Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Andre yang penasaran mengintip melalui celah gorden jendela kaca. Tapi Andre tidak melihat apapun diluar.
"Ada apa ndre?' tanya Darmi penasaran. Andre membalikkan tubuhnya dan menggedikkan bahunya. "Nggak ada apa-apa kok buk, sebentar lagi azan isya. Sebaiknya kita bersiap-siap untuk sholat saja." kata Andre dan berjalan menuju belakang untuk mengambil wudhu.
Andre sholat sendiri di dalam kamar Lintang, setelah itu ia kembali berzikir hingga pukul 10 malam.
Saat waktu menunjukan pukul 2 malam, Andre mengendap-endap untuk keluar rumah. Ia ingin kembali ke tempat dimana ia menemukan sekumpulan penyembah iblis sedang ritual. Tapi Andre sendiri tidak yakin apakah disana sedang ada ritual atau tidak. yang jelas malam ini ia harus menuntaskan rasa penasarannya. entah dirinya selamat atau tidak dari amukan para penyembah iblis malam ini, ia hanya mengikuti intuisinya saja. Andre berdoa pada Allah sebelum keluar dari rumah.
"Bismillahirrahmanirrahim, Lindungi aku ya Allah." gumam Andre lalu mengusapkan tangannya ke wajah. Ketika akan membuka pintu belakang.
"Mau kemana kamu Ndre?" tanya Surya yang tiba-tiba menepuk bahunya hingga membuat Andre berjingkat karena terkejut.
"Astaghfirullah pak Surya." Andre berbalik badan dan mengusap dadanya karena terkejut.
"Kamu mau kemana malam-malam begini?" tanya Surya yang sepertinya baru bangun tidur.
"Aku mau menuju ke tempat kemarin melihat orang-orang itu melakukan ritual pak, aku harus menuntaskan rasa penasaran ku. Aku benar-benar tidak bisa tidur memikirkan hal ini, aku ingin tau siapa orang-orang yang tega membunuh wanita hamil dan mengambil paksa bayi dalam perutnya." kata Andre dengan mata berkilat amarah. Surya menghela nafas berat.
"Diluar sana sangat berbahaya, bagaimana kalau kamu ketahuan lagi dan mereka membunuhmu, bagaimana jika belum sampai kesana para demit yang berkeliaran sudah menghadang mu terlebih dahulu?' kata Surya Mengingatkan.
"Aku tidak perduli pak, jikapun aku harus mati malam ini di tangan para penyembah iblis itu, aku sudah ikhlas, aku tidak akan diam saja membiarkan mereka merajalela membunuh ibu hamil dan bayi bayi yang belum lahir. Manusia-manusia keparat itu harus di musnahkan pak." kata Andre menggebu hingga dadanya naik turun.
"Kalau begitu kita sholat tahajud dulu, nanti bapak akan ikut bersama mu. kita mohon perlindungan pad yang maha kuasa. Karena ilmu hitam hanya bisa di lawan oleh kekuatan Allah. Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan Allah." kata Surya menepuk bahu Andre lalu berjalan kearah kamar mandi untuk berwudhu.
Andre mengikuti Surya, karena ia juga belum sempat sholat tahajud.
Setelah sholat tahajud, Surya memberi tahukan misinya dan Andre pada Darmi, Darmi yang baru bangun tidur tentu terkejut. Ia bahkan melarang Andre dan suaminya untuk keluar. Cuaca yang gerimis seperti ini jalanan sangat licin, mereka sangat sulit untuk melarikan diri jika mereka ketahuan oleh para pemuja iblis itu.
"Pak, ibu takut kalian kenapa-kenapa. Sudah lah, lebih baik kita laporkan kasus ini ke pihak kepolisian agar mereka yang menanganinya. sangat berbahaya bagi kalian yang bukan siapa-siapa.
"Polisi akan datang ke desa ini besok pagi pak buk, karena dari hasil otopsi jenazah Shita terbukti jika Shita tewas karena pembunuhan. Di sela-sela kuku Shita terdapat kulit seseorang yang diyakini milik pembunuh Shita. Sepertinya Shita sempat meronta ketika mereka mencoba membunuhnya. Terdapat luka memar di leher Shita, di luka itu juga terdapat goresan kuku milik pembunuh itu. Saat ini sampel kulit seseorang itu di simpan sebagai barang bukti dan akan di lakukan pencocokan DNA dari seluruh warga disini. Tapi hal ini masih aku rahasiakan karena tidak ingin beberapa mengetahuinya dan mereka kabur meninggalkan desa ini, jika memang pelaku itu adalah warga asli kampung ini, pasti tidak sulit untuk menemukannya." jelas Andre panjang lebar dengan suara berbisik, ia tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya.
"Astaghfirullah, semoga para pemuja iblis itu secepatnya di berikan balasan yang setimpal pada Allah. Entah sejak kapan kampung ini menjadi sarang pemuja iblis, sebelumnya semuanya baik-baik saja." kata Darmi mengelus dadanya.
"Ya sudah, ibu tunggu saja dirumah. Nanti jika ada yang mengetuk pintu jangan pernah membukanya. Bapak akan pulang besok pagi. jika ada yang berusaha masuk ke dalam rumah ini, ibu bersembunyi saja di ruang bawah tanah." kata Surya Mengingatkan.
Darmi menganggukkan kepalanya dan menyiapkan jaket dan masker juga topi untuk suaminya.
"Andre, sebelum keluar sebaiknya kita berdoa memohon perlindungan pada Allah. bapak yakin jika mereka saat ini sedang berada di tempat itu untuk melakukan ritual mereka.
"baik pak." Andre ikut duduk bersila di sebelah Surya. Surya memejamkan matanya dan membaca wirid dan di aminkan oleh Andre.
"Buk, sebaiknya ibu bersembunyi di ruang bawah tanah sekarang. Mereka sepertinya memang mengincar rumah kita. Hujan ini bukan hujan biasa. Hujan ini sengaja di buat untuk menghapus pagar ghoib yang bapak buat. Ibu Bersiap sekarang, setelah ibu bersembunyi bapak dan Andre akan pergi dari rumah ini." kata Surya setelah membuka matanya. Darmi semakin khawatir mendengar penjelasan suaminya itu. Ia merengek agar Andre dan suaminya ikut bersembunyi bersamanya.
"Tidak ada waktu buk, cepat lakukan sekarang. Bawa beberapa keperluan yang ibu butuhkan, setelah itu jangan pernah keluar kalau bukan bapak yang masuk." titah Surya dengan suara pelan namun menekan.
Darmi bergegas mengambil semua kebutuhan yang ia perlukan selama bersembunyi. setelah itu ia menuju ke dalam kamar sholat dan membuka lemari berisi buku-buku kitab dan Al-Qur'an milik Surya. Ia membuka bagian bawah lemari yang ternyata pintu rahasia menuju ruang bawah tanah.
"Pak, Andre, kalian janji harus baik-baik saja ya. Kalian harus kembali dengan sehat walafiat." kata Darmi sebelum turun kebawah." Andre dan Surya mengangguk tersenyum.
"Baik buk, ibu doakan kami ya." kata Andre. Lalu Darmi turun ke bawah, Surya menutup kembali papan kayu bagian bawah lemari dan kembali menumpuknya dengan buku-buku juga kitab-kitab miliknya.
"Andre, kamu pakai gelang ini." Surya memberikan gelang giok berwarna biru laut pada Andre. Mereka memakai gelang yang sama. "Untuk apa ini pak?" tanya Andre penasaran.
"Mereka yang memiliki ilmu hitam tidak akan bisa mengendus keberadaan kita. tapi meskipun begitu kita tidak boleh ceroboh, karena masih bisa melihat kita." kata Surya, ia memakai atribut berwarna hitam untuk mengelabui mereka.
"Lalu Bu Darmi bagaimana pak? Apakah ibu aman bersembunyi di rumah ini?' tanya Andre sedikit khawatir.
"Tenang saja, bapak sudah membacakan doa perlindungan di pintu ini agar mereka tidak mengendus keberadaan ibu yang bersembunyi di bawah. Lagipula di dalam lemari ini banyak Al-Qur'an, dan kitab. Mereka tidak akan mau mendekati lemari ini." kata Surya menjelaskan, setelah mendengar penjelasan Surya, Andre merasa lega.
"Ya sudah pak kita pergi sekarang saja." mereka berjalan menuju bagian belakang. Sebelum membuka pintu belakang, mereka mengintip terlebih dahulu untuk melihat apakah ada yang mengincar rumah mereka atau tidak.
"Sepertinya aman, kita pergi sekarang pak." kata Andre. Ketika akan keluar, tiba-tiba lampu di rumah mereka semuanya padam.
"Sepertinya ada yang menyabotase aliran listrik di rumah ini pak." bisik Andre.
"Kau benar, sebaiknya kita keluar sekarang." Andre mengangguk dan membuka kunci pintu belakang mereka keluar perlahan dan kembali mengunci pintu belakang agar mereka tidak berpikir jika penghuni rumah ini kabur.
Sementara di ruang bawah tanah, Darmi menghidupkan pelita yang sempat ia bawa. Ia kemudian menuju ranjang tempat tidur dan meletakkan barang bawaan diatas ranjang. Karena sebelumnya ia sempat mengambil wudhu, Darmi memutuskan untuk sholat tahajud mendoakan Andre dan Surya.
Ruang bawah tanah itu berukuran 4 kali 4. Terdapat ruang untuk buang air, berwudhu bahkan mandi, hanya tinggal menghidupkan keran jika membutuhkan air. air yang di ambil langsung dari sumur nya.
Surya dan Andre berjalan menembus pekatnya malam dan dinginnya angin malam yang di sertai rintik hujan. Saat mereka berada di balik semak, mereka mendengar suara gaduh dari dalam rumah. Terdengar pintu di dobrak dan barang-barang di banting.
"Mereka datang pak." kata Andre berbisik. Surya mengangguk dan memegang tangan Andre.
"Kita naik keatas pohon manggis itu, mereka sepertinya akan mencari kita. Kita tidak akan selamat jika berlari karena mereka akan mencari jejak dari semak yang kita injak." kata Surya. Mereka lalu memanjat pohon manggis yang terlihat sangat lebat.
Mereka naik hingga ke puncak, agar tubuh mereka tidak terlihat dari bawah karena tertutup rimbunnya daun manggis.
"Pak, mereka keluar." kata Andre pelan dan menunjuk kebawah.
Surya mengangguk dan melihat kebawah.
"Sstttt." ia menutup mulutnya dengan telunjuknya agar Andre tidak bersuara.