seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teh rasa Asin
Sisil merasakan lemas pada seluruh tubuhnya saat menaiki tangga, matanya tertuju pada punggung tegap suaminya
"itu kamar saya" juno menunjuk sebuah kamar di depannya
"dan itu kamar kamu!" ucapnya sambil menunjuk ke arah kamar satu nya.
Ketika Juno hendak memasuki kamarnya, panggilan Sisil menghentikan langkahnya,
"mas?"
"ada apa?"
"arah kiblat kemana ya?"
"oh.. Disana" jawab Juna sambil menunjuk ke arah barat
tanpa kata Sisil membawa tas ranselnya menuju kamar, ia duduk di tepi tempat tidur dengan pikiran yang melayang , Entah mengapa ia merasa seperti gadis terbuang. dibuang Kakaknya sendiri dan sekarang berarti dibuang Juno kamar itu
perlahan rasa sakit terus menusuk ke hati dan memaksa sepasang matanya melelehkan cairan , satu-satunya yang dapat dilakukan sisil hanyalah mengadu dalam setiap sujudnya. Berharap apa yang dimintanya sekarang hanyalah sebuah mimpi buruk Maafkan sirna begitu Ia terbangun.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, masih dalam balutan mukena hasil bangkit dan membuka pintu , Juno berdiri tepat di hadapannya dengan pakaian santai dan rambut masih basah
Juno sempat terpaku memandangi istrinya itu , Isil tampak manis dengan polutan mukena putih tanpa kacamata, bulu mata lentik alami , wajahnya Teduh dan Ayu
"Ada apa mas ?" tanya Sisil , membuat jurnal tersadar
"makan dulu, saya sudah pesan makanan" ucapnya datar
Sisi menutup pintu kamar, sementara Juna menuju lantai bawah. Malam ini pasangan suami istri itu makan bersama sejak kemarin menikah
"kamu cuma berdua dengan kakak kamu ?" tanya Jono di sela-sela makan malam
"Iyah mas, ibu dan ayah saya meninggal sejak saya berumur 7 tahun "
"oh ya? Meninggal kenapa?"
pertanyaan Jono tak langsung dijawab oleh Sisil, Juno dapat melihat perubahan wajah istrinya yang tiba-tiba sedih
" kecelakaan mobil" lirihnya
"oh, sorry, saya nggak bermaksud menggali luka lama kamu"
"nggak, apa-apa mas" Sisil meletakkan sendok ke piring , lalu menebuk segelas air
selepas makan malam, Juno masih duduk di meja makan menikmati secangkir kopi hitam, sesekali ia memandangi Sisil yang berdiri menghadap wastafel sambil membersihkan peralatan makan. Dilihat dari sisi manapun tak ada yang menarik dari gadis belia itu, selain suaranya yang lembut
iya tak dapat dipungkiri, Juno sangat menyukai suara Sisil yang lembut
"Aku punya dosa apa di masa lalu sampai harus menikahi gadis di bawah umur seperti dia?" ucap Juna dalam hati
Tiba-tiba suara bel berbunyi, hasil membersihkan tangannya ke serbet kain lalu melangkah ke arah pintu
" biar saya saja yang buka" ucap Juno cepat
Sisil menghentikan langkahnya, membuat jurnal berjalan ke arah pintu, begitu terbuka, seorang wanita berdiri di depan pintu dengan senyum lebar. Tanpa Kata Ia langsung menabrakkan tubuhnya ke dalam pelukan lelaki itu
" sayang, Aku kangen banget sama kamu, tahu !" suara manja wanita itu Bergema
untuk beberapa saat, dunia Sisil seperti berhenti berputar, ia Bahkan tak dapat mengalihkan pandangannya dari Kemesraan suaminya dengan wanita asing
wanita yang tengah berpelukan mesra dengan suaminya itu memiliki fisik sempurna, tumbuh tinggi semampai, berkulit putih, wajah cantik dan rambut berwarna keemasan, aroma parfumnya bahkan tercium oleh Sisil Meskipun mereka berdiri dalam posisi berjarak
"Dia siapa, Juno?" tanya Alya, setelah pelukannya terlepas melihat seorang gadis remaja berada di rumah kekasihnya
"Alya, kenalin ini Sisil, Doa keponakan ku dari kampung, Sisil, ini alya"
DEG!
Jantung sisilseperti diremas kuat mendengar ucapan suaminya. Sisil dapat menebak isyarat yang diberikan Juno kepadanya melalui gerakan mata
"Apa kabar?" sapa Sisil malu-malu,
"saya Sisil, keponakan nya om Juno"
Sisil dapat melihat betapa Juno bernafas lega mendengar pengakuan nya.
