah seperti itu kan menyelamatkan keluarga darmawan.
atau bisa juga, Nafisah hamil dlm keadaan koma. gitu
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa