Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Setelah mendengar penjelasan Ibrahim akhirnya kedua orang tua Nafisah memutuskan untuk menginap di kediaman Ibrahim dan Nafisah.Malam itu empat orang berkumpul di meja makan untuk melakukan makan malam.Mereka semua tampak bahagia dan saling melemparkan candaan satu sama lain.
Suasana seperti inilah yang sangat dirindukan oleh Ibrahim, awalnya setelah ayahnya memutuskan untuk menikah lagi dengan ibu dari Dennis,Ibrahim berpikir keluarga kecilnya akan bisa menemukan kebahagiaan.
Namun justru semua angan angan Ibrahim itu hancur saat ia Dennis menginginkan nyawanya agar bisa menguasai seluruh harta milik ayahnya.Memikirkan semua itu tanpa sadar membuat Ibrahim menitikkan air mata dan membuat Nafisah yang berada di sebelahnya langsung menggenggam erat tangan Ibrahim untuk menguatkan hatinya.
Ibrahim lagi lagi dibuat bersyukur oleh kehadiran Nafisah di tengah kehidupannya yang hancur berantakan.Bu Bertha yang melihat kedekatan di antara Nafisah dan juga Ibrahim tampak merenung dan berpikir mengenai hubungan yang terjalin diantara putri dan juga menantunya itu.
Sebelumnya Bu Bertha tahu kalau putrinya itu menikah karena terpaksa dan berniat kembali pulang ke rumah jika sesuatu yang buruk sampai terjadi kepada suaminya, sekarang-setelah mengetahui kebenaran suaminya yang berpura pura sakit selama ini,mungkinkah perasaan Nafisah kepada suaminya itu juga berubah?
Mungkinkah putrinya itu telah menerima Ibrahim sebagai suaminya sekaligus mencintai laki laki itu? Entahlah, pertanyaan demi pertanyaan terus berputar di benak Bu Bertha.Ia harus menanyakan keputusan Nafisah mengenai kehidupannya.Ia harus menanyakan kepada putrinya apakah ia telah sepenuhnya menerima pernikahan ini atau tidak.
Setelah makan malam selesai dilakukan,pak Raharjo langsung kembali ke kamar tamu untuk beristirahat, sementara Ibrahim bergegas menuju ke kamarnya untuk menunggu Nafisah selesai beres beres.
"Nafisah, bolehkah ibu berbicara sebentar denganmu?" tanya ibunya saat melihat Nafisah selesai mencuci piring dan menata piring piring itu ke rak piring.
"Tentu ibu, memangnya ibu mau berbicara apa sama Nafisah?" tanya Nafisah.
"Nafisah, sedari tadi ibu sudah melihat kedekatan diantara kau dan juga suamimu Ibrahim.Mungkinkah apa yang ibu pikirkan tentang kau dan Ibrahim itu benar?Apakah saat ini kau sudah jatuh cinta kepadanya nak?" tanya Bu Bertha.
"Iya Bu, Nafisah sudah jatuh cinta sama mas Ibrahim." ucap Nafisah dengan yakin.
"Lalu bagaimana dengan keputusanmu yang ingin kembali pulang ke rumah nak?Bukankah kau bilang kepada ibu jika kau terpaksa menikah dengan suamimu untuk memenuhi permintaan ayahmu?" tanya Bu Bertha.
"Sekarang semua itu sudah tidak diperlukan lagi Bu,Sekarang Nafisah hanya ingin mendampingi mas Ibrahim di sisa kehidupan Nafisah ini.Nafisah mau mendampingi mas Ibrahim dalam menghadapi semua permasalahannya dengan mas Dennis.Ibu tolong restui Nafisah ya?" pinta Nafisah dengan penuh harap.
"Tentu nak,ibu pasti akan merestui kamu.Ibu ikut senang karena akhirnya kamu bisa mencintai suamimu dan menerima pernikahan ini." ucap Bu Bertha
"Terima kasih ibu" ucap Nafisah.
Selesainya berbincang sebentar dengan ibunya,Nafisah pun segera bergegas menuju ke kamarnya.Di dalam kamarnya itu,Nafisah segera dihampiri oleh Ibrahim yang sedari tadi telah menunggu kedatangannya.
"Mas belum tidur ya?" tanya Nafisah
"Bagaimana bisa aku tidur jika tidak ada kau di sampingku Nafisah.Darimana saja kau? Kenapa lama sekali kembali ke kamar?" tanya Ibrahim.