"Hai,, Sisil aku Alya" dia menyambut uluran tangan sisil "Calon istri nya Juno" lanjut wanita itu
Sisil menarik nafas dalam-dalam , ucapan Alya menciptakan sesak tak terkira , namun , tak banyak bicara terlebih saat Juno menghadiahi dengan tatapan mengintimidasi
" Sayang , aku nggak tahu kalau kamu mau pulang bawa keponakan kamu ". Alya melayangkan tatapan penuh tanya kepada sang kekasih
"iyah, keputusannya juga buru-buru, orang tuanya Sisil udah meninggal dan dia tinggal sendirian, Makanya sekalian mau sekolah di sini biar ada yang jaga "
"Oh..." Alya mengangguk paham
" Sisil tolong buatkan minuman untuk Alya" pinta Juno
Sisil mengangguk Tanpa Kata, ia beranjak menuju dapur membuat teh hangat untuk kekasih suaminya , hatinya semakin perih saat melihat sepasang kekasih itu duduk bersama di ruangan televisi dengan alya yang bersandar di bahu Juno.
Namun, Sisil tidak dapat berbuat apa-apa , Ia cukup tahu diri dengan posisi di rumah itu . Ke Depannya Mungkin ia akan melihat yang lebih parah dari ini . Karena itulah ia harus mempersiapkan mentalnya
"Ini teh nya tente" ia meletakkan secangkir teh hangat di atas meja
"Terimakasih, Sisil. Ngomong-ngomong kamu jangan panggil aku dengan sebutan Tante, dong! kesan nya aku kayak tua banget "
"Oh, maaf"
"tidak apa-apa, Kamu bisa panggil aku kakak saja"
Sisil hanya merespon dengan anggukan kepala
"kalau begitu permisi, om, kak Alya, saya permisi mau kekamar duluan, selamat malam"
"Selamat malam sisil" balas Alya, lalu menyeruput teh yang diberikan oleh Sisil
kelopak mata Arya me- lebar saat cairan hangat dengan rasa menyerupai air laut itu menyapu lidahnya, tenggorokan menolak untuk menelan , teh hangat itu menyembur keluar
" Kenapa Al?" tanya Juno. Menepuk punggung sang kekasih dengan lembut
" Teh nya asin banget, Juno " jawab Alya terbatuk-batuk. Kemudian menatap Sisi dengan kesal
" Kamu sengaja ngerjain aku ya, sill?" tuduh Alya tak terima
Sisil menggeleng cepat ,ia sendiri mengira tadi tidak salah memasukkan gula ke dalam teh. Kemesraan Juno dan Alya membuat membuyar konsentrasinya
"nggak, Tante..ekh kak, tadi benar saya memasukkan gula ke dalam teh itu"
"kalau kamu memang bener memasukkan gula, Kenapa tehnya bisa asin ?" pekik Alya
Juno menatap sisir dengan kedua alis tebalnya saling bertautan, dalam hatinya ada tanya, Apakah benar Sisil mengerjain Alya dengan memasukkan ke dalam tehnya ?
ingin membuktikan, lelaki itu merasakan teh hangat buat Sisil dan menempelkan bibirnya ke dalam mulut cangkir lalu menyeruput sedikit, sontak saja wajah Juno tampak geram dengan kelakuan istri kecilnya itu
"Gimana, asin banget kan?" tanya Alya kesal
Juno mengangguk sambil meletakkan gelas di atas meja, membuat sebujur tubuh sisil merasa meremang, ternyata, ia benar-benar salah memasukkan garam
" Saya benar-benar meminta maaf, saya tidak sengaja, kak. Saya pikir itu gula. Saya akan buatkan lagi teh yang baru "
"nggak usah! Kamu bisa aja nanti memasukkan bubuk cabai!" jodoh alias semakin kesal
" kayaknya keponakan kamu itu sengaja deh ! Nggak Mungkin dia nggak tahu bedain bentuk garam dan gula"
Juno kembali menatap Sisil , sebuah tatapan dingin yang berhasil luas seluruh tubuh Sisi meremang
"Sisil, habisan teh ini sekarang!" perintah Juno
"Tapi-om..."
"Habiskan!" bentak Juno, membuat sisil teesentak
perlahan Sisil mengulurkan tangan dan meraih cangkir teh lalu perlahan menyeruput. Rasa asin terasa menyiksa kerongkongan . Tetapi, lebih sakit lagi hatinya, suaminya sendiri menghukumnya di hadapan wanita Lain.
"lain kali jangan ulangi lagi!" ucap Juno
"sekarang balik ke kamarmu!"
Bersambung....