Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Ibu" Mila pun mengelap air matanya mengingat kembali nasihat yang selalu di ucapkan ibunya pada mila saat Mila sedang bersedih dan putus asa.
"Ibu benar, menangis tidak akan merubah apapun selain doa dan usaha" Mila pun mengelap air matanya dan kembali tersenyum dan melupakan ucapan pedas ibu mertua nya.
"Bunda harap kau akan segera hadir di antara kami melengkapi pernikahan yang terasa hampa ini." Ucap Mila sambil mengelus perutnya yang rata.
Mila berharap agar sosok malaikat kecil itu segera tumbuh di dalam dirinya, agar cacian dan hinaan yang selalu di lontarkan kepada Mila tidak terbukti.
"Aku bukan wanita mandul dan aku bukan pembawa sial." Gumam mila lirih.
*
*
Sepuluh hari pun berlalu namun Hendra belum kembali dari perjalanan bisnisnya, janji yang ia buat hanya tiga hari namun sampai saat ini Mila tidak pernah mendapatkan kabar apapun tentang suaminya.
Hendra bagai di telan bumi membuat Mila cemas dan khawatir menunggu kepulangan nya di rumah, praduga demi praduga pun selalu datang menghampiri pikiran Mila.
Namun Mila menepisnya karena ia sangat percaya pada kesetiaan sang suami pada nya.
"Mas aku kangen" ucap Mila menatap foto mereka berdua di layar ponselnya.
"Mas kapan pulang, Kenapa nggak ngabari aku apa sesibuk itu pekerjaan mu?'' Ucap Mila sedikit memanyunkan bibirnya.
"Bosen seharian di rumah lebih baik aku pergi ke luar saja lah'' Mila pun langsung mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya.
ia berjalan menuju taman bermain yang selalu ia datangi kala ia bersedih dan kesepian, Mila melihat anak-anak yang sedang asyik bermain bersama dengan para orang tuanya masing-masing yang terkadang membuat hati Mila iri saat melihatnya.
Mila akan menghabiskan waktu berjam-jam melihat mereka, canda dan tawa anak-anak itu akan menjadi obat tersendiri bagi Mila yang selalu merindukan sosok kecil dalam keluarga nya.
Saat sedang asyik memperhatikan anak-anak yang sedang bermain tiba-tiba pandangan nya terhenti melihat sosok pria yang ia kenal berada di dalam mobil, "Kayak mas Hendra tapi sama siapa?" Mila pun sedikit berlari akan menghampiri mobil yang berhenti lampu merah itu.
Namun sangat di sayangkan mobil yang ia lihat itu sudah pergi melaju dengan kencang karena lampu nya sudah kembali hijau, dengan cepat Mila pun mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi suaminya.
[Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif]
Mila pun langsung mematikan sambungan nya, "Apa aku salah lihat ya?" Tanya Mila pada dirinya sendiri.
"Tapi itu tidak mungkin jelas itu mirip mas Hendra" Mila bingung dengan pemikirannya sendiri, ia tidak ingin mencurigai suaminya namun hatinya berkata lain.
"Apa aku harus pergi ke kantor nya saja ya?" Ucap Mila lirih.
Dengan cepat Mila pun bergegas akan meninggalkan taman itu menuju kantor tempat suaminya bekerja, karena ia hanya ingin memastikan apa yang ia lihat itu salah.
Namun tiba-tiba kakinya di peluk oleh seorang anak laki-laki yang sedang menangis, Mila pun melepaskan pelukan anak laki-laki itu dari kakinya dan mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu.
"Sayang kenapa kamu menangis?" Tanya Mila sambil mengusap air mata anak itu.
Namun anak itu diam saja tak menyahuti pertanyaan Mila, "Mommy" Ucap anak kecil berambut keriting itu.
Mila terkejut saat anak itu memanggilnya dengan sebutan mommy, ada rasa lain di hati Mila saat anak Itu memanggilnya mommy.
"Sapa namamu tampan? dan dimana mommy mu?" Tanya Mila dengan penuh kelembutan.
"Tuan kecil, tuan kecil" Seorang pria paruh baya berlari menghampiri Mila dengan nafas tersengal.
"Tuan kecil ayo pulanglah kalau tidak tuan muda pasti akan marah padaku" Mohon pria paruh baya itu.
Namun anak berambut keriting itu malah bersembunyi di balik tubuh Mila, "Maaf nyonya jika tuan kecil merepotkan mu, saya pak Lim pengasuh tuan kecil" Ucap Pria paruh baya itu pada Mila.
"Tidak apa-apa pak biar saya coba membujuknya, siapa namanya"
"Tuan kecil Kenzo"
"Kenzo nama yang bagus" Ucap Mila tersenyum pada bocah kecil menggemaskan itu.
"Sayang apa kau mau main tebak-tebakan dengan ku" Pertanyaan Mila pun langsung di angguki oleh Kenzo.
"Aku adalah binatang, leherku panjang kaki ku empat tubuhku berbintik-bintik siapakah aku?" Mila memperagakan permainan itu dengan sedikit irama membuat Kenzo tertawa senang.
Pak Lim yang melihat kejadian itu pun sedikit tak percaya melihat tuan kecilnya yang pendiam dan tertutup kini tertawa ceria dengan orang yang baru ia kenal.
"Ayo jawab, kalau kau bisa menjawabnya aku akan memberikan hadiah untuk mu'' ucap mila.
"Itu Pasti Jerapah" Ucap Kenzo dengan cepat.
"Betul tunggu sebentar aku akan mengambil hadiah untuk mu" Mila pun membuka tasnya dan memberikan coklat kepada Kenzo.
Kenzo pun menerima nya dengan senang hati, "Kenzo sayang maaf aku harus pergi sekarang karena ada hal yang harus aku lakukan saat ini, semoga lain hari kita bisa bertemu lagi ya" Mila pun mengelus-elus rambut keriting Kenzo dengan lembut.
Namun saat Mila akan pergi Kenzo memegang erat tangan Mila seakan tak ingin berpisah dengannya "Mommy"
"Maaf aku harus pergi sekarang" Dengan sangat terpaksa Kenzo pun melepaskan pegangan tangannya.
"Pak Lim saya pamit ya"
"Iya terimakasih nyonya sudah berbaik hati kepada tuan kecil kami" uecap pak Lim.
"Kenzo pulang lah, aku janji lain hari kita akan bertemu lagi." Ucap Mila lalu pergi meninggalkan Kenzo dan pak Lim yang masih berdiri di sana.
Mila berbalik badan lalu tersenyum melambaikan tangannya kepada Kenzo.
"Tuan kecil mari kita pulang" Ajak pak Lim, namun Kenzo hanya diam saja dan menatap coklat yang di berikan Mila pada nya.
"Besok kita akan kembali lagi kemari nyonya itu pasti akan datang bukan kah dia sudah berjanji pada mu" Bujuk pak Lim meyakinkan Kenzo.
Dengan penuh semangat Kenzo pun ikut pulang bersama dengan pak lim. "Aku harus mengatakan hal ini pada nyonya besar." Gumam pak Lim dalam hatinya.
Dengan tekad yang kuat Mila pun memberanikan diri datang ke kantor tempat suaminya bekerja untuk memastikan bahwa apa yang dilihatnya tadi hanyalah sebuah kebetulan saja.
"permisi mbak. Saya mau tanya apa pak Hendra wirawan sudah pulang dari perjalanan bisnisnya?'' Tanya Mila dengan ramah.
"Maaf mbak siapa nya pak Hendra Wirawan ya, karena kami tidak bisa sembarangan memberikan informasi kepada orang asing."
"Mbak tenang saja saya istrinya, kalau mbak nggak percaya saya punya kok buktinya" Mila pun langsung membuka tasnya mengambil buku nikah nya yang sudah di cetak. Agar bisa di bawa kemanapun dan memberikan nya kepada resepsionis itu.
Sang resepsionis pun mulai memeriksa keaslian nya setelah itu barulah mereka memberikan informasi kepada Mila, "Tunggu sebentar ya mbak kita lihat dulu"
"Baik mbak"
"Maaf mbak atas bapak Hendra Wirawan tidak ada jadwal perjalanan bisnis, tapi beliau mengajukan cuti selama dua pekan"
"Maksud mbak gimana ya?" Mila begitu terkejut dengan apa yang sudah di katakan oleh resepsionis itu, namun ia harus memastikan kembali bahwa apa yang di ucapkan resepsionis itu tidak benar.
bersambung ..
Kau hanya perlu menunggu waktu saat Tuhan menunjukkan sisi lain dr wanita pujaan suamimu .Maka saat itulah ia akan sadar dan smoga kau bs betsikap bijak.
maaf mengkritik sedikit,ada beberapa kejadian yang terlalu dipaksakan atau agak terburu2 kesannya, jadi feelnya kurang mengena.
terus semangat berkarya thor...🥰🥰