"Maafkan aku mas, barusan ibu ingin membicarakan sesuatu denganku dan baru selesai sekarang." ucap Nafisah
"Jadi begitu rupanya, memangnya hal apa yang sedang kalian berdua bicarakan? Apakah itu penting?" tanya Ibrahim
"Cukup penting, sebelumnya aku menikah dengan mas Ibrahim karena terpaksa.Dan ibu menanyakan hal ini kepadaku." ucap Nafisah
"Lalu apa yang kau bilang kepada ibumu, Nafisah?" tanya Ibrahim yang tampak penasaran dengan jawaban Nafisah
"Nafisah bilang kalau sekarang Nafisah sudah mencintai mas Ibrahim dan ingin menemani mas Ibrahim di sisa kehidupan Nafisah." ucap Nafisah yang membuat Ibrahim merasa sangat senang.
"Terima kasih sayang, karena kau sudah memutuskan untuk mencintaiku dan mendampingi ku." ucap Ibrahim
"Sama sama mas.Ini sudah malam mas, sebaiknya kita berdua istirahat." ucap Nafisah
"Iya sayang kita berdua akan beristirahat,tapi nanti setelah aku mendapatkan apa yang kuinginkan dari istriku ini." ucap Ibrahim yang langsung menggendong Nafisah ke atas ranjang.
"Tunggu sebentar mas,mas mau melakukan apa?" tanya Nafisah sembari mengalungkan tangannya ke leher Ibrahim.
"Memangnya mau melakukan apa lagi?Ya tentu saja bercinta,Nafisah.Kita kan masih pengantin baru,jadi wajar kita melakukannya setiap malam." ucap Ibrahim
"Tapi mas kalo kedengaran ayah dan ibu bagaimana? Apa yang akan dipikirkan oleh mereka nanti?" tanya Nafisah
"Memangnya apa yang akan dipikirkan oleh ayah dan ibu?Aku yakin mereka berdua pasti sudah tidur sekarang.Lagipula jika mereka dengar, mereka berdua bisa memaklumi kita berdua." ucap Ibrahim.
"Tapi mas..." ucap Nafisah
"Tidak ada tapi tapian Nafisah, malam ini kau harus menjalani tugasmu sebagai istri dengan melayaniku dengan baik di ranjang ini." ucap Ibrahim yang langsung melucuti semua pakaiannya dan juga pakaian yang dikenakan oleh Nafisah dan membuangnya ke lantai.
Ibrahim menyentuh seluruh tubuh Nafisah dengan menggunakan tangan,mulut dan lidahnya.Ibrahim menggigit daun telinga,leher,pundak dan bukit kembar Nafisah dengan gigitan yang menggoda.Setiap sentuhan yang diberikan oleh Ibrahim kepadanya membuat Nafisah tidak akan pernah melupakannya,
Detak jantung Nafisah dibuat tersentak ketika tangan suaminya membelai mahkota kehormatannya sementara bibir pria itu tengah asyik mengulum puncak bukit kembarnya secara bergantian.
"Aahh_mas..." desah Nafisah dengan penuh kenikmatan saat dirinya tak kuasa menahan sensasi manis itu.
Semakin lama Nafisah merasakan mulut suaminya dengan nakal menghisap dan menggigit bukit kembarnya sampai memerah,membuat Nafisah tidak bisa untuk tidak mencengkeram rambut suaminya.
"Pelan pelan mas,sshhh_ahhh" ucap Nafisah sembari mendongakkan kepalanya ke atas.
Disaat nafas Nafisah yang tidak henti hentinya naik turun,Ibrahim segera mengarahkan kepemilikannya masuk ke dalam mahkota kehormatan Nafisah dengan dorongan panjang,pelan dan dalam.Bobot Ibrahim segera menekan tubuh Nafisah yang berada dibawahnya.
Tak lama kemudian terdengar suara derit ranjang Ibrahim dan Nafisah yang berderit dengan nyaring dan menandakan betapa gagah dan bersemangatnya Ibrahim saat berhubungan suami istri dengan Nafisah.Nafisah mengusap punggung suaminya dengan lembut lalu mengangkat pinggulnya untuk membiarkan kepemilikan Ibrahim masuk lebih dalam ke dalam mahkota kehormatannya.
Nafas Nafisah dan Ibrahim mulai terengah,tubuh mereka berdua sudah licin oleh keringat.Kenikmatan meledak di mulut Nafisah dan juga Ibrahim.Diteriakkannya nama Ibrahim di bibirnya,serta didengarkannya Ibrahim yang tengah menggeramkan nama Nafisah.
Menit demi menit terus berlalu hingga berganti jam,namun Ibrahim masih belum menyudahi bercintanya dengan Nafisah.Di dalam privasi kamarnya itu dua sejoli itu menghabiskan malam yang indah itu dengan bercinta dan bercinta sampai hasrat yang ada diantara mereka berdua terpuaskan.
tp tidak mungkinlah ya...... karena nafisah seperti itu kan menyelamatkan keluarga darmawan.
atau bisa juga, Nafisah hamil dlm keadaan koma. gitu
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